Philadelphia, Pennsylvania, USA, 2011, musim gugur.
Seokjin meretih sesaat kala kesadarannya meraih. Dengan lembut lantas ia singkirkan tangan Namjoon yang terus mengurungnya sejak mereka sampai di hotel setelah perjalanan lebih dari sebelas jam mulai Incheon International Airport menuju Philadelpia International Airport.
Seokjin bangkit dari tempat tidurnya dan mengangkat dua tangan tinggi-tinggi dibarengi kuap pamungkas demi mengusir kantuk yang hampir enggan pergi lantaran lelah karena lamanya perjalanan. Tak berpikir untuk menyia-nyiakan waktu, ia lalu beranjak menuju ke kamar mandi.
Seokjin menggoyang bahu Namjoon perlahan untuk membangunkan pemuda itu sesaat setelah ia menyelesaikan urusannya di kamar mandi. Dirinya masih terbalut bathrobe saat Namjoon malah menarik pergelangan tangan dan memaksanya kembali ke tempat tidur. Dan Namjoon sukses dibuat berjengit tatkala merasakan kulit dingin kekasihnya dan sedikit tetesan dari arah rambut yang habis dikeramasi.
"Kau sudah mandi?" Tanya Namjoon menyipit membiarkan Seokjin kembali bangkit dari ranjang.
Gumam Seokjin terdengar sebagai jawaban. "Sekarang bangunlah. Kita tak punya banyak waktu di sini. Kau bilang mau mengunjungi Philadelpia Museum of Art?"
Mendengar itu Namjoon malah kembali beringsut di balik selimut, tak tega meninggalkan bantal dan guling yang terasa begitu nyaman menyentuh kulit, hingga rasanya ia perlu bertanya apa bahan dan merek yang dipakai supaya setidaknya ia punya satu di apartemen Seokjin.
"Namjoon." Panggil Seokjin lagi saat tak mendapati respon apapun dari kekasihnya itu saat ia mulai sibuk mengeringkan rambut. Dan setelah ditengok ternyata Namjoon tengah asik bermesraan dengan benda panjang nan lembut dalam pelukan seolah melampiaskan diri karena ia menolak kembali ke kasur tadi. "Bangun atau ku guyur kau dengan..."
Namjoon bergegas bangkit sebelum Seokjin menyelesaikan kalimatnya, lalu berjalan ke arah kamar mandi dengan bermalas-malas dan melirik sebal saat melewati pemuda itu. "Beraninya mengancam."
"Masa bodoh."
"Cium." Bujuk Namjoon sembari mendekatkan diri dan bibir yang maju meminta dikecup.
"Sikat gigi dulu sana." Titah Seokjin sembari terkikik geli usai mendorong dada Namjoon supaya pemuda jangkung itu segera membersihkan diri.
Seokjin tergelak saat punggung Namjoon menghilang ke dalam kamar mandi dengan wajah tak ikhlas, pun menggeleng sembari menyelesaikan kerja hairdryer pada helaian surai lembutnya.
.
.
Seokjin mulai melepas bathrobe untuk berganti dengan pakaian yang akan dikenakan saat menyadari bahwa ia lupa membawa lotion yang sebelumnya biasa ia gunakan untuk menyembuhkan bekas gigitan Namjoon dulu. Sudah lewat dari sebulan dan bekas itu tak kunjung pergi meski diolesi salep atau krim penghalus kulit lainnya, seakan kekasihnya itu sengaja melakukannya untuk menandai dirinya. Padahal Seokjin sendiri tak pernah ada niat pergi seinci pun dari Namjoon.
.
.
.
.
Musim gugur belum lama menyapa Philadelphia, hawa yang tersisa dari musim panas masih menemani sebagian besar wilayah hingga Namjoon dan Seokjin tak perlu repot mengenakan baju yang sedikit lebih tebal untuk memulai pelesiran mereka.
Di negara bagian Pennsylvania, Philadelphia adalah kota terpadat ke-lima di Amerika Serikat dengan jumlah penduduk lebih dari 1.500.000 jiwa. Dan bagi Namjoon serta Seokjin yang memilih untuk menginap di hotel yang berada di kawasan pusat kota, tak sulit bagi mereka untuk menemukan penduduk lokal yang bisa ditanyai tempat wisata mana yang patut mereka kunjungi di Philadelphia, sekalipun Namjoon sudah menetapkan satu tempat dimana ia merasa wajib untuk datangi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOONCHILD [ Namjin ]
FanfictionEven in the crowd, you will never misunderstand your mate's scent. You will never be able to reject it when that happens to you. It will make you want to run and grab him as fast as you can in your arms. Realize, he is your soul mate. Alternate Univ...