Seokjin awalnya sempat ingin mengajukan protes pada Jihoon saat pemuda jangkung itu menyeretnya ke salah satu sudut ruangan, dan pembicaraan penting yang Seokjin kira darurat itu nyatanya hanya sebuah permintaan untuk mengantarkan Ray pulang ke rumahnya.
"Kenapa harus aku? Kenapa bukan kau?" Tutur Seokjin terus seperti itu sebelum akhirnya ia menyadari bahwa dengan mengantar Ray, hal itu akan menjadi alasan tepat untuk segera terlepas dari Yoongi dan Jimin yang tak henti menanyainya perihal Ray, dan membuat bermacam-macam premis mengenai asal usul pria itu. Ia tak mau kalau sampai kelepasan memberitahukan mengenai identitas Ray sesungguhnya hingga berakibat pada dirinya yang mungkin akan dianggap tak waras dan dipaksa berremigrasi kembali ke Korea.
Tidak. Seokjin telah hampir meraih kembali keaslian dirinya begitu menginjakkan kakinya di Smethport. Dan perasaan terikat yang entah apa membuatnya enggan meninggalkan tempat itu kecuali hal itu turut bersamanya. Karena Seokjin telah begitu nyaman bertandem dengan ini.
.
.
.
.
Ray tak pernah tahu sebelumnya bahwa selain dapat terlihat menawan dan 'sedikit' feminim, Seokjin juga mampu tampak maskulin saat tengah mengendarai sebuah mobil. Tangan Seokjin begitu cekatan kala tengah mengendalikan tuas transmisi saat akan menambah atau mengurangi laju kendaraan, dan kedua netra Ray-pun tak luput memperhatikan saat kedua kaki Seokjin terlihat ahli mengatur pedal kopling, rem, dan pedal gas, lalu mengendarai dengan satu tangan, sedang tangan satunya menumpu kepala dengan siku yang menempel pada sisi jendela. Sungguh sisi lain yang Ray syukuri dapat ia lihat dari mate-nya itu.
"Akan kemana setelah ini?" Tanya Seokjin saat perhatiannya akan jalanan hampir sirna karena arahan yang Ray berikan hanya sampai pada perempatan yang sebentar lagi dilalui.
Ray mengerjap sesaat. Buru-buru ia palingkan wajah karena tak ingin dianggap tak sopan lantaran telah memperhatikan pemuda di sebelahnya itu sedari tadi. Lagipula, siapa yang tahan jika sedang terkurung berdua di dalam mobil seperti ini bersama mate dengan aroma wangi yang terus menerobos masuk dengan teganya ke dalam penghidu serta wajah rupawan? Ray tentu tak ingin sepenuhnya disalahkan dan masa bodoh jika akan ada yang menganggapnya hiperbolis. Toh, baginya Seokjin memanglah semenawan itu. "Belok kiri. Sekitar seratus meter kau akan melihat rumah besar, dan aku tinggal di sana."
Masih dengan mata yang fokus pada jalanan, Seokjin terus mendengarkan arahan yang Ray beri dengan baik. Dan ketika ia telah berbelok dari jalan sebelumnya, Seokjin mulai merasakan hal lain mengenai jalanan yang kini ia lalui. Entah mengapa suasana di sana terasa lebih terang dari Smethport yang biasa ia tahu. Lalu hawa hangat yang entah terasa dari mana. Dan Ray dapat merasakan kegamangan pemuda berhidung tinggi itu dalam dirinya.
"Kau baik-baik saja, Seokjin?" Tanya Ray dengan raut khawatir saat ia melihat sedikit kerutan di dahi Seokjin.
Seokjin menatap Ray sekilas, menggeleng, lalu mulai memperlambat laju kendaraannya. "Tidak, hanya saja tempat ini terasa berbeda."
Oh, benar. Ray lupa jika Seokjin adalah manusia. "Mungkin karena kau berada di wilayah para werewolf."
Dan Seokjin sukses dibuat mengerem secara mendadak hingga keduanya hampir terantuk, lalu menatap Ray dengan mata yang membulat sempurna dan mulut yang terbuka sedikit. Seokjin benar-benar melupakan beberapa hal yang mungkin perlu ia ketahui mengenai pria di sebelahnya itu. Tapi keadaan Seokjin yang terlihat syok itu justru membuat Ray menelan ludah, karena di matanya pemuda itu justru terlihat menggemaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOONCHILD [ Namjin ]
FanficEven in the crowd, you will never misunderstand your mate's scent. You will never be able to reject it when that happens to you. It will make you want to run and grab him as fast as you can in your arms. Realize, he is your soul mate. Alternate Univ...