"Kau mau ke mana, Seokjin?" Ray masih terkekeh kala yang bersangkutan terus berjalan menjauh dari dirinya dengan wajah masam, "apa kau lebih memilih meninggalkan serigala tampan ini untuk dimakan serigala hutan?"
Langkah Seokjin terhenti sekita. Sepasang matanya sontak menerawang kegelapan yang telah membentang luas di depannya. Kondisi sekitar yang begitu monoton itu nyatanya telah mampu menerbitkan gedik ngeri dalam diri Seokjin. Tak banyak pencahayaan di tempat itu ternyata, dan hal itu terus membuat ia membatu di posisinya.
"Kita berada di Rute 6 Smethport, dan tempat ini masih berada di kawasan Hutan Liar Allegheny. Apa kau berencana berjalan kaki untuk sampai ke rumahmu?" Cibir Ray sembari berjalan mendekat pada pemuda di depan sana yang kakinya seolah terpaku oleh bumi hingga tak bergerak sedikitpun, lalu berdecih sambil bergumam lirih pada dirinya sendiri, "he's so cute."
.
.Suara rerumputan yang berderik akibat terinjak di belakangnya membuat tubuh Seokjin spontan berbalik demi memastikan bahwa apapun yang mendekatinya bukanlah sesuatu yang akan membahayakan nyawanya. Namun, begitu ia melihat bahwa orang itu adalah pria yang sedari tadi bersamanya, hal itu membuat Seokjin melirik sepintas pada lodge yang masih berdiri kokoh di sisi kawasan itu, lalu menenggak salivanya kala ia mampu menafsirkan, "ini justru lebih berbahaya."
Sekelebat angin musim dingin singgah di tempat itu selama beberapa saat, dan hal itu membuat Seokjin bergidik sekilas hingga ia harus membenarkan mantel hangat yang tengah ia kenakan.
Ray telah mampu menyusul Seokjin saat dilihatnya pemuda itu terlihat tak nyaman dengan hawa dingin yang mulai menyerang. Ia-pun memasukkan kedua tangan ke saku mantel dan membentangkan kedua tangannya untuk kemudian meraih tubuh Seokjin di dalamnya. "Kau sungguh beruntung karena memiliki seorang werewolf sebagai kekasih, karena aku dapat menghangatkanmu sekalipun tanpa shift dalam wujud serigalaku."
Seokjin hanya bisa terdiam menerima seluruh afeksi yang Ray berikan. Pun tak ingin mengelak saat pria itu menyatakan diri sebagai kekasihnya tadi. Ia kemudian mendongak dan melihat Ray yang tengah tersenyum padanya dengan lesung pipi yang menukik tajam di dua sisi wajah, lalu mengerling padanya tanpa sungkan.
Nyaman?
Ya.
"Jadi kau sudah merencanakan semua ini?" Lirih Seokjin masih dengan mimik sebal sekalipun kenyataannya ia makin beringsut masuk ke dalam pelukan Ray.
Ray menggedikkan bahunya. "Kita pernah tidur satu ranjang sebelumnya, lalu apa salahnya bermalam bersama sekali lagi?" Jawab Ray enteng seakan menantang Seokjin yang terlihat akan buka suara, "silakan jika mau membahas blow job yang kau lakukan tempo hari. Jika dipikir, itu cukup bagus karena bisa menambah gairah, bukan?"
Dan Seokjin sukses merapatkan kembali dua belah bibirnya seakan kalah berargumen dengan pria di hadapannya yang terus menyeringai jumawa tanpa mau mengalihkan sepasang iris kelamnya dari Seokjin. Dan ia lantas berpikir bahwa yang sedang beruntung sebenarnya adalah pria itu. Jika saja Seokjin masih enggan untuk didekati, ia pasti akan melaporkan Ray pada pihak berwajib atas metode yang telah pria itu lakukan untuk bisa menahan keduanya di tempat itu.
.
.
.
.
"Kau yakin dengan tindakanmu ini, David?" Tanya Freddy dengan raut gusar pada pria yang tengah menyesap tehnya sembari duduk di sofa ruang tengah dengan interior yang mayoritas terkomposisi oleh kayu itu sembari menghadap perapian dengan tenang. "Kita tak tahu apa yang mungkin Ray lakukan pada pemuda itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
MOONCHILD [ Namjin ]
FanfictionEven in the crowd, you will never misunderstand your mate's scent. You will never be able to reject it when that happens to you. It will make you want to run and grab him as fast as you can in your arms. Realize, he is your soul mate. Alternate Univ...