(00) WWM ~ Prolog

910 58 0
                                    

~~~>^<~~~

Seoul, Juni 2017

Seorang gadis manis tengah membantu kedua orang tuanya di restoran milik keluarga nya, dengan senyum cerah nya dia menyambut semua pelanggan yang datang memasuki restoran tersebut, "selamat datang, anda ingin memesan apa?" kira kira begitulah kata kata yang selalu ia ucapkan kepada para pembeli. Gadis itu memang selalu menjadikan hal ini sebagai rutinitas nya sehari hari setelah pulang sekolah. Namun begitu para pembeli sudah meninggalkan dirinya maka senyum yang dia ukir lenyap begitu saja, entah apa yang membuatnya seperti itu.

Seorang wanita paruh baya menghampiri sang buah hati nya yang tengah berdiri di balik meja pesanan, "gimana hari pertama masuk Sma nya sayang?"

"Biasa saja," jawab gadis itu sekedarnya.

"Kau ada masalah di sekolah? Sepertinya putri eomma yang satu ini sedang sedih. Cerita saja, eomma dengarkan," ucap sang ibu.

"Aku rindu dia eomma, jika dia masih ada disini bersama kita pasti sekarang dia sedang bersama ku membantu restoran eomma. Aku merasa sangat bersalah eomma, ottoke?" ucap nya.

Sang ibu mengelus lembut surai cokelat milik anak nya, "kau tidak perlu merasa bersalah sayang, semua nya memang sudah ditakdirkan begitu adanya. Ikhlaskan kepergian nya dan jalanilah hidup mu seperti biasanya, jangan terlalu lama terlarut dalam kesedihan."

"Tapi eomma, jika saja saat itu aku tidak memaksanya untuk membelikan ku hadiah pasti dia masih ada disini bersama kita. Maafkan aku eomma," ucap gadis itu.

"Tak apa sayang, sudahlah kau fokus saja pada pelajaran mu dan jalanilah hidup mu seperti biasanya. Kau tidak salah," jawab sang ibu.

Senyum gadis itu perlahan mulai mengembang meskipun yang dia tampilkan bukanlah semyuman tulus nya, melainkan sebuah senyum yang dia tunjukkan hanya agar ibu nya tidak sedih. 'Maafkan aku yang tidak bisa menjaga mu, maafkan aku,' batin gadis itu.

"Hari sudah mulai sore sebaiknya kau pulang sekarang sayang," titah ibu nya.

"Nde eomma." Gadis itu melepas celemek nya dan berjalan keluar dari balik meja pemesanan, lalu dia mengambil tas nya yang ada di loker pegawai milik nya dan keluar dari retoran itu setelah berpamitan kepada ibu nya.

Gadis itu menelfon seseorang melalui benda pipih berbentuk persegi panjang milik nya.

"Anyeong oppa, kau dimana?" tanya gadis itu kepada seorang pria disebrang sana.

"....."

"Ohh, apa kau tidak bisa menjemput ku oppa?"

"....."

"Wae?"

"....."

"Yasudah aku pulang naik bus saja. Jaga kesehatan mu oppa, jangan sampai kau sakit nde," ucap gadis itu lalu menutup sambungan telfon nya.

Gadis bermarga Kim itu berjalan menyusuri jalanan yang sudah biasa ia lewati sehari hari dengan sejuta rasa rindu yang tengah bersarang di hati nya saat ini. Gadis itu mengarahkan pandangan nya menelusuri setiap sisi yang beberapa tahun lalu menjadi tempat yang sering dia datangi bersama seseorang setiap mereka berjalan melewati jalanan ini. Senyum sendu terpancar dari wajah gadis itu ketika dia melihat sebuah ayunan di sebrang jalan yang menyimpan begitu banyak kenangan nya bersama seseorang itu.

"Andaikan kau masih disini, aku tidak akan sendirian seperti ini sekarang. Mianhae, aku yang sudah membuat mu pergi jauh. Biasakah kau memaafkan ku?" gumam gadis itu.

When We Meet [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang