Rob sudah koma selama 27 jam lebih tetapi dia belum juga bangun. Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi. Dokter hanya bilang jika salah satu tusukkan itu hampir melukai jantung Rob. Aku tidak berhenti menangis saat tiba di rumah sakit. Hatiku sakit sekali melihat Rob tidur dengan selang tabung oksigen di hidungnya. Walaupun Rob tidak berlaku baik padaku, tetapi gejolak sedih itu melanda sangat deras. Aku sangat takut kehilangan Rob.
"Rob, bangunlah sayang. Aku merindukanmu. Gak papa kamu jahat sama aku, aku lebih suka kamu marah-marah dari pada sakit kayak gini." Aku memegang tangan Rob sambil meraba lembut mukanya.
Sesampainya di rumah sakit hingga sekarang, aku tidak berminat untuk sekalipun berpisah dari Rob. Beberapa bodyguard Rob bolak balik bergantian menyuruhku untuk makan, tapi rasanya aku tidak berselera makan melihat Rob juga tidak bisa makan seperti sekarang. Tetapi akhirnya aku memakan roti yang mereka berikan karena memang aku sangat lapar. Aku ingin menunggu Rob hingga dia bangun. Tangan Rob tidak pernah aku lepaskan. Sesekali aku menggenggam tangan Rob kemudian membawanya untuk mengusap rambutku, kemudian membelai pipiku sambil tersenyum. Begitu terus. Mencium tangannya. Menautkan tangan kami berdua sambil senyum-senyum sendiri seperti orang gila.
"Tau gak, Jess tu seneng banget bisa pegang tangan Rob kayak gini. Kapan coba Rob bisa gandeng tangan Jess sama elus-elus kayak gini. Hihihi. Duh ngapa jadi baper gini kan? Maafin Jess ya, Jess udah sembarangan pegang-pegang tangan Rob kayak gini. Pasti Rob kalo bangun bakal marah kan? Ayo Rob bangun sekarang, jadi Rob bisa marah-marahin Jess semau Rob. Rob, Jess itu sayang sama Rob, Rob tahu kan? Jess udah sayang sama Rob dari dulu waktu Jess ketemu Rob pertama kali pas zaman Junior High. Inget gak?"
Aku benar-benar sudah tidak bisa menahan air mataku lagi. Aku kembali menangis. Sedari tadi aku selalu berdoa, tetapi Rob belum juga bangun. Lima belas menit lalu, dokter kembali datang. Katanya jika lebih dari 30 jam Rob tidak bangun, kecil kemungkinan Rob akan bisa membuka mata lagi. Saat itu air mataku sudah berada di pelupuk tetapi bisa aku masih bisa menahannya, tapi kini air mata itu kembali pecah dan aku tidak sanggup lagi menahannya.
Pintu kamar terbuka. Ibu dan ayah mertuaku telah datang. Setelah aku menghubungi mereka saat subuh tadi, keduanya segera memesan tiket tercepat dari Belarus ke Miami. Ayahku sakit dan Ibu membawa Ayah berobat ke London. Sudah dua hari mereka di sana dan belum bisa meninggalkan RS karena dokter tidak mengijinkan untuk pulang. Ibuku memberi kabar jika mereka tidak bisa datang menemaniku di Miami untuk merawat Rob. Beliau dan Ayah hanya menitipkan mendoakan terbaik untuk kesembuhan Rob. Akupun berdoa untuk kesembuhan Ayahku dan Rob. Dua pria terfavorit dalam hidupku.
"Sayang, karena mamah sama papah sudah di sini, kita gantian jaga Rob ya. Nak Jess makan dulu sama sama ganti pakaian, nanti balik lagi ke sini. Jess pasti lelah, Jess juga boleh istirahat dulu di rumah." Ibu mertuaku, Raline mengusap rambutku lembut. Aku hanya bisa berdiri dari kursiku lalu memeluknya sambil menangis. Menyalurkan kesedihanku padanya. Aku tahu Raline juga ikut menangis. Selanjutnya aku hanya bisa mengangguk lemah padanya.
Aku sudah mengemasi barangku, mengangkat shoulder bag ku saat Rob memberikan gerakan kecil pada tangannya. Ayah mertuaku, Connor yang seketika itu melihatnya, segera memencet bell untuk memanggil paramedik. Dokter kemudian buru-buru datang disertai dengan suster. Dokter masuk dan di saat bersamaan, Rob mulai membuka matanya. Aku yang tadinya panik kini tersenyum bahagia melihat Rob sudah bisa membuka matanya lagi.
Rob menelusuri keadaan kamar selesai dokter memeriksa matanya. Setelah Rob selesai diinterogasi dokter, dokter memvonis jika keadaan Rob sudah dikatakan membaik tetapi masih perlu istirahat di ranjang. Aku menyimak dengan baik apa yang dokter katakan, hingga tanpa aku tahu, mata Rob sedang mengarah padaku sedari tadi. Saat aku melihat Rob, aku baru tahu jika matanya sedang menyorotku. Pandangan kami bertemu. Aku tersenyum manis padanya dan dia membalasnya.
DANG! SUAMIKU MEMBALAS SENYUMKU DENGAN SANGAT MANIS!
Namun entah mengapa, aku hanya bisa pamit padanya untuk pulang ke rumah. Aku kembali merasakan canggung dan terintimidasi saat Rob menatap mataku. Aku mulai berjalan menuju pintu, aku sangat lega telah melihat Rob bangun dari tidur panjangnya. Hatiku mulai tenang.
Pintu telahku buka lalu tiba-tiba Rob memanggilku.
"Jangan pergi." Aku seperti mengalami Deja Vu.
Walaupun terdengar lirih tapi aku masih bisa mendengarnya.
"Mendekatlah."
Aku segera mendekati Rob lalu dia mengarahkanku untuk duduk di tepi ranjang miliknya. Aku duduk sambil melihat ke arahnya, Rob menyentuh pipiku lalu mengusapnya lembut. Aku kembali meneteskan air mataku saat dia berbisik kecil di telingaku.
"Terima kasih."
Selanjutnya Rob mengusap air mataku dan mencium keningku. Aku sangat kaget tidak percaya namun bahagia. Ini adalah kali kedua Rob mencium keningku! Yang pertama yaitu selesai janji pernikahan kami dan yang kedua yaitu, sekarang, setelah Rob membuka mata dari tidur panjangnya. Entah apa yang menyebabkan Rob mejadi sangat lembut. Tetapi aku sangat berharap jika perubahan Rob ini akan berlangsung untuk selamanya. Rob membawaku untuk naik ke ranjang bersamanya. Lalu memelukku untuk tidur satu ranjang di sampingnya. Tangannya kini berada di pinggangku dan mengelusku di sana. Aku bisa merasakan aroma Rob dari sangat dekat. Kami tidak berbicara sama sekali. Yang terdengar hanyalah suara hembusan napas kami dan denting jam di dinding.
Raline dan Connor sudah meninggalkan kami berdua sedari tadi Rob memanggilku. Mereka tersenyum bahagia melihat kami yang terlihat sangat mesra. Pipiku merona kala Rob menunjukkan kemesraan kami di depan mereka. Aku memejamkan mataku sambil berdoa supaya pipiku akan terus merona hingga kami tua nanti.
"Terimakasih Tuhan sudah membuatku bahagia." lirihku dalam hati.
Ini part ter-sweet gak seh???wkwk. Siapa yang seneng Rob akhirnya udah bangun? Duh makasih banyak ya ma luv readers yang uda setia menunggu cerita ini publish. Penasaran akan cerita selanjutnya? Ditunggu ya....
dengan cinta<333
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Revenged Doll
Romance(Cerita ini mengandung unsur dewasa 21+++) "Aku tidak pernah bisa berhenti menatapnya meski pernikahan ini tidak pernah dia akui. Aku tak mengapa meski dia hanya menganggapku sebagai budak nafsu nya saja." Seorang Jessica Leora Mitchel yang dulunya...