Harold Alpha Rogers. Seorang yang bertugas sebagai asisten Robert Barry Evans keluar dari sebuah gedung perkantoran pencakar langit dengan 80 lantai menuju bandara JFK. Dia diberi tugas untuk mencari mantan istri bosnya yang menghilang. Sebenarnya, dia sudah mengetahui keberadaannya sejak empat tahun lalu, tetapi dia menyembunyikannya karena Jessica, mantan istri bosnya sendirilah yang menyuruhnya untuk bungkam.
Dia tahu jika bosnya hanya mencintai seorang wanita yang telah berstatus bekas istrinya itu. Setiap malam, bosnya selalu pergi ke sebuah klub malam mewah di Beverly Hills hanya untuk melepas kerinduannya. Di sana dia bisa minum banyak sekali minuman alkohol hingga pagi hari. Namun anehnya Robert tetap masih bisa segar keesokan harinya saat di kantor. Patut dikagumi, Robert memang sosok pemimpin yang teladan. Pantas untuk dicontoh. Harold mengagumi bosnya. Robert. Bos Harold itu semakin membuatnya kagum karena Robert sangat peduli sekali dengan kesejahteraan karyawannya. Saat dulu Harold diambil pertama kali oleh Robert, bahkan jam mahal Robert rela diberikan pada dept collector yang hampir saja membunuh Ibu dan adik perempuan Harold. Sejak saat itu, Harold bersumpah akan mengabdi pada Robert hingga akhir hayatnya.Harold tahu jika ada seorang wanita yang berusaha mendekati bosnya. Bosnya sudah diincar lama oleh Vanessa Larry Potts. Anak perempuan pemilik Potts Industry. Pewaris utama perusahaan yang merupakan saingan Evans Corp tersebut.
Vanessa memang terkenal dengan track record yang tidak baik. Dia mendekati pria-pria pemilik perusahaan-perusahaan saingannya yang kemudian dia taklukan. Bahkan tidak segan dia membuat pria-pria menyedihkan itu menceraikan istri-istri mereka."Hi Mr. Alpha! Nice to meet you."
Perkenalan pertama Harold dengan Vanessa yang terbilang sangat singkat namun membuat Harold berkesan. Wanita itu memang sangat pandai memanipulasi orang hingga bosnya saja turut masuk ke lingkaran setan tersebut.
Vanessa mencuri saham Evans Corp secara tidak sehat dan menyembunyikannya dari pasar. Membuat orang takut untuk membeli saham Evans Corp karena nilai saham yang menjadi turun dan membuat Evans Corp harus berhutang cukup besar pada Potts Industry. Wanita ular itu membuat perjanjian yang menjebak Robert menjadi kekasihnya dan akan menikahinya pada Sabtu hari besok.
Harold sudah memberitahu Robert berulang kali tetapi Robert kekeuh akan menikahi Potts.
"Ini satu-satunya cara untuk membebaskan Evans untuk bisa bertahan hidup di ketatnya persaingan antar industri yang kita jalani!"
Harold tidak setuju dan menyesali bosnya yang bertindak gegabah kali ini. Bosnya memang harus diingatkan karena jika pernikahan terjadi, maka posisi Evans Corp menjadi sangat tidak aman bahkan akan lebih buruk keadaannya dari sekarang.
Kali ini Robert mengerti. Untung saja, rencana pernikahannya sudah jelas. Pernikahan yang dilaksanakan di Bali itu, membuat ide Harold untuk mempertemukan keluarga bosnya yang hilang itu.
"Aku ingin itu om Arol, yang warna pink!"
Seru seorang anak perempuan kecil menunjuk-tunjuk ke arah boneka barbie di pajangan toko.Harold memang sering mengunjungi Jess akhir-akhir ini. Empat tahun lalu, saat dirinya bertemu Jess. Jess menolak bertemu dengan Rob dan Harold menghargainya. Apalagi saat
Itu Jess sedang mengandung. Dia tidak ingin membebani pikiran seorang wanita hamil kala itu.Kali ini, Harold akan meminta Jess membantunya. Jika dia tidak bisa menghentikan pernikahan bosnya maka satu-satunya cara adalah dengan membujuk mantan istri bos yang masih disayangnya itu untuk membatalkan pernikahan.
"Aku tidak bisa Harold. Aku dan Rob, kami sudah tak ada hubungan apa-apa."
"Maaf Ibu, tapi andalah satu-satunya orang yang bisa membujuk Pak Robert untuk membatalkan pernikahannya."
"Itu terserah Robert. Dia lajang. Kami sudah bercerai. Aku rasa itu bukan urusanku lagi!"
"Sekali ini mohon Ibu pikirkan nasib yang akan terjadi pada Pak Robert, perusahaan dan kami, karyawan Bu."
"Maafkan aku Harold, aku tidak bisa membantu. Oya kurasa kau tak perlu panggil aku Ibu lagi. Aku bukan istri bosmu lagi. Lagian, kita kan seumuran. Panggil namaku saja tanpa perlu formal. Jess."
"Baik Ibu ... maksud-kku baik Jess. Terimakasih atas wakt-"
BRAK
Pintu didorong dengan kencang saat Stelar masuk ke dalam ruangan dan langsung menuju ke arah ruang kosong di sofa samping Harold sambil menangis.
"Mama! Stelar ingin ketemu Papa!!"
"Mama! Andin jahat! Dia bilang Stelar ga punya Papa! Papa Stelar udah meninggal. Huhuhuhu"
"Mama, apa itu bener?"
HUAAAAAAAAAAA
Suara tangis Stelar menggema di seluruh ruangan tamu."Sayang, Papa Stelar masih hidup sekarang. Stelar mau ketemu Papa?"
Harold yang mendengar Stelar menangis langsung menghibur Stelar dengan memberitahukan bahwa ayahnya masih hidup."OM TAU??? Om tau di mana Papa Stelar?" Stelar berteriak antusias sekali.
Harold lalu mengangguk sambil melihat ke arah mata Jessica yang melotot ke arahnya. Ada raut tidak suka di sana. Tetapi Harold tidak peduli. Dia akan mempertemukan keluarga yang hilang itu sebelum pernikahan Rob dan Vanessa terjadi.
Seperti dugaannya. Jessica tidak pernah menceritakan banyak tentang Robert, ayah Stelar yang merupakan mantan suaminya itu."Aku ingin itu om Arol, yang warna pink!"
Stelar menunjuk-tunjuk ke arah boneka barbie tercantik di pajangan toko. Boneka itu diambilkan dan diberikan kepada Stelar... orang itu membungkuk lalu berjongkok di depan Stellar. Stelar masih terpaku pada boneka baru itu lalu...
"Makasi om Arol" Stelar lalu mengelungkan tangannya dan memeluk leher seorang pria yang di kiranya Harold.
Stelar akhirnya sadar jika yang dipeluknya bukan merupakan om baiknya, Arol/Harold. Om Harold yang dimaksud sedang melihat ke arah Stelar dan mamanya ada di sana. Mereka tersenyum padanya."Cupcake?"
To be continued.
Dont forget to vote and follow.
Love you!
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Revenged Doll
Romance(Cerita ini mengandung unsur dewasa 21+++) "Aku tidak pernah bisa berhenti menatapnya meski pernikahan ini tidak pernah dia akui. Aku tak mengapa meski dia hanya menganggapku sebagai budak nafsu nya saja." Seorang Jessica Leora Mitchel yang dulunya...