17. Hidup Baru

9.3K 227 3
                                    

Hakim mengetok palu menandakan akhir pernikahanku dengan Rob. Hari ini adalah pertama dan terakhir kali persidangan di mana Rob mendatanginya.
"Semoga kau bahagia Jess."
Rob mengulurkan tangannya padaku yang tidak aku sambut dengan baik. Aku langsung pergi dari hadapannya dengan muka tak berminat.
"Jessy sayang, kau seharusnya tidak begitu pada mantan suamimu." Ucap Ibuku pelan. Aku hanya tersenyum tipis pada wanita dewasa yang masih tampak muda itu.
Aku sudah tidak peduli lagi dengan Rob atau siapapun itu. Kali ini aku sudah berjanji pada diriku untuk pergi dari Miami dan menjauh dari semuanya.
Aku mengucapkan selamat tinggal kepada Ibu dan Ayahku. Saat aku bilang akan pergi ke Bali untuk tinggal di sana, mereka hanya bilang supaya aku jaga diri baik-baik.
Lima tahun telah berlalu...
Umurku sudah tidak lagi muda. Besok akan memasuki usia ke tiga puluh.
Aku memulai hariku dengan pergi ke sawah untuk menanam padi. Orang-orang di sani memang sangat ramah. Mereka selalu menyapaku setiap kali bertemu.
"Selamat pagi Ms Jessica!"
"Selamat pagi Pak Budi! Apa kabar?"
"Kabar baik. Apa kabar Miss?"
"Saya baik pak, terima kasih."
Begitulah percakapan sehari-hari dengan warga sini.
Aku memang mempunyai sepetak tanah seluas sepuluh hektar yang berasal dari peninggalan nenekku dari ayah yang aku buat untuk membangun resort di sini. Well, aku sudah tidak bekerja sebagai Fashion Editor lagi di Elle sejak kehidupanku semakin kompleks. Aku memutuskan untuk resign dan mendapat pesangon cukup banyak. Perpisahan yang mengharukan dengan Bonbon dan rekan kerjaku yang lain. Aku tahu jika aku akan merindukan mereka. Saat mereka bertanya mengapa aku berhenti, aku hanya bilang jika aku akan merawat nenekku yang ada di Bali. Tidak sepenuhnya salah. Walaupun nenekku di sana sudah meninggal. Aku hanya hidup seorang diri di negeri orang ini.
Pernikahanku dan Rob memang tidak pernah terekspose media. Thank God! Karena jika tidak maka hidupku akan lebih buruk dari ini.
Seorang anak kecil berusia 4 tahun mendatangiku. Dia bersama dengan Ayuning, pengasuhnya.
"Mom, aku mendapatkan nilai seratus lagi!"
"Wahh hebat anak mom! Sebentar, mom akan cuci tangan dulu. "
"Mommy mommy gendong!"
Anak kecil yang bernama Stelar Kylie Evans itu memanggilku setelah aku selesai mencuci tanganku.
Ya. Dia memang anakku dengan Rob.
Rob tidak pernah tahu jika aku sedang mengandung anak darinya saat aku bercerai dengannya. Akupun tidak berminat untuk mencari pertanggung jawabannya. Aku hanya bilang jika ayah Stelar sedang dinas yang sangat jauh di Atlanta. Memang sekarang Rob tinggal di sana menurut berita yang aku dengar. Tak lama untuknya mendapat penggantiku. Seorang artis muda bernama Vanessa Potts menjadi kekasihnya sekarang. Sedang aku... aku masih seorang diri. Aku menjauh dari Brad dan tidak pernah menjawab pesannya hingga aku mengganti nomor teleponku. Aku tak ingin menjadi beban untuknya. Aku ingin Brad bahagia dengan gadis yang lebih baik dariku. Memang sangat sulit hidup sebagai single mother dengan Stelar di sisiku. Tapi tanpa aku sadari, dia adalah orang yang sangat aku sayangi hingga akhirnya aku melupakan segala kesusahan itu. Bagiku, Stelar adalah hartaku yang paling berharga.
Aku ingat saat pertama kali Stelar hadir di hidupku. Dia yang membuatku kuat menjalani hidupku.

To be continued...
Thanks udah mendukung cerita ini dengan memberi vote and follow. Love you xoxo

Your Revenged DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang