Flashback ON
Malam minggu yang ramai bagi anak remaja pada umumnya. Tidak bagi Rob. Dia harus belajar di dalam kamarnya seorang diri. Kakaknya bilang jika orang seperti Rob hanyalah sampah belaka. Maka dari itu, dia bertekad keras untuk membuktikan jika dirinya bisa sukses kelak.
Sedangkan bagi Jess ini adalah hal pertama baginya untuk pergi ke pesta ulang tahun salah satu temannya. Selama ini dia tidak pernah diundang karena tidak memenuhi kriteria sebagai famous person di sekolah. Inipun berkat Brad yang mengajaknya ke pesta sebagai pasangannya. Jess tidak menyukai keramaian. Gadis-gadis yang sedang memegang gelas limun di depan kolam sedang membicarakan dirinya dan Jess tahu itu. Brad berada cukup jauh dan mengobrol dengan beberapa teman-teman lelakinya. Dirinya sendiri sedang duduk di sebuah kursi sambil melihat langit berharap malam ini hujan dan pesta segera diakhiri.
Jess mulai mengenal banyak teman-temannya, dan ternyata dia suka berkenalan dengan teman-teman baru. Sangat menyenangkan. Setiap percakapan menunjukkan jika Jess mempunyai otak yang cerdas. Hal inilah yang membuat Brad bangga untuk membawa Jess ke pesta malam ini. Teman-teman lelaki yang lain juga tanpa tersadar terhipnotis dengan gaya bicara dan kecantikan Jess yang terpendam. Begitu pula dengan Brad. Beberapa dari temannya bahkan merayu tetapi Jess menolak dengan menanggapinya sopan tanpa menyakiti mereka. Mereka bahkan tertawa renyah dengan jokes-jokes yang dilempar oleh Jess.
Pesta selesai pukul setengah satu pagi. Cukup larut untuk anak-anak Junior High dalam mengakhiri sebuah pesta. Thanks to Brad yang gentleman, dia mengantar Jess dengan selamat pulang ke rumahnya.
"Terima kasih Brad, malam ini sangat menyenangkan!" Jess tertawa girang tanda bahwa dia benar-benar menikmati pesta tadi.
Brad hanya tersenyum manis dan menjawabnya dengan menyondongkan tubuhnya ke arah Jess. Jess yang menyadarinya segera memalingkan mukanya dan segera meminta ijin untuk turun dari mobil. Akhirnya Brad tersadar lalu tersenyum kecut sambil membukakan pintu mobil untuk Jess. Setelah melambaikan tangan ke Brad, Jess mengamati mobil Brad hingga berbelok di pertigaan di depan.
BRESS!
Hujan yang lebat segera turun tanpa diawali dengan gerimis membuat Jess buru-buru masuk ke dalam rumahnya. Saat mencoba membuka gerbang pintunya, dari sudut matanya Jess dapat melihat Rob. Tidak salah lagi, Rob seperti sedang berjalan tanpa tujuan di tengah hujan tanpa membawa sebuah payung. Saat gembok terbuka, Jess memanggil Rob. Rob berusaha berbalik arah saat mendengar namanya dipanggil oleh Jess. Sedikit banyak Rob tahu jika Jess adalah salah satu teman di sekolahnya. Dia tidak mau Jess mengasihani Rob seperti teman-temannya yang lain memerlakukan Rob dengan hina.
Jess berhasil mengejar Rob di tengah-tengah hujan. Saat itu Rob menolak ajakan Jess untuk berteduh di rumahnya. Rob kemudian pingsan tiba-tiba dan membuatnya sangat kebingungan. Dengan susah payah, akhirnya dia berhasil memapah Rob masuk ke dalam rumahnya. Malam itu kebetulan orangtua Jess sedang berkunjung ke rumah pamannya di Genoa, Italy. Rumahnya kosong, asisten rumah tangga di rumahnya kebetulan juga sedang cuti. Setelah selesai menempatkan Rob di kamar tidurnya, dia kemudian berbalik badan berniat akan mengganti bajunya. Rob tiba-tiba membuka matanya lalu menahan tangan Jess hingga membuat Jess oleng. Jess terjatuh di dada Rob. Rob mengamati mata Jess dengan jelas saat mereka bertemu pandang. Hijau emerald.
Tiba-tiba Rob tiba-tiba teringat akan mata gadis yang menolongnya di sekolah kemarin. Itu Jess! Mata mereka memiliki kemiripan yang sama. Seketika itu hatinya menghangat.
" Mmmm... k-kamu mau ganti baju? Aku ambilin baju ayah sebentar yaa..."
Rob menganggukan kepalanya lalu melepas tangan Jess. Jess kembali dengan baju ayahnya yang jarang dipakai. Rob menerimanya kemudian Jess menunjukkan arah kamar mandi. Selesai mandi dan berganti baju, Rob kembali ke kamar Jess dan mengamati sekeliling. Ada satu bingkai kecil di atas meja rias yang membuat Rob penasaran. Rob mendekati perlahan namun dengan segera, Jess meraihnya kemudian menyembunyikannya. Jess sangat gugup sekarang. Kemudian Rob membuka suaranya.
"Kau menyukaiku?"
DEG. Jantung Jess berdegup sangat kencang. Ya! Jess ingin mengakui itu tapi lidahnya kelu. Saat itulah Rob meraihnya lalu memeluk Jess. Dirinya menghangat. Rob tidak pernah merasa dicintai oleh siapapun. Selama ini Rob menganggap dirinya sampah sama seperti orang-orang Miami bilang tentangnya. Rob bisa merasakan detak jantung Jess yang sangat cepat. Rob menyadari itu, Jess memang betul menyukainya. Rob kemudian mencuri pandang akan foto yang Jess sembunyikan di balik tubuhnya. Itu adalah foto Rob saat dia pertama kali mengenalkan diri sebagai murid pindahan. Bagaimana mungkin secepat itu? pikir Rob.
I dont know if there's any people who read YRD but I'm excited for the next story though haha. See ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Revenged Doll
Romance(Cerita ini mengandung unsur dewasa 21+++) "Aku tidak pernah bisa berhenti menatapnya meski pernikahan ini tidak pernah dia akui. Aku tak mengapa meski dia hanya menganggapku sebagai budak nafsu nya saja." Seorang Jessica Leora Mitchel yang dulunya...