Aku membuka mataku dan yang pertama kali aku lihat adalah seorang pria yang tidak aku kenal. Dia tampak manis dan terkaget saat aku membuka mataku. Dokter muncul setelah bel di samping ranjangku dia tekan. Memberi tahu keadaanku jika aku adalah mukjizat karena bisa bangun kembali. Aku bingung dan mencoba berpikir namun buntu dan palah meringis kesakitan. Dokter masih berada di sana, menyuruhku untuk tidak berpikir terlalu keras. Tiba-tiba saja pria asing itu memelukku erat. Aku mendadak bingung dan tak membalas pelukannya.
"Akhirnya kau bangun, sweet heart"
Aku yang kaget dengan pelukannya mencoba untuk melepasnya.
"M-maaf kamu siapa?"
Akupun melihat matanya yang terkejut dan mencoba mencari jawaban di sana. Pria itu, dia bertatapan dengan dokter di depannya seraya senatapku dengan tatapan seolah tak percaya.
Aku sudah pulang dari rumah sakit. Pria itu memperkenalkan dirinya sebagai tunanganku. Menunjukan cincin yang melingkar di jari manisku. Namanya Brad Simons Woods. Aku masih sangat canggung kepadanya walaupun dia sangat pandai mencairkan suasana. Kami tinggal di sebuah rumah tak jauh dari rumah sakit. Halamannya sangat luas dan terdapat air mancur di depannya. Rumah Brad sangat homey untuk ditinggali. Brad menunjukkan sebuah kamar berwarna lavender kepadaku. Kamar yang dia tunjuk benar-benar lapang dan aku menyukainya. Terdapat sofa di depan bed dan TV di sana. Kamar mandi dengan jacuzzi dan dan aku menyadari ada sebuah walking closet di samping kamar mandinya.
"Terima kasih, Brad."
Brad tersenyum manis kemudian mencium puncak kepalaku. Aku mencoba merasakan sesuatu tetapi tidak aku dapatkan. Aku bertanya-tanya mengapa jantungku tidak berdegup kencang? Aku lalu membalasnya dengan tersenyum tipis pada Brad.
Rencananya pagi ini aku dan Brad akan pergi ke taman bermain. Entah mengapa Brad mengajakku ke sana padahal sebelumnya sudah aku tolak. Brad memaksaku untuk ikut bersamanya. Kami naik roller coaster, komedi putar, ferrish wheel, dan wahana lain sepuasnya hingga hari menggelap. Brad menarik tanganku untuk naik wahana bernama Tower of Terror bersamanya. Wahana dimana kita akan dijatuhkan dari ketinggan yang setara dengan lantai 38. Setelah alat menaikkan kami perlahan hingga ke paling atas ternyata Brad lah yang berteriak histeris lebih dahulu. Dia bahkan meminta untuk segera turun dari sana. Masker yang dia pakai saat itu terlepas saat alat itu menjatuhkan kami dengan sangat cepat. Aku dapat mendengar Brad yang berteriak sangat kencang. Saat melihat mukanya yang pucat, aku tak dapat menahan untuk tidak tertawa ngakak setelah kami berdua turun. Brad yang tadinya mengomel akhirnya bungkam dan memberantaki rambutku saat melihatku tertawa. Lagian sih, aku tak tahan dengan ekspresi Brad saat tertangkap kamera dengan mulut menganga dan muka memerah padam. Pokoknya Brad terlihat sangat lucu saat di foto! Haha.
Tiba-tiba saja, sebuah rombongan gadis-gadis remaja mendatangi kami tak berapa lama selang kami turun. Brad mencari-cari maskernya yang hilang tapi tak menemukannya. Mereka langsung disambut Brad dengan ramah setelah bersamaan mereka menyapa Brad. Ternyata gadis-gadis itu akan meminta foto dengan Brad. Ada yang juga meminta tanda tangan dan seseorang dari mereka menegurku bertanya siapakah aku. Aku bingung menjawabnya hingga Brad menyahutinya.
"Dia kekasihku!"
Suara Brad lantang terdengar kemudian meraih pinggangku dan mengecup kepalaku. Aku memerah malu karena banyak yang melihat ke arah kami setelah remaja-remaja perempuan itu menjerit histeris. Beberapa dari mereka memotret kami. Mereka juga sangat ramah kepadaku dan mendoakan kami supaya langgeng.
Setelah mereka pergi, Brad menjelaskan jika sebenarnya dia seorang penyanyi terkenal di Singapore. Dia membanggakan dirinya sangat berlebihan dan membuatku kembali tertawa.
Hari telah gelap. Setelah mengajakku ke sebuah Mall untuk berbelanja gaun, Brad kembali mengajakku makan malam di Mariana Bay Sands di lantai teratas. Brad membayar gaunku yang mahal dan sepatu indah serta clutch yang senada dengan dressku. Aku sempat menolak tetapi Brad memaksa. Kami telah mengganti pakaian kami dengan outfit yang lebih formal sebelumnya.
Kilauan sorot lampu kota Singapore di malam hari terlihat sangat indah dari tempatku duduk. Brad sangat romantis padaku. Dia memotong steaknya dengan cepat lalu memberikanya kepadaku. Tak lama setelah kami selesai makan, seorang pelayan mendatangi meja kami dan memberi sebuket mawar yang sangat banyak padaku. Aku tidak pernah melihat mawar sebanyak ini sebelumnya. Brad tersenyum sangat manis dan aku berterima kasih kepadanya karena telah memberiku kejutan-kejutan yang indah hari ini. Kami pulang dan tanpa sengaja aku terlelap di atas mobilnya.
Pagi telah datang, aku membuka mata dan mencoba meraih alarm yang membangunkanku. Brad dengan sapaan khasnya yang bersemangat kemudian datang ke kamarku dan membawakanku sepiring pancake dengan maple sirup, orange juice dan semangkok blueberry smoothie favoritku. Rasa smoothie buatan Brad sama persis dengan yang Ibuku ajarkan padaku. Aku masih mengingatnya. Bagaimana Brad mengetahuinya? Brad yang menyadariku terdiam seolah tau akan pertanyaan yang ada di benakku.
"Jangan kaget! Dulu kan kau mengajarkan resep ini padaku. Karenamu jugalah aku jadi suka juga dengan blueberry smoothie HAHAHA.."
Brad selalu tertawa dan membuat atmosfer di sekitarnya menjadi selalu positif. Termasuk aku juga. Kami berdua sarapan di atas ranjang kamar tidurku. Brad juga menceritakan masa lalu kami. Dia berkata jika kami dulu berpacaran saat di Junior High. Brad menunjukkan foto kami berdua di sebuah pesta dengan Brad berlutut di depanku sambil meraih tanganku. Aku melihat ke Brad yang masih tertawa sambil berpikir bahwasanya pria ini memang benar-benar jujur padaku. Aku mempercayainya sekarang.Lanjut ga? Jangan lupa vote ya kak :))
Gimana Brad yang super romantis sama Jess. Cocok ga sih mereka?
Hayoo siapa yang di sini #teamJessRob atau #teamJessBrad. JR vs JB. Siapakah yang endingnya akan bersama dengan Jess?
Jangan lupa stay tuned guys. See ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Revenged Doll
Romance(Cerita ini mengandung unsur dewasa 21+++) "Aku tidak pernah bisa berhenti menatapnya meski pernikahan ini tidak pernah dia akui. Aku tak mengapa meski dia hanya menganggapku sebagai budak nafsu nya saja." Seorang Jessica Leora Mitchel yang dulunya...