Merasa sakit, dan kecewa adalah unsur utama dimulainya kebahagiaan.
-Flower Keyren.
***
Flower'POV
Terlihat dari mata biru laut itu yang selalu menunjukan sorot keindahan dan kebahagian, dalam sekejap bisa berubah menjadi sorot kebencian, sangat, sangat menunjukan kebencian, aku tidak bisa memahami sifatnya itu, terkadang dia diam, irit bicara, jinak, dan kadang atau tiba-tiba bisa berubah menjadi Sindi 180°, ngeri.
Tampak seusai adu mulut dengan Cika, Sindi terlihat murung dan hanya diam, dari kejauhan aku melihatnya, dia hanya duduk dikursi kantin dan menundukan kepalanya, aku sengaja ninggalin Sindi sendirian dikantin, karena menurutku dia butuh waktu sendiri.
<Flashback on>
"Sin? gapapa kan?" Tanya Flower.
"Gak" Jawab Sindi ketus.
"Udah jangan dipikirin, kata abang Dhani, Cika itu emang orangnya kayak gitu, suka banget ngehina orang lain." Jelas Flower.
"Emang belagu!" Cibir Sindi.
"Udah ya Sin jangan dipikirin, aku takut ntar kamu kenapa-kenapa." Kata Flower menenangkan Sindi, dan langsung duduk dikursi kantin karena memang mereka udah nyampe kantin.
"Sin...jangan dipikirin, aku takut ntar kamu diapa-apain sama Cika, Kayla, Titin." Tambah Flower.
Kayla itu nama lainnya Niken, Kayla Fadhilaniken. Titin itu nama Laras juga, Titin Larasita.
"Gak takut sama sekali!" Ketus Sindi.
"Jangan gitu, Cika itu anak miliarder di negara ini, jadi dia bisa ngelakuin apa aja yang bisa ngebuat dia seneng" Jelas Flower, dan membuat amarah Sindi menjadi-jadi.
"Udah deh diem dulu, toh aku gak peduli!" Ketus Sindi.
"Iya deh Sin maafin Flower ya kalau Flower bikin kamu tambah marah, yaudah aku pergi dulu, mungkin kamu butuh waktu untuk sendiri" Kata Flower dan langsung berpamitan pergi.
<Flashback off>
~~~
Author'POV
"Doorrr!" Teriak seseorang tiba-tiba dari belakang Flower.
"Aaaaa..." Teriak Flower.
"Jangan kenceng - kenceng juga geblek, ntar dikira diapa-apain lagi!" Kata Haikal sambil membungkam mulut Flower dengan tangannya.
"Apaan sih kak! kagetin tau gak!" Sebel Flower.
"Habisnya ngalamun sih" Jawab Haikal.
"Ngapain disini?" Tanya Flower dengan muka datarnya.
"Jagain kamu, temenin kamu, liatin kamu!" Jelas Haikal.
"Apaan sih ah gak mutu!" Jawab Flower dan pergi dari hadapan Haikal.
"Flower!! tunggu!" Teriak Haikal.
"Kok aku malah ninggalin Sindi sendirian sih, balik ketempat tadi aja deh." Batin Flower dan langsung membalikan tubunya.
Brukk
"Aduh!" Pekik Flower karena tubunya menabrak dada bidang Haikal.
"Makannya kalau jalan jangan asal balikin badan." Kata Haikal.
"Apa jangan-jangan mau modus ya? hayo ngaku!" Goda Haikal, dan langsung mendapat jitakan dari Flower.
"Mulutnya perlu di servis tu, biar kalau ngomong dipikir dulu." Cibir Flower.
Sedangkan disisi lain.
"Nih, minum." Kata seseorang sambil menyodorkan aqua.
Hening.
"Udah jangan dipikirin yang tadi!" Tambahnya.
"Apa hah? gak usah sok peduli! mau ngehina juga kayak yang lainnya? silahkan!" Jawab Sindi menekankan kata peduli.
"Gak, buang-buang waktu aja." Kata cowok itu.
"Udah diminum dulu!" Tambahnya.
"Terserah!" Jawab Sindi langsung berdiri keluar kantin, dan mengambil aqua yang diberikan cowok tadi.
"Apaan sih tu cowok, tadi aja waktu Cika ngehina gue dia diem aja, malah seolah olah ada pertunjukan gratis, his nyebelin!" Cibir Sindi entah dengan siapa, dan mendudukan dirinya dibawah pohon besar belakang sekolah.
"Tadi aku diem aja itu karena..aku mau ngelihat ada yang berani ngelawan Cika nggak, gitu!" Jelas cowok itu.
"Apaan sih ikut-ikut, pergi sana! jauh-jauh!" Usir Sindi dan membuat cowok itu tersenyum.
Hening.
"Emang bener ya? elo masuk sini karena beasiswa?" Tanya cowok itu.
"Apa urusannya sama elo sih?!" Jawab Sindi.
"Elo pinter dong?!" Kata cowok itu.
"Jadi cewek itu ya...jangan galak-galak,ntar gak ada yang mau sama elo!" Tambahnya.
"Gak peduli mau suka atau enggak toh ini hidup gue." Jawab Sindi.
"Tapi gue suka kok" Kata cowok itu.
"Eh kita belum kenalan ya!" Tambah cowok itu.
"Nathan!" Kata cowok itu mengulurkan tangannya.
"Udah tau nama gue kan?" Tanya Sindi.
"Belum!" jawab Nathan.
"Yaudah!" Singkat Sindi.
"Yaudah apa?" Kata Nathan.
"Yaudah kalau gak tau!" Kata Sindi.
'Sifatnya sama mukanya gak ngedukung banget.' Batin Nathan.
"Apaan lihat-lihat?!" Kata Sindi.
"Ish pede amat neng! ngapain juga lihatin elo, bikin mual aja, hahahaha" Jawab Nathan, dengan tawanya yang meledak.
'Manis banget kalau ketawa' Batin Sindi.
"Sin...mau gak?" Kata Nathan.
"Gak!" Ketus Sindi.
"Belum juga ngomong" Jawab Nathan.
"Jadi sahabat gue?" Tambah Nathan.
"Guna emang?" Tanya Sindi.
"Ya gak gitu, aku pengen lebih dalem ngenal elo!" Jelas Nathan.
"Yaudah" kata Sindi.
"Yaudah apa lagi?" Tanya Nathan berdecak malas.
"Yaudah gue mau pergi!" Kata Sindi dan langsung berdiri.
"Sin! tunggu!" Teriak Nathan sambil menarik tangan Sindi.
"Apa lagi?" Kata Sindi.
"Judes sih judes Sin, tapi hargai juga kali kalau ada orang lagi ngomong." Jelas Nathan.
"Suka-suka lah!" Ketus Sindi dan menarik tangannya dari tangan Nathan.
"Dasar cewek batu!" Teriak Nathan, dan masih bisa didenger Sindi.
"Cowok aneh!" Cibir Sindi.
~~~
Votenya dong🙈
Klik kuy 🌟.
KAMU SEDANG MEMBACA
SINNATH
Teen Fiction^^SLOW UPDATE^^ \\Follow dulu sebelum membaca// Menceritakan seorang gadis dengan berbagai hidupnya yang serba mengejutkan dan berliku liku. Tapi apakah dia bisa melewati semua rintangan hidupnya dengan kesendirian atau justru sebaliknya? Lebih ban...