Chapter 8

66 25 5
                                    

Apa mungkin sesuatu yang indah dan sempurna datang tanpa adanya usaha?

-Nathan Alexander.

***

Nathan'POV

Senin, upacara. Hari yang menurutku sangat sial. Harus berangkat sangat pagi dan setelahnya harus berdiri dibawah terik panasnya matahari.

"Nitha!"

"kenapa bang?" Tanya Nitha.

"Gue mau berangkat duluan,nta--"

"Iya bang Nitha juga mau berangkat, sekalian aja gimana?" Potong Nitha.

"Hem yaudah yuk." Ajak gue.

Setelahnya gue bersiap dan langsung menuju ke bagasi.

"Aduh bang!" Kata Nitha tiba-tiba.

"Kenapa?"

"Ban mobil Nitha kempes, kemarin Nitha lupa mompain."

"Yaudah gue anterin aja."

"Tapi kan arah sekolahnya beda sih ya?"

"Udah gapapa, buruan ntar telat."

Kita pun langsung bergegas masuk mobil dan gue langsung menancap gas menuju sekolah Nitha, walaupun arahnya beda tapi karena rasa sayang gue ke Nitha tak terhingga wkwk, gue dengan senang hati mengantarnya dengan selamat sentosa menuju sekolahnya.

"Udah sampai......" Ucap gue saat udah sampai diparkiran sekolah Nitha.

"Makasih, abangku yang gantengnya gak kelihatan." Kata Nitha dengan nada mengejek, tapi gak gue hiraukan.

"Ntar pulang abang jemput?" Tawar gue.

Nitha tampak berpikir,"em..iya deh!"

"Nitha!" Teriak gue saat lihat ponsel Nitha tertinggal di mobil. Karena gue manggil Nitha dari dalam mobil, pastinya gak bakalan kedenger, bego.

"Nitha!" Teriak gue lagi setelah keluar dari mobil, tampak Nitha tidak mendengar teriakkanku dan malah mengobrol dengan teman-temannya. Terpaksa gue samperin. Dan pas gue jalan.

Bukk

"Jalan lihat-lihat dong." Cibir gue.

"Nathan!" Pekik perempuan yang menabrak gue tadi.

"Sindi!" Kata gue terkejut.

"Kok lo disini?" Tanya gue.

"Em it--" Jawab Sindi.

"Sindi!" Panggil cowok dibelakang Sindi dan Sindi langsung membalikan badannya.

"Kenap van?" Tanya Sindi, dan gue tersenyum kecut.

"Itu ponsel gue ketinggalan." Tunjuk cowok itu kearah ponsel yang dipegang Sindi.

"Oh iya, nih." Kata Sindi menyodorkan ponsel cowok itu.

"Loh siapa Sin?" Tanya cowok itu saat menyadari keberadaan gue dibelakang Sindi.

"Oh ini Nath--" Jawab Sindi.

"Nathan Alexander." Kata gue datar.

"Devan Fernanda Jackberd, panggil aja Devan" Kata cowok itu mengulurkan tangganya.

"Nathan." Jawab gue menjabat uluran tangannya.

"Jadi?" Kata Devan melirik kearah Sindi.

"Nathan itu senior aku Van." Jawab Sindi.

SINNATHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang