Chapter 19

48 4 2
                                    

Mungkin sulit bagimu mempercayaiku, tapi percayalah hatiku selalu menginginkanmu.

-Nathan Alexander.

***

Author'POV

"Seminggu lagi adalah kelulusan Sindi, jadi gue pengen balik ke New York." Kata Nathan sambil menatap kedua temannya yang notabenya adalah teman masa kecil.

"Masih seminggu juga." Desis Dania dan Nathan mengernyitkan dahinya.

"Maksud gue, lo harusnya persiapan lebih mateng dulu buat ketemu Sindi, beli hadiah kek." Kata Dania mengulangi ucapannya.

"Hadiah sih udah dong." Jawab Nathan membuat Dania sedikit geram.

"Menurut lo gimana mas?" Tanya Nathan menatap Dimas jengkel, karena tidak pernah tertarik dengan topiknya.

"Gue? kalau menurut gue sih lo balik sekarang." Jawab Dimas membuat Nathan dan Dania melotot.

"Gila lo!" Pekik Dania.

"Iya Sindi udah gila kali nungguin lo!" Kata Dimas tetap fokus pada ponselnya.

"Woy jangan ngelantur! lihat lawan bicara dong." Gumam Nathan.

"Lo tau kan? kalau gue natap lawan bicara, pasti penyakit pelupa gue umat." Sanggah Dimas.

"Lah emangnya lo mau bicara apa?" Tanya Nathan.

"Pacar lo namanya siapa?" Ucap Dimas bertanya balik.

"Pelupanya hilang, gilanya umat." Gumam Dania.

"Udah jawab!" Sebel Dimas.

"Sindi Francesca!" Jawab Nathan.

"Ya! gue pernah ketemu sama perempuan itu." Ucap Dimas membuat ke dua temannya kembali melotot.

'Jadi bener kan perempuan itu adalah kamu.' Batin Nathan.

"Wah gila lo mana mungkin." Sinis Dania.

"Mungkin aja kan?" Jawab Dimas.

"Kapan? dimana? apa dia baik-baik aja?" Tanya Nathan bertubi-tubi.

"Slow bro slow!" Ucap Dimas.

"Cepet jawab." Titah Nathan.

"Enam bulan yang lalu, waktu kita liburan ke pantai." Ucap Dimas.

'Ternyata kamu terlihat baik-baik saja tanpa kehadiranku, tidak masalah juga bagiku asalkan kamu tetap tersenyum tanpaku.' Ucap Nathan membatin.

"Woy! malah ngalamun!" Kata Dimas membuyarkan lamunan Nathan.

"Lanjut-lanjut." Ucap Dania.

"Setelah gue ribut sama Nathan, gue niatnya mau ke tengah pantai, tapi waktu itu saking kencengnya gue lari, jadi nabrak itu cewek deh dan mata birunya...bikin gue jatuh cinta." Jelas Dimas membuat Nathan menatapnya tajam.

SINNATHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang