Chapter 28

28 2 0
                                    

Mencintaimu membuatku percaya jika setia itu memang ada.

-Nathan Alexander.

***

Nathan'POV

Entah gue harus merasa bahagia atau kecewa, karena pasalnya hari ini Sindi akan pindah di mansion kakaknya.

Sebenernya gue sebel sih sama kakaknya itu, tapi mau gimana lagi ya kan. Gue memilih duduk di sofa ruang keluarga sambil sedikit memikirkan cara untuk Sindi.

"Woy bang! ngapain lo ngalamun bodo!" Ucap Nitha sambil menenteng kedua tangannya di pinggang.

"Apaan sih lo, minggir-minggir!" Jawab gue sinis.

"Abang mau ikut Nitha gak?" Tanya Nitha.

"Kemana hem?"

"Mansion bang Rio..." Jawab Nitha bersemangat.

"Apaan lo manggil pakai bang..bang.. segala." Gumam gue.

"Ye..suka-suka dong." Sinis Nitha.

"Lo mau ke London?!" Kaget Nathan.

"Ye..punya abang bego amat! ya enggak lah bego!" Sinis Nitha.

"Abang ntar nyusul aja, nantikan abang harus jemput mami dulu di bandara." Tambah Nitha mengingatkan.

"Oh iya! hampir lupa gue." Pekik gue sambil menepuk jidat.

"Pamitin ayah ya bang! dah!" Kata Nitha sambil berjalan menuruni tangga.

Tak lama setelah itu, Dimas tiba-tiba datang bersama Denis.

"Ngapain lagi dua bodoh itu." Gumam gue.

"Nathan...." Panggil Dimas dari kejauhan.

Dan gue hanya memberi isyarat kedua orang itu untuk masuk ke kamar gue.

"Ayolah Nat!" Ucap Denis.

"Ogah! gue lagi fase mager." Jawab gue, karena gue beneran mager sih.

"Cih alay lo!" Kata Dimas.

"Nanti itu gue harus jemput ibu neg--!" Jawab gue sedikit sinis.

"Udah gue ijinin ke ibu negara." Potong Dimas.

"Kita tunggu di bawah oke." Kata Denis dan mereka langsung pergi begitu aja.

"Argh..ngapain sih!" Pekik gue.

Tanpa menunggu lama, gue berjalan cepat menuruni tangga dan menuju pelataran mansion.

"Dua bodoh itu!" Geram gue.

Karena gue gak nemuin mobil ataupun keberadaan mereka, dan terpaksa gue berangkat sendiri.

~~~

Author'POV

Di sebuah restoran ternama di New York, mereka semua sedang berkumpul kecuali keberadaan Nathan yang entah dimana.

"Mana si Nathan? dan lo berdua kok?" Tanya Hilda sedikit bingung, karena tadi Denis dan Dimas ijinnya mau jemput Nathan dulu.

"Udah, tapi kita tinggalin hehe." Jawab Dimas menyengir.

"Ye..si bodoh!" Umpat Dhani.

"Ye..gak mirror!" Bales Dimas.

SINNATHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang