Chapter 21

42 6 2
                                    

Mungkin kamu mencintaiku, dan mungkin juga ingin bersamaku, tapi sepertinya kebahagiaanmu tidak denganku.

-Nathan Alexander.

***

Author'POV

Dengan kaki jenjangnya, Nitha melangkah lesu menuju mansion. Walaupun harus sedikit berdebat dengan Vido.

"Vido, gue gak bisa tinggalin Sindi sendiri." Rengek Nitha.

"Coba lo mikir deh, kalo lo juga sakit terus yang jagain Sindi siapa?" Ucapan Vido membuat Nitha hanya diam dan menurut.

"Lo jangan lesu, ntar orang-orang di dalem pada nanyain lo." Vido berkata dan menggenggam kuat tangan Nitha.

Dan benar. Setelah mereka masuk semua orang sedang berkumpul di ruang tamu.

"Cie yang habis halan-halan." Goda Haikal sengaja melesatkan kata jalan-jalan.

"Iya dong! kalau jomblo mah bisa apa?" Jawab Nitha dengan bangga.

"Kalian pacaran?" Sahut Dania membuat Nitha dan Vido mengernyit.

"Maksudnya udah berapa lama?" Kata Dania mengulangi pertanyaannya.

"Mau berapa lama juga bukan urusan lo kali." Jawaban ketus Nitha membuat Dania geram tapi dengan cepat Dania menutupinya.

"Lo gak boleh gitu Nit." Kata Nathan membuat Nitha memutar jengah bola matanya.

"Terserah dong." Jawab Nitha acuh.

"Kok gitu sih Nit, lo itu harus menghormati yang lebih tua." Sahut Dhani.

"Gue hormati dia? haha. Sampah masyarakat mana bisa di hormati." Ucapan ketus Nitha lagi-lagi membuat semua orang terkejut termasuk Vido yang tidak habis pikir dengan pacarnya itu.

"Udah-udah malah berantem gara-gara gue." Celetuk Dania.

"Cih kepedean amat lo! ngaca dulu lo itu siapa?!" Desis Nitha dan langsung berjalan menuju kamarnya.

"Bang lain kali kalo pulang bawa oleh-oleh bukan bawa SAMPAH!" Teriak Nitha dari atas dengan menekankan kata sampah.

"Maafin adek gue ya Ni." Ucap Nathan merasa tidak enak dengan Dania.

"Gapapa mungkin dia lagi pms." Jawab Dania yang sebenarnya sangat jengkel.

"Ngapa tu bocah do?" Sahut Haikal.

"Entahlah." Jawab Vido menaikan kedua bahunya.

"Pedes juga itu bocah kalo kesel." Gumam Dhani.

"Ntar biar gue yang bicara sama Nitha." Perkataan Nathan membuat Dania geram.

Malam harinya sebelum makan malam, Nathan berniat ke kamar Nitha.

"Nit?" Ucap Nathan seraya membuka pintu kamar Nitha.

"Apa?" Jawab Nitha terlihat malas.

"Lo mau ke mana?" Tanya Nathan setelah sadar kalau Nitha memakai celana jeans dan atasan polos serta membawa tas yang berukuran mini.

"Kepo amat lo bang." Celetuk Nitha.

"Gue mau ngomong sama lo."

"Ngomong tentang masalah tadi? oh maaf bang gue gak ada waktu buat ngomongin gituan, ada orang yang lebih penting lagi nunggu gue." Ucapan Nitha terlihat acuh tak acuh.

SINNATHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang