Chapter 7

75 27 6
                                    

Mengapa semua orang mendekat disaat aku ingin pergi dan lari dari pahitnya kenyataan ini.

-Sindi Francesca.

***

Author'POV

Hari minggu. Mungkin semua orang menyukainya, tapi tidak dengan perempuan yang sedang berdiri di halte menunggu bus datang.

Perempuan dengan rambut sebahu itu terlihat gelisah dan berjalan mondar mandir kesana kemari.

"Aduh kenapa busnya gak dateng-dateng coba." Oceh perempuan itu.

"Udah jam segini lagi." Tambahnya,

Tin tin.

Suara klakson mobil tiba-tiba berbunyi dan mengagetkan perempuan itu.

"Morning Sindi!" Sapa pria yang keluar dari mobil itu, dan yap perempuan itu Sindi.

"Devan!" Pekik Sindi menghiraukan sapaan Devan.

"Ngapain disini?" Tanya Devan.

"Nunggu bus lah."

"Kirain nungguin aku, hehehe." Cengir Devan percaya diri.

"Apaan sih, gombal mulu."

"Ih! pd amat Sin? cie..cie..Sindi kepedean." Goda Devan dan pipi Sindi memanas.

"Ih Devan!"

"Btw, Sindi mau kemana?" Tanya Devan penasaran.

"Mau kerja Van." Jawab Sindi dan membuat Devan terkejut.

"Kok kerja?"

"Lah bukannya kamu juga mau berangkat ya Van?" Tanya Sindi yang membuat Devan menyemburkan tawanya.

"Kok ketawa sih, Devan aneh!" Cibir Sindi.

"Ya ampun Sindi! hari ini kan restoran lagi di renovasi." Kata Devan tersenyum.

"Apa?!" Teriak Sindi.

"Hahaha." Tawa Devan meledak saat melihat wajah Sindi yang kesal.

"Devan! diam!"

"Habisnya lucu sih tu wajah kalau kesel." Kata Devan menarik tangan Sindi.

"Mau kemana Van?" Tanya Sindi saat merasakan tangannya ditarik.

"Jalan-jalan." Jawab Devan enteng.

"Devan! aku gak ada waktu buat senang-senang."

"Kok gitu?"

"Iya, aku disini hidup sendiri dan serba pas-pasan, jadi aku gak bisa buang-buang waktu cuma buat hal yang gak penting." Jelas Sindi menarik tangganya dari tangan Devan dan membuat Devan kagum dengan jawaban Sindi.

"Oh gitu ya...?" Tanya Devan.

"Iya."

"Kalau aku main ke rumahmu boleh?" Tanya Devan dan mendapat anggukan dari Sindi.

SINNATHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang