Chapter 29

37 3 0
                                    

Yang datang belum tentu menetap, mungkin mereka hanya sesaat.

-Sindi Francesca.

***

Nathan'POV

Sudah hampir sekitar satu jam, Sindi belum juga kembali. Rasa takut dan khawatir mulai memenuhi pikiranku. Akhirnya aku memutuskan untuk mencarinya ke segala toilet yang ada di bandara. Aku sudah mencarinya ke hampir seluruh toilet, tapi nihil. Sindi tidak bisa kutemukan.

"Hai son!" panggilan itu membuat langkahku terhenti, dan senyuman lebar langsung tercetak dibibirku.

"Hai mom, aku tidak melihatmu sejak tadi." ucapku menatap wanita paruh baya yang masih terlihat cantik.

"Begitu? Tapi sepertinya ada yang hilang?"

"Yah betul sekali. Bukan sepertinya, tapi memang benar-benar kehilangan."

"Kau mencari seseorang?" tanya mommy.

"Ya begitu--" jawabku.

"Nathan maaf, kelamaan." ucap Sindi tiba-tiba.


"Hey son! Siapa ini? Kenapa momymu ini tidak pernah melihatnya?"

"Maaf tante, saya Sindi Francesca." sahut Sindi.

"Oh, jadi dia yang namanya Sindi?" kata mommy dan aku hanya mengangguk.

"Maaf tante, tadi kelama--"

"Jangan memanggilku tante! Panggil saja seperti Nathan." potong mommy dan Sindi hanya tersenyum sebagai jawaban.

~~~

Author'POV

Semua orang sudah berkumpul di mansion Alexander, mereka semua menantikan kedatangan Alyssa, mommy Nathan.

Semua terlihat tampak bahagia dan sesekali mereka tertawa kegirangan, tapi berbeda dengan perempuan yang sejak tadi hanya menatap gedung-gedung tinggi dengan tatapan kosong, entah apa yang sedang Sindi pikirkan.

Mungkin Sindi memang sudah terlepas dari penyakit mematikannya, tapi masih ada penyakit terbesar Sindi, dan bahkan berbekas di hati kecilnya. Penyakit mematikannya saat ini benar-benar ada dan sudah kembali di kehidupannya.

"Sindi?"

"Sindi?" Panggilan berulang-ulang itu tidak juga membuyarkan lamunan Sindi.

Chup.

Satu kecupan yang mendarat di pipi mulus Sindi berhasil membuatnya kembali ke alam nyata.

"Ada masalah? Kalau kamu ada masalah ceritain dong ke aku." tanya Nathan dan Sindi hanya menggeleng.

"Gak usah pakai aku kamu juga kali Nat, geli dengernya." jawaban Sindi membuat Nathan ikut tersenyum geli dan selanjutnya wajahnya berubah jadi masam.

"Hahaha...hahaha...itu mukanya...hahaha." Sindi yang tertawa sambil bicara memuat mommy Nathan ikut tertawa tanpa sepengetahuan Sindi.

"Sindi diem!" ketus Nathan dan Sindi malah semakin terbahak-bahak.

"Habisnya..hahaha..hahaha..itu muka..hahaha--" Sindi yang tadinya tertawa terbahak-bahak, entah kenapa sekarang wajahnya berubah menjadi seperti orang menahan emosi.

SINNATHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang