8. Memory✔

2.2K 346 37
                                    

💧💧💧

"Apakah aku mengganggu?" Tanya Mingyu.

Wonwoo kemudian duduk di kasur. Melihat ke arah Mingyu yang cukup aneh di matanya.

"Kenapa tiba-tiba kau jadi perduli kalau mengganggu aku atau tidak? Aku sudah bilang aku tidak suka kau berada di sekitarku. Menyebalkan." Mingyu terdiam, memerhatikan wajah wonwoo. Ia sangat rindu Wonwoo, sangat.

"Maaf jika aku mengganggu. Kembalilah tidur." Mingyu mengusak rambut Wonwoo, ia tersenyum, memandang sendu Wonwoo, lalu berjalan keluar dari kamar Wonwoo.

Wonwoo mengerutkan kening, heran dengan kelakuan Mingyu. "Dasar aneh." Gumam Wonwoo hingga akhirnya ia kembali tertidur di atas kasur dengan selimut putihnya yang melingkupi dan bergumam dalam hati, "Jantung bodoh. Bisa diam?"

Sementara itu, di sisi lain. Mingyu sudah keluar dari kamar Wonwoo. Ia tersenyum lebar dan menatap pintu kamar pujaannya yang tertutup rapat diiringi senyuman lemah. Ia berkata, "Selamat malam, Wonwoo sayang. Semoga kau bahagia, meskipun tidak mengingat siapa aku." Ucapnya lirih, Mingyu membuang nafas berat, "Menyedihkan sekali kau, Mingyu."

***


Pagi itu Wonwoo baru saja berbelanja banyak bahan makanan dari supermarket. Tentu saja mayoritas ia belikan untuk makan sehari-hari.

Bagaimanapun juga ia dan orang lain di rumahnya masih membutuhkan asupan tenaga untuk bertahan baik di dunia fana maupun nyata. Jujur, Wonwoo benci mengenai kenyataan makhluk legendaris seperti dirinya harus tetap makan untuk bertahan dalam kehidupan manusia.

Tak lama Mingyu keluar dari kamar tidurnya dan ia yang melihat Wonwoo kesulitan berjalan sambil membawa totebag belanja ke arah dapur langsung teleportasi untuk mendekat. Ia mengambil kantong belanjaan tanpa berkata apapun pada Wonwoo.

"Aku bisa sendiri," ucap Wonwoo dan tidak direspon Mingyu.

Wonwoo menatap Mingyu yang meletakkan semua bahan ke dalam kulkas dengan rapi, ia heran, ada apa sebenarnya dengan Mingyu sejak kemarin. Wonwoo merasa Mingyu jadi berubah sedikit lembut dan baik setelah apa yang terjadi di taman.

"Kim, kau tidak melakukan ini untuk menjebakku, kan?" Mingyu mengeluarkan sisa bahan lain dari totebag belanja Wonwoo. Memasukan ke dalam kulkas. Tersenyum maklum pada Wonwoo.

"Memangnya untuk seperti ini tidak boleh aku lakukan? Kenapa aku harus menjebak?"

Mingyu tidak menatap ke arah Wonwoo yang duduk di atas meja makan sambil memerhatikan Mingyu membersihkan bahan sayur di wastafel dapur rumah. Wonwoo hanya bisa diam sembari melipat kedua tangan di depan dada. Wonwoo yang awalnya menatap heran kini malah salah fokus. Ia menatap intens Mingyu yang memakai kaos hitam dan celana training olahraga berwarna kuning sambil melakukan itu semua. Jangan lupakan tangan kekar Mingyu yang jelas terlihat hebat di matanya.

"Kenapa kau jadi aneh sejak aku menciummu di taman. Apa kau mengingat kehidupanmu di masa lalu, Kim?" Tanya Wonwoo menyelidik.

Mingyu terus diam, ia memasang wajah tak berekspresi seolah tidak mendengar apa yang Wonwoo katakan.

"Kau mau makan apa, Won?" Mingyu menatap ke arah Wonwoo, ia mengalihkan pembicaraan.

Sementara Wonwoo berdecak, "Aku bertanya, Mingyu. Jangan mengalihkan pembicaraan!" Mingyu menghela nafas dan memejamkan mata sejenak. Ia merasa sangat sedih karena Wonwoo banyak berubah dalam sudut pandangnya. Dulu saat mereka masih bersama dan mencintai. Wonwoo sangat lembut dan perduli pada Mingyu. Wonwoo tidak pernah berteriak. Tetapi, sekarang ia berubah total. Tidak seperti Dewa Wonwoo yang ia cintai.

Grim Reaper | MEANIE | END✔| REPUBLISH| Non Revisi VerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang