☄☄☄
Wonwoo kini berada di atas kasurnya. Ia tertidur lelap setelah kembali dari lautan. Sementara Mingyu melanjutkan pekerjaannya sebagai guardian. Wonwoo memejamkan erat matanya kemudian meremas bantal yang dipeluk. Tidak nyaman dengan mimpi yang ia alami saat ini.
"Mingyu ... Mingyu." Panggil Wonwoo lembut. Wonwoo menatap ke arah Mingyu. Dewa udara yang sangat dicintainya. Sosok yang telah membuat Wonwoo meninggalkan kekuasaan di laut dan berkunjung ke wilayah atas awan.
"Hum? Ada apa Wonwoo?" Mingyu bergumam dan memeluk Wonwoo, mereka sedang berbaring di atas awan tempat Mingyu biasa beristirahat.
"Cium aku, Gyu!" Balas Wonwoo di sertai senyuman lebar. Mingyu membalas Wonwoo lalu tersenyum kecil. Ia menangkup pipi Wonwoo. Bibir mereka dengan perlahan saling mendekat Mingyu menggerakkan dengan penuh kelembutan dan bibir mereka bertaut dengan erat. Gerakkannya semakin intens Mingyu melumat dan menjilat lidah wonwoo yang bermain di sana.
"Jangan tinggalkan aku ... Mingyu." Balas Wonwoo dengan tatapan sendu pada sang kekasih. Mingyu membalas dengan anggukkan.
"Aku tidak akan meninggalkanmu, Won. Kenapa berpikir begitu?"
"Entahlah. Perasaanku tidak enak."
Wonwoo semakin bergerak gelisah di atas kasur. Seluruh bayang-bayang kenangannya bersama Mingyu dahulu, semua sangat indah dan muncul di dalam mimpinya setiap hari. Bahkan, ingin rasanya Wonwoo menghentikan waktu dan kembali ke masa itu. Hanya saja sangat disayangkan ia tidak mengingat mimpi itu lagi kala ia terbangun dalam tidurnya.
"Kepada yang terhormat Dewa air Wonwoo. Apakah anda tidak ingin memakan sesuatu?" Wonwoo melihat ke arah seorang pelayan yang mendekatinya. Sirip Ikan wonwoo sangat lemah karena sebuah dinding kurungan di sana. Wonwoo menggeleng, menolak makanan yang diberikan oleh ibunya melalui pelayan.
"Bawa saja. Aku tidak mau." Jawab Wonwoo. Ia kembali berbaring di atas kasurnya. Wonwoo di kurung dalam kamarnya sendiri yang berada di laut timur kekuasaannya.
"Tapi Tuan, anda akan-" Wonwoo mengeluarkan kekuatannya, membuat sang pelayan mau tidak mau mengikuti tuannya.
Pelayan yang melihat gertakkan Wonwoo tampak ketakutan dan mundur, "Saya akan meletakkan makanan ini di samping anda jika kelaparan. Saya permisi tuan." Pelayan tersebut pergi, sementara Wonwoo melanjutkan lamunannya, berpikir sampai kapan Mingyu akan menjemputnya di bawah laut sana. Anak mereka di dalam perutnya juga sudah meraung sedih.
"Mingyu ... kamu di mana?" Wonwoo bergumam, dan menangis lagi.
Entah sudah berapa lama Mingyu tidak mengabarinya. Bahkan Wonwoo yang menerima hukuman dari Sang Pemimpin tidak bisa melakukan apapun saat ini. Wonwoo kemudian duduk dan berpikir keras.
"Apa aku harus melakukannya?" Wonwoo menatap ke arah gelang yang menjadi tanda cintanya dengan Mingyu.
"Mingyu, apa kamu sudah tidak ada?" Gumam Wonwoo dengan air mata yang terus mengalir.
"Sudah tiga bulan kamu tidak pulang dan mengabariku, sudah tiga bulan juga aku didalam sini bersama anak kita." Wonwoo mengusap pelan perutnya, merasakan tendangan dari bayi yang ada dalam kandungannya.
"Nak, apa kita harus menyusul Ayahmu?" Wonwoo menggigit pelan bibirnya. Memejamkan mata menguatkan hati, ia meremas tangannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grim Reaper | MEANIE | END✔| REPUBLISH| Non Revisi Ver
FanfictionDosa adalah dosa, dan kau harus menebusnya dengan mengantarkan 1004 orang untuk bisa terlahir kembali 2019 Fanfiction #BXB #MEANIE Start : 8/03/19 End : 10/11/19 #Rank : 159 [Meanie] #Rank : 32 [Meanie] 20-9-2020