17. Lose your head✔

1.4K 232 21
                                    

🌧🌧🌧

Flashback

"Pada setiap keturunan Dewa pada alam ini akan selalu memiliki tanda lahir yang berbeda dengan tingkat energi yang berbeda. Contohnya seperti dirimu Wonwoo, kau Dewa Air yang dilahirkan dengan entitas hati seorang Dewi karena Ibumu sangat lembut dan menitiskannya padamu. Tandamu sama dengan milik Ibumu dan saat kamu memiliki seorang Anak, maka dia akan mewarisi tanda lahirmu. Kamu mengerti sekarang?"

Wonwoo remaja tersenyum lebar dan mengangguk paham atas perkataan penasehat Kerajaan Air yang selalu menjadi kepercayaan Ayah dan Ibunya.

"Jadi nanti, saat Wonwoo memiliki Anak akan seperti itu Penasehat Junki?."

Sang penasehat mengangguk dan tersenyum, lalu menggandeng Wonwoo untuk masuk ke dalam istana, setelah lama berkeliling mengunjungi pantai selatan, wilayah tetangga dari kerajaan timur yang di kuasai oleh Ayahanda Wonwoo.

"Kita harus kembali sebelum Baginda Raja Dongwook marah jika anda tidak berada di kamar Istana."

Wonwoo tersenyum, lalu mengikuti Junki yang membawa tangan kecil miliknya kedalam gandengan.

***

"Dia Anak kita, aku yakin, Mingyu."

Tubuh Wonwoo lemas, bibirnya pun terasa kelu. Ingatannya dahulu saat bersama dengan penasehat istana semakin meyakinkan dirinya jika Woozi adalah anak kandungnya.

"Apa yang harus kita lakukan?"

Wonwoo bergumam lemah,  menunduk dalam. Mingyu yang kini memiliki setengah dari Wonwoo, merasakan hal yang sama.

"Kamu tahu Wonwoo, aku sangat senang. Tapi ... aku juga sedih dengan cara yang aneh. Ya, mungkin karena pertemuan ini sungguh di luar dugaanku, seharusnya tidak begini."

Wonwoo memberikan atensinya pada Mingyu yang berdiri di depan tubuh Woozi.

"Semua terasa sia-sia. Perjuangan ini seperti menyakitkan sekali."

Mingyu memegang tangan Woozi yang memar sambil memejamkan matanya sendiri.

"Kamu yakin dia anak kita? Apakah hanya dengan tanda lahir itu sudah menjelaskan kalau Woozi anak kita, Won?"

"Kamu—" Wonwoo berdiri lalu menatap tajam Mingyu.

"Terserah kamu mau percaya atau tidak."

Wonwoo memilih menyimpan kekesalannya pada Mingyu. Menahan emosinya sebisa mungkin karena mendengar pernyataan Mingyu yang ragu pada Woozi.

Mingyu tidak bodoh. Ia merasakan semuanya. Yaitu, rasa sesak, sedih, bingung yang Wonwoo rasakan semua bisa ia rasakan juga. Namun, Mingyu menyembunyikan hal itu, seolah Wonwoo tidak terhubung dengan dirinya sama sekali.

"Wonwoo, aku—"

Wonwoo mengompres kening Woozi, mengecek suhu tubuh Woozi yang masih cukup tinggi.

"Lebih baik kamu keluar, Gyu. Aku akan menjaga Anakku."

Mingyu menelan ludahnya sendiri, mengepalkan buku-buku jari tangannya. Mingyu keluar dari kamar, berusaha untuk mencari solusi. Semua ini juga terjadi karena Wonwoo yang nekat melakukan penyatuan jiwa dengan Mingyu.

Grim Reaper | MEANIE | END✔| REPUBLISH| Non Revisi VerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang