Baekhyun mendengus, menatap Luhan yang kini memandang kearah luar jendela mobilnya.
"Kau serius ingin pergi sendiri? Aku bisa membatalkan janji dengan temanku jika kau mau"
Luhan menggeleng, membuks pintu mobil Baekhyun dan mengulas senyum tipis "Aku hanya akan refreshing sebentar" ujarnya santai.
Baekhyun jadi bingung sendiri dengan Luhan kali ini. Ada yang aneh, pikirnya. Luhan tidak terlalu suka tempat yang penuh keramaian namun pria itu malah menyuruhnya untuk menemaninya berkunjung ke namsan tower. Namun sayangnya Baekhyun sudah memiliki janji dengan temannya.
Luhan tetap saja memaksanya untuk mengantarkannya. Meski Luhan yakin akan pulang dengan taxi atau bus. Pria itu sedang malas mengendarai mobilnya, entah kenapa.
"Hubungi aku jika ingin pulang. Aku akan menjemputmu jika sempat"
Luhan mengangguk santai, lalu beranjak pergi meninggalkan Baekhyun yang kini mulai menjalankan mobilnya untuk pergi dari sana.
Luhan tak mengerti apa yang harus dia lakukan sekarang selain duduk disana sambil menyeruput kopi instan milikya lalu memandang banyak orang yang kini tengah berjalan kesana kemari. Ada banyak keramaian disana.
Berharap bertemu Sehun huh?
Luhan mengusap wajahnya lalu tersenyum gentir. Tak yakin dengan pilihannya sekarang. Dia ingin bertanya...alasan pria itu menyelamatkannya. Alasan Sehun meninggalkan rumah sakit. Alasan atas kepeduliannya.
Luhan mendengarnya dari Kyungsoo. Sehun berlari menyelamatkannya, meski Luhan yakin jika Sehun benar-benar tidak peduli padanya.
Luhan hanya....butuh alasan. Baik atau buruknya alasan itu, Luhan tak peduli.
Merasa bosan, Luhan mulai berjalan berkeliling, mencobai beberapa jajanan dan tak sadar dia merasa geli sendiri dengan dirinya. Seperti anak usia belasan yang baru saja merasakan liburan.
Tak terasa hari sudah mulai malam. Orang yang datang tak sebanyak yang dia harapkan. Mulai berkurang. Luhan menghela nafas. Tak ada gunanya. Sehun hanya membohonginya soal tempat favorit pria itu. Sehun jelas tidak berada disini, di Korea. Mustahil untuk bertemu dengannya.
Tanpa sadar, pandangan Luhan berubah buram, merasa sia-sia dengan usahanya. Cutinya akan segera berakhir dan itu artinya, Luhan tak bisa kembali lagi ditempat yang sama untuk mencari Sehun seperti sekarang. Luhan menarik nafas lelah, lalu merogoh ponselnya yang ada dikantongnya lalu menekan beberapa dial nomor yang dikenalnya. Terdengar suara seseorang diseberang.
"Jemput aku, Baek"
.
.Sehun kembali dengan pandangan kosong, mengulas senyumnya. Tangannya merah pekat, berlumuran cairan darah segar. Menatap kembali sosok tak berbentuk yang dia ikat disebuah kursi yang terbuat dari besi.
Prang
Sebuah batangan besi dilemparkan kesegala arah. Jongin menghela nafas diluar ruangan. Tak ada lagi teriakan, itu artinya Sehun selesai dengan pekerjaannya. Ruangan tersebut mendadak sunyi Jongin memasuki ruangan tersebut dan mendapati Sehun yang tengah menaruh mayat tersebut dalam sebuah kantong besar berwarna hitam.
"Kau melupakan obat penenangmu?" Jongin melempatkan sebuah botol kecil berisi beberapa pil. Sehun menangkap benda tersebut dengan cepat, lalu segera meminumnya dengan satu tegukan setelah mendapat botol berisi air dari Jongin.
"Dia membuatku kesal" celetuknya datar.
"Siapa dia?"

KAMU SEDANG MEMBACA
🅳🅾🆄🅱🆃
ФанфикLuhan adalah seorang psikolog terkenal dikotanya. Dan tiba-tiba dia mendapatkan seorang pasien yang menderita gangguan psikopat dan termasuk masokis, Sehun namanya. Dia bersedia menangani pria itu ditambah dengan fakta bahwa pria itu merupakan pembu...