14.

1.9K 239 40
                                    

Luhan masih terdiam disana, dengan pandangan kesal menatap Sehun yang nampak santai mengendarai mobilnya.

"Bagaimana bisa kau mengajak seseorang berkencan tapi tidak merencanakannya lebih dulu?" Ujarnya sebal. Sehun nampak diam saja, mulai menyetel beberapa musik diradio dan kembali menatap kearah luar, mencoba untuk berpikir.

"Apa beberapa orang harus merencanakannya?" Pertanyaan menyebalkan lagi. Luhan merotasikan matanya. Si sialan tampan ini mengajaknya berkencan tanpa rencana. Dan yeah, dirinya harus membolos untuk bekerja hari ini. Dan dirinya tidak memiliki tujuan apapun.

"Kau sendiri tidak pernah berkencan kan?" Sindiran Sehun begitu tepat, membuat Luhan malu. Bahkan kali pertama dia melakukan hubungan sex, bahkan mungkin ciuman pertamanya didapat dari Sehun. Dirinya hanya diam saja. Tapi meski begitu, dirinya jelas tahu apa yang dilakukan beberapa orang saat kencan, namun sayangnya Luhan hanya tahu dari beberapa serial drama yang ditontonnya sewaktu sekolah.

"Kau punya impian apa tentang kencan?" Kali ini Sehun bertanya, menarik tangan Luhan agar melingkari lehernya dan memeluk sebentar pinggang Luhan untuk menyesuaikan posisinya. Tubuh Luhan tergolong kecil dan itu semakin mempermudah Sehun untuk memangkunya.

Luhan memerah, menyenderkan kepalanya dibahu lebar Sehun dengan gerakan kaku, takut membuat Sehun merasa terganggu dengan perlakuannya. Namun yang didapatinya adalah, Sehun yang diam saja dan mulai menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Ehm...mungkin aku ingin membeli makanan apa saja yang kutemui, jika berkencan?" Setelah itu, hening. Sehun tak menanyakan apapun lagi.

Terik matahari siang ini begitu menyengat, keduanya sampai disalah satu kedai dipinggir jalan. Sempat membuat Luhan terbangun dan memandang aneh kearah Sehun.

"Kenapa?"

Sehub tak berkata apapun, mengisyaratkan Luhan untuk turun dari mobilnya. Setelah Luhan mengangguk dan turun, Sehun mengikutinya. Tak lupa menutup pintu mobil dan menguncinya. Keduanya tepat berada ditaman kota, ada begitu banyak orang yang ada disana meski mendominasi adalah beberapa anak sekolah dan cukup banyak sepasang kekasih yang berjalan-jalan sambil bercengkramah.

Luhan terkejut saat Sehun mencoba membuka jas putihnya, dirinya membelalak sambil menahan tangan Sehun saat itu juga.

"Apa yang kau lakukan?" Serunya panik. Sehun mendengus, menatapnya dengan pandangan jengah.

"Aku sedang tidak memperkosamu atau menelanjangimu ditempat umum. Akan terlihat aneh jika jas putihmu dipakai ditempat seperti ini" celetuk Sehun. Luhan mendadak merasa canggung dan salah tingkah sendiri. Wajah memerah malu, lagi. Dan dengan gerakan lamban dirinya mulai membiarkan Sehun membuka jasnya dan menaruhnya didalam mobil.

"Ayo" tangan Sehun segera meraih lengan Luhan, membuat Luhan tertarik dengan pandangan bingung.

"Ingin yang rasa apa?"

Hah?

Luhan mendongkak. Menatap Sehun yang kini menatap beberapa menu ditangannya.

"Kupikir kau menyukai chocolate dengan tambahan strawberry? Atau kau ingin tambahan cream vanilla?" Luhan mengerjap tak mengerti. Dirinya melirik kearah stan yang merupakan stan Bubble Tea disana.

Luhan mulai berpikir "Ehm...bisa aku mendapatkan rasa Taro?"

Sehun mengangguk "Baiklah"

Keduanya berhasil membeli Bubble Tea, cukup mengherankan juga mengetahui Sehun menyukai minuman tersebut. Yang ada dipikiran Luhan saat itu adalah Sehun hanya menyukai minuman beer atau sejenisnya. Nyatanya, pria dengan tinggi menjulang itu nampak menikmati minuman ditangannya sampai kandas.

🅳🅾🆄🅱🆃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang