10.

2.4K 258 34
                                    

Pagi itu Luhan layaknya dejavu, tubuhnya terasa lemas dan mati rasa. Pinggulnya seakan terbagi dua saking sakitnya dia bergerak. Mengingatkan dirinya saat dia terbangun dikamarnya dengan keadaan tubuh yang sama waktu itu. Hanya saja, ini jelas berbeda karena dia harus mendapati sosok yang tertidur disampingnya.

Sebuah lengan kokoh berada diatas perutnya, melingkarinya rapat membuatnya tak banyak bergerak. Deru nafas seseorang membuat Luhan tersadar sekaligus terkejut, menatapi sosok yang berada disampingnya. Tengah tidur dengan tenangnya. Kali pertama juga Luhan menatap wajah Sehun saat pria itu tertidur.

Suara mesin mobil membuatnya terusik, sedikit mengernyitkan dahi, Luhan masuk kembali kedalam selimut dan menyembunyikan tubuhnya dibalik tubuh Sehun yang kini merengkuhnya erat.

Bunyi langkah kaki dari luar membuat Luhan dengan cepat menggoncang tubuh Sehun untuk membangunkannya. Sehun yang merasa terusik kini membuka matanya perlahan, raut wajahnya terlihat kesal.

"Apa?" Ujarnya datar dengan pandangan tak bersahabat, ditambah dengan suara serak khas orang bangun tidur.

"Mu-mungkin ada orang yang masuk kerumah. Aku...mendengar langkah kaki tadi--"

Mulut Luhan terbungkam saat Sehun kembali menciumnya tanpa aba-aba, dengan tangan yang bergerak mengusap setiap jengkal kulitnya.

Ah Sehun sialan, dia sengaja ingin membuatnya horny lagi bukan?

"I-ini masih pagi. Tu-tunggu sebentar Sehunhh" Luhan melenguh, saat Sehun kembali menambah bitemarknya disekitar lehernya.

Baru saja Sehun meneruskan kegiatannya, dobrakan pintu membuat Sehun mendengus marah.

"Oh Sehun. Sudah berapa kali kubilang. Jika ingin pergi kemanapun, kau harus mengabariku ataupun Chan....what the fuck?" Sosok dengan kulit tan tersebut berujar heboh setelah menatap sosok Luhan yang berada dibawah Sehun saat itu.

Luhan menarik selimutnya gelagapan lalu menutup tubuhnya dengan mata membola. Sehun mendengus lalu bangkit dari tempat tidurnya, tak peduli dia harus memperlihatkan seluruh tubuh nakednya. Bahkan Luhan sempat melihat kejantanan setengah tegang milik Sehun disana.

Luhan bahkan hanya dapat membuang wajahnya memerah karena malu.

"Sepagi ini kau datang kesini?" Tanya Sehun santai lalu mengambil handuknya beserta dua bathrobe miliknya, menarik selimut yang menutupi tubuh Luhan saat itu membuat Luhan memekik kaget dan refleks menutupi tubuh bagian bawahnya.

"Kau memilih jalang yang bagus, Hun" siul Kai-pria tan itu dengan senyum mesumnya yang ditanggapi pandangan tak suka dari Sehun saat itu juga yang menggendong Luhan menuju kamar mandi.

Oh well...kegiatan mandi pagi huh?

.
.

Saat itu Luhan yang pertama kali keluar dari kamarnya, hanya berbekal piyama tidur milik Sehun yang agak longgar. Dia keluar dengan ragu, meski dirinya ingin keluar dengan Sehun saja. Namun pria itu nampak lebih mementingkan Luhan dengan memilih untuk memandikan Luhan lebih dulu.

Luhan melangkah dengan langkah tertatih, berpegang pada dinding ataupum sofa yang ada diruang tamu, melirik ke arah dapur dimana pria yang tadi tengah menyiapkan sarapan seperti memanaskan makanan yang baru saja dia beli. Mungkin?

"Oh... Selesai urusannya? Bisa kau kemari sebentar? Kupikir aku harus menanyaimu beberapa pertanyaan" sahut Kai lalu berlari dan menuntun Luhan untuk duduk didepannya.

Luhan duduk dengan tidak nyaman, apalagi saat dirinya saat ini tengah ditatapi oleh pria bernama Jongin ini.

"Jadi....apa hubunganmu dengan Sehun? Kau ini pacarnya atau...jalang yang disewanya?" Perkataan Kai ini tergolong lancang sebenarnya. Namun mengingat Luhan sabar luar biasa, dia hanya menghela nafasnya dengan wajah kesalnya. Apa dia benar-benar terlihat seperti seorang jalang didepannya hah?

🅳🅾🆄🅱🆃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang