Beberapa lembar foto tersebut terletak berserakan diatas meja. Seorang pria terlihat menatap satu persatu lembaran foto tersebut dengan pandangan menukik.
"Aku sudah bilang padamu untuk menyerahkannya padaku saat umurnya 20 tahun kan? Aku akan menagihnya sekarang"
Pria paruh baya tersebut tertawa kecil "Memang. Tapi seperti yang kau lihat, dia bahkan berani sekali melakukan hal itu diluar kendaliku"
"Jadi...kau membatalkannya? Kupikir kita sudah membuat kesepakatan"
Asap rokok mengepul diruangan tersebut, sedikit melonggarkan dasi yang dipakainya, pria dengan tubuh tinggi menjulang itu segera duduk disalah satu sofa tersebut dengan pandangan garang.
"Aku tidak bilang membatalkannya" senyuman khas keluar dari bibir pria paruh baya itu.
"Lalu? Rencanamu?"
"Aku hanya perlu....menjinakannya sedikit"
.
.
.Bunyi alarm membangunkan tidurnya. Cukup membuat Luhan mengeluh pagi itu.
"Astaga" Luhan memekik ketika menyadari sosok lain dikamarnya. Disana ada Baekhyun yang kini menatapnya dengan pandangan anehnya.
"Membuatku kaget saja. Sedang apa kau disini pagi-pagi dan berdiri disana?" Dumel Luhan dengan kesal sembari mematikan alarm miliknya. Baekhyun merotasikan matanya lalu melipat kedua tangannya didepan dada dan memandang Luhan lekat.
"Katakan padaku. Kau memiliki kekasih kan?"
Luhan memelototinya kaget, sedikit gugup. Agak takut juga, sebenarnya. Baekhyun punya feeling lebih kuat, sebenarnya.
"Omong kosong apa lagi" dengus Luhan kesal lalu bangkit dari tempat tidurnya.
"Sehun. Kekasihmu kan?" Gerakan Luhan untuk pergi dari sana terhenti, membalikan tubuhnya dengan refleks. Si sialan Byun jelas sudah mengetahuinya. See? Luhan bahkan tak menduga jika Baekhyun akan tau lebih cepat.
"A-apa?"
Baekhyun menghela nafas "Aku melihat kalian berdua jalan ditaman kota, dan yeah, kalian mesra seperti sepasang kekasih yang sedang kencan. Apa aku salah?"
Luhan hanya menelan ludah berat, agak ragu juga.
"Lu. Kau tau dia bukan pria baik. Kau yakin dengan hal ini?" Perkataan Baekhyun jelas membuat Luhan merasa tertohok. Meski ada rasa ragu diotaknya, dirinya bahkan tak bisa mengambil keputusan seperti 'menjauhi' Sehun saat itu juga.
"Aku tahu"
"Lalu? Kau mencintainya? Demi Tuhan, Lu. Kau yang sendiri bilang jika Sehun itu seorang psikopat. Apa kau tak berpikir jika dia bisa membunuhmu kapan saja?"
Luhan terdiam dengan pandangan kosong, lalu dia menggeleng "Dia berbeda. Aku yakin"
Baekhyun mendecih "Hiduplah dengan pemikiran seperti itu. Sejak awal hubungan kalian salah. Kalian gay. Aku tak peduli kau gay atau apapun itu. Tapi, kenapa harus dengan Sehun?"
Luhan hanya menundukan kepalanya. Perkataan Baekhyun sepenuhnya benar, tak ada yang salah sama sekali. Hanya Luhan saja yang buta dengan keadaan dirinya sekarang.
"Tak ingin menjawab? Bagaimana dengan reaksi Ms. Lu? Perasaan Mr. Lu? Atau bahkan Yixing?"
"...." Luhan hanya diam, tak mau menjawab meski dirinya ingin membantah. Sayangnya, dirinya hanya akan terdengar seperti orang tak berakal jika menyangkal semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
🅳🅾🆄🅱🆃
FanfictionLuhan adalah seorang psikolog terkenal dikotanya. Dan tiba-tiba dia mendapatkan seorang pasien yang menderita gangguan psikopat dan termasuk masokis, Sehun namanya. Dia bersedia menangani pria itu ditambah dengan fakta bahwa pria itu merupakan pembu...