Give your support to this story with give your vote and comment if you have some suggestion for this story. Thanks.
.
Elah..kek pinter b ingg aja akuh. Intinya vote dah:v
.
.
.Luhan menatap bosan kesekeliling, ditemani Baekhyun yang berada disampingnya. Sudah sejam mereka berada diaula tempat para pebisnis berkumpul dan itu membuat mereka bosan setengah mati disana. Kalau bukan karena Baekhyun memintanya untuk menemani, Luhan jelas mana sudi menginjakan kaki dipertemuan membosankan seperti ini? Pandangan matanya tak lepas dari jam arloji yang dipakainya, sedikit mengetuk ujung sepatunya kelantai dengan tidak sabaran.
"Apa masih lama?" Luhan bertanya setengah berbisik, disampingnya Baekhyun mendengus lalu mengangkat kedua bahunya tak tahu. Baekhyun hanya disibukan dengan makanan manis yang berada diatas piring mini miliknya dan itu membuat Luhan mengernyit kesal.
"Apa kita bisa pulang lebih awal?" Luhan kembali bertanya dan cukup membuat Baekhyun merotasikan bola matanya malas.
"Tidak sebelum kau mendengar beberapa pengunguman. Setelah itu kau bebas" Baekhyun berujar.
"Kira-kira berapa lama sampai pengunguman itu ada?" Desis Luhan tak sabaran. Baekhyun makin dongkol jadinya.
"Yang membawakan pengunguman baru saja naik satu tangga" Baekhyun menunjuk salah seorang pria paruh baya yang kini maju kedepan dengan senyum lima jarinya. Luhan menghela nafas lega, artinya dirinya akan segera pergi dari keadaan menjengkelkan ini. Tak heran juga dirinya menolak keras saat ayahnya menyuruh sekolah bisnis. Yang perlu diketahui adalah, Luhan benci dengan hal seperti ini. Bukan berarti Luhan berpendapat bahwa bisnis itu buruk, oh tidak. Dia hanya tidak tertarik pada bidang ini, sungguh.
Hal yang Luhan lakukan saat mendengarkan beberapa pengunguman soal harga saham, pemasaran, dan segala hal yang menyangkut bidang itu adalah dirinya hanya berjalan mengelilingi aula dan mulai mencari beberapa dessert yang membuatnya lebih tertarik.
"Dokter Lu?" Luhan terperanjat kaget, menatap sosok yang jelas dikenalnya tersebut.
"Ah...Kris?" Kris mengulum senyum tipis, sebuah kebetulan yang tak terduga.
"Aku tak menyangka kau bisa berada disini. Yah...mengingat kau seorang psikater" Kris menatap Luhan lalu mengambil sepotong kue coklat ditangannya.
Luhan tersenyum melirik kearah Baekhyun diikuti oleh Kris "Aku menemaninya" ujar Luhan. Kris mengangguk paham.
"Kau mengenal anak Tuan Byun?" Tanya Kris sedikit terkejut. Luhan tersenyum tipis.
"Dia sepupuku" kembali, Kris mengangguk lagi. Cukup kaget saat mengetahuinya.
"Begitukah? Kebetulan yang menarik ya" gumamnya. Keduanya nampak seru berbincang, mengenai beberapa hal menarik untuk menghilangkan kebosanan.
"Ingin pulang denganku? Kupikir sepupumu terlihat sibuk sekali, sedangkan kau terlihat bosan" Luhan menatap kearah Baekhyun yang kini tengah berbincang dengan beberapa koleganya. Sedikit merutuki kelakuan Baekhyun saat itu.
Tak buruk juga jika dia memutuskan untuk pergi dengan Kris saat ini. Luhan menoleh dan mengangguk.
"Ah ya, aku akan memberitahu Baekhyun dulu, kalau begitu" Luhan mengulum senyum kecil, diangguki oleh Kris saat itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
🅳🅾🆄🅱🆃
FanfictionLuhan adalah seorang psikolog terkenal dikotanya. Dan tiba-tiba dia mendapatkan seorang pasien yang menderita gangguan psikopat dan termasuk masokis, Sehun namanya. Dia bersedia menangani pria itu ditambah dengan fakta bahwa pria itu merupakan pembu...