11.

2K 245 32
                                    

Malam itu Luhan selesai memakai obat yang diberikan Sehun. Rasanya agak lumayan dibandingkan tadi meski agak terasa perih. Dirinya mendapati Sehun yang sibuk membongkar isi lemari esnya dan meminum beberapa minuman kaleng miliknya disana.

Luhan menghela nafas kasar sampai dia hampi berteriak saat melihat Sehun ingin melemparkan gelas kaca kearah makhluk berbulu yang berjalan mendekat kearahnya.

Luhan menatapnya kesal.

"Oh sial. Kau hampir membunuhnya Oh Sehun!" Sehun menaikkan sebelah alisnya, menatap dengan kerutan dahi seekor kucing berwarna abu-abu yang berjalan kearah Luhan dengan langkah pelan.

Dengan gerakan sigap, Luhan segera mengangkat kucing tersebut dan memeluknya lalu memandang tajam kearah Sehun yang menatapnya tak bersalah.

"Dia terlihat seperti....monster menyebalkan" Sehun menatap kucing tersebut tak suka.

"Kapan-kapan aku harus merontokan bulunya, mungkin?"

Luhan mendengus "Sialan kau" umpatnya lalu membawa kucing tersebut di kamarnya dan menaruhnya begitu saja. Luhan kembali melangkahkan kakinya dan kini mendapati Sehun yang duduk diruang tengah, entah apa lagi yang akan Sehun lakukan tengah malam seperti ini.

"Kau kemari tengah malam hanya ingin mengantarkan obatku?"

Sehun meliriknya sebentar lalu menatap kedepan, tak menjawab sama sekali.

"Tidurlah. Aku akan pergi beberapa menit kedepan" celetuknya santai. Luhan mendengus.

"Aku tidak akan mengambil apapun atau membunuhmu, Dokter Lu" ujar Sehun lagi tanpa membiarkan Luhan untuk bertanya sekalipun. Luhan mengernyit dengan kesal. Tanpa suara dirinya berbalik kearah kamarnya, membiarkan dirinya melirik punggung Sehun yang membelakanginya disana. Rasa kantuk benar-benar menguasainya hingga saat dirinya mulai berbaring ditempat tidurnya, dirinya langsung jatuh tertidur begitu saja dengan mudahnya.

.
.

Luhan terbangun pagi itu dengan tubuh lebih segar, meski dikagetkan dengan kemunculan Baekhyun secara tiba-tiba dikamarnya dan menatapnya heran.

"Ada apa?" Tanya Luhan dengan pandangan ling-lung. Baekhyun memutar kedua bola matanya malas.

"Aku penasaran, kemana saja kau selama ini sampai tidak bisa mengangkat ponselmu. Malam itu kau menghilang tiba-tiba dari rumah sakit. Apa aku ketinggalan sesuatu?"

Luhan termangu.

Agak kikuk lalu dengan cepat merubah ekspresi wajahnya "Hanya jalan-jalan"

Baekhyun mengerutkan dahinya menatap Luhan dengan mata yang ia sipitkan.

"Oh ayolah, Byun. Berhenti menatapku seperti itu" Luhan berujar malas.

"Sudahlah. Ayo sarapan, hari ini kau harus bekerja kan? Bisa temani aku nanti malam? Aku harus menghadiri pertemuan bisnis membosankan" Baekhyun mengibaskan tangannya tak peduli.

"Apa aku harus ikut Byun? Kau tau aku benci acara seperti itu" Luhan mulai mengerutkan dahinya tak suka.

"Tentu. Karena aku tidak ingin terlihat sendiri" Baekhyun ikut mengelak.

"Kalau begitu, carilah pasangan" ledek Luhan yang mulai berdiri dari tempat tidurnya dan berjalan kekamar mandi. Terdengar pekikan kekesalan dari Baekhyun membuat Luhan tertawa mendengarnya.

🅳🅾🆄🅱🆃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang