01

1.1K 137 11
                                    

*
Elios. Si Cassanova.

*






DRRRTTT...



DRRRTTT...





Sebuah tangan terulur meraba raba seluruh nakas untuk mencoba menemukan sesuatu yang bergetar diatas sana. Sampai telapak tangannya menemukan yang ia cari sedari tadi. Menarik benda persegi panjang warna hitam metalik dan langsung menempelkannya ke telinga. Tanpa mengubah posisi tidur yang sepertinya sudah sangat nyaman.

"Apaan?" Pemuda itu menguap lebar,
"ngapain subuh subuh nelpon?" Ujar pemilik suara bass tadi dengan nada malas.



"Subuh, subuh. Lo tinggal di Afrika bagian mana sih bisa bilang ini subuh? UDAH MAU DZUHUR WOI!!" teriak suara dari sebrang.

"Nggak sopan ya lo neriakin gue!" Balasnya ambisius, walau masih dengan raut wajah malas.

"Iye maap!" Jedanya, "El, lo jadi ikut tawuran sama anak sekolah depan nggak sih?"

"Jadi," jawabnya singkat

"Yaudah sekarang buruan dateng! Kalo lo nggak dateng mampus diabisin kita sama mereka!!!"

Seketika lelaki berbadan bongsor itu langsung mengambil posisi duduk, membuat selimut yang semula menggelung apik tubuhnya pun merosot. Memperlihatkan badan kekar si cowok yang hanya menggunakan kolor hitam.

"LO ORANG UDAH MULAI KESANA!?"

"Kan janjiannya jam 10, Elios ege! Ini udah mau setengah dua belas!!"

Elios hanya bisa mengusap wajahnya frustasi ketika matanya menangkap jarum pendek pada jam yang tergantung di dinding depan. Lelaki muda itu langsung lagi loncat turun dari tempat tidur dan menarik handuk yang tersampir di belakang pintu.

"Gue OTW 5 menit lagi. Coba pertahanin dulu, jangan sampai kita kalah telak!" lantas mematikan sambungan telepon nya sepihak.

***



Terdengar suara cepat langkah kaki yang menuruni tangga. Membuat perhatian Lay yang tengah membaca beberapa laporan di ruang tv pun menoleh. Mendapati anak semata wayangnya yang sudah siap entah akan meluncur kemana itu bocah.

"Baru bangun?" Sindir Lay tanpa memperhatikan sang putra, laporan lebih penting. Elios pun tidak terlalu peduli akan sindiran sang ayah, ia hanya terus meneguk susu langsung dari kotaknya.

"Mommy mana?" Tanya Elios

"Beli ketumbar di warung,"

Elios mengangguk dan langsung menyambar helm putih beserta kunci motornya diatas meja bartender. Melesat ingin keluar rumah,

"Mau kemana kamu?" Langkah lebar lelaki jangkung itu terhenti ketika mendapati pertanyaan dari sang Daddy

"Ada acara sama temen," jawab Elios

"Acara apa?"

"Ngerayain ulang tahun,"

"Dimana? Sama siapa aja? Pulang jam berapa?"

Elios menghembuskan nafas kasar mendapati pertanyaan sang Daddy yang tidak pernah berubah sejak ia pertama masuk ke TK. Lay selalu saja posesif.

"Eli udah gede, Dad. Eli bisa jaga diri sendiri," ucap Elios malas

"Daddy nggak khawatir sama keadaan kamu. Daddy cuma nggak mau kamu balapan atau ngelakuin kenakalan remaja lainnya. Inget minggu lalu, daddy harus bayar 7 juta cuma untuk kerusakan yang udah kamu perbuat karena nabrak pagar rumah orang," papar Lay panjang lebar.

Elios sih cuma bisa garuk tengkuknya bingung harus respon gimana. Pakai acara diingetin segala, kan?

"Iya Eli janji nggak akan buat ulah lagi. Nggak akan pulang kemalaman lagi," lelaki itu tertunduk menyesal

"Bagus kalau kamu menyesal,"


Iya, Elios memang menyesal.



















Tapi tidak dalam waktu yang lama:)

BUAKH!

Dengan beraninya lelaki itu datang dengan cara menendang bagian punggung lawannya sampai sang lawan tersungkur ke aspal.

"Wes, pahlawan ke subuhan!" Ledek Seokmin melihat pemuda jangkung yang sudah diharapkan olehnya dan rekan rekan yang lain sejak 3 jam lalu, dan malah ketiduran.

"Anak yang luka dibawa ke pinggir lapangan, jangan dipaksain," ucap Elios mutlak.

Seokmin mengangguk, "YANG LUKA BAWA MUNDUR!!" teriaknya lantang.

"JANGAN NYERAH DULU KITA BELOM KALAH!!!"

Kedatangan Elios memang seperti matahari yang terbit ditempat tergelap dunia. Kedatangannya jadi membangkitkan semangat banyak orang lagi. Selalu memberi harapan.

Singkron sama namanya, Helios, matahari.

Ya walaupun membangkitkan semangatnya kali ini untuk kearah yang gak bener.

Ya gimana ya,

Membangkitkan semangat tawuran?


Elios itu anak karate sekolah, sering kejuaraan dimana mana. Ya walau Daddy nya kurang setuju Kalo Elios ikut karate otomatis jadi jago berantem,

Tapi ya karena rayu bujuk Elios ft. Sang mommy yang gemesinnya sebelas dua belas yaaaaaa lay luluh juga.

Kemampuan berantem pemuda itu nggak usah diragukan. Dia yang terbaik.

Tapi kalo didepan lawan.


"Eeey ey ey eyyyy!!"

Elios yang lagi asik berantem tiba tiba ngerasain tarikan di telinga sebelah kanannya yang lama lama naik jadi kepalanya juga ikut ketarik.

"Udah pinter kamu ya bohongin Daddy,"

Dia memang jagoan,

Tapi nggak didepan Daddy nya.

"Dad- Daddy kok bisa disini??" Bingung Elios jadi melepas cengkraman di kerah baju lawannya dan menyerahkan segala atensi nya pada pria tinggi berkacamata ini.

"SEMUANYA BUBAR ATAU SAYA PANGGIL POLISI!!" lantang lay berteriak, masih menjewer telinga Elios.

Ya tanpa sadar mereka membubarkan diri sih sampai ada yang lari pontang-panting gitu.

"Jadi ini acara ulang tahunnya?" Tembak lay tepat, menatap tajam putra semata wayangnya.

Elios meringis. "Ck, maaf. Elios salah,"

"Udah berapa kali ngomong gitu?" Tantang lay, "udah berapa kali juga kamu ngulangin perbuatan yang sama?"

Elios sih cuma diem. Nunduk.

Itulah Antohny Georgette Elios. Pemuda dengan jiwa tempur kental yang berkobar kobar di dadanya. Bossgeng nya sekolah. Cassanova idaman satu angkatan. Pinter fisika. Anak karate sabuk hitam yang oke nya se- kabupaten.




Tapi cuma bakal jadi anak penurut yang bisanya manut kalo dimarahin Daddy nya.








"Pulang. Mommy kamu udah masak pindang,"




Tbc...


a/n :


Elios kok sifatnya gak mirip sama Lay?

Masa sih?'-'

ELIOS | WonwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang