Happy Reading guys!!!
Tapi sebelum itu aku mau kalian vote dulu sebelum baca!!!!! Hehehe:))--------------------------------
Lemesin aja shayyy!!! 😂
---------------------------------
"Seakan buah makan simalakama jika aku memilih antara kamu dan pendidikanku!!!-Aliando Syarief"
🍃🍃🍃🍃🍃
Terlihat seorang pemuda berseragam putih abu-abu yang sedari tadi terdiam di tengah hiruk piruk kelas yang ramai karena jam kosong pelajaran, ya pemuda itu adalah Ali. Sedari tadi sejak keluar dari ruang kepala sekolah Ali diam dan murung, entah apa yang ia pikirkan hingga dia menjadi seperti sekarang ini, melamun dengan ekspresi wajah yang amat nelangsa.
''Li lo kenapa?,'' tegur Asya menepuk pundak Ali pelan,
''Kok diem-diem bae sih Li, kepsek ngomong apaan sih sampe lo jadi kaya gini, kaya mayat idup, diem mulu.'' Sahut Baja pelan. Namun yang ditanya masih diam dengan wajah yang makin murung bahkan dia hampir menangis.
"Lah anjirr lu kenapa??? Lu di DO dari sekolah?? atau lu hamilin anak kepsek??? atau lu nyolong boxer kepsek terus ketahuan???" tanya Asya panik melihat Ali hampir menangis.
"Li kenapa sih? Jangan gini jawab kita, jangan bikin bingung." Verrel membuka suaranya setelah cukup lama ia diam.
"Gue mau dikirim ke Belanda" cicit Ali pelan bahkan sangat pelan. Ia menundukkan kepalanya, tanpa mau menatap teman-temannya.
"Ohhh Belanda,'' ucap Baja santai saat mendengar jawaban Ali, ia masih belum sadar apa yang ia ucapkan saat ini begitupula dengan yang lainnya. Tapi sesaat kemudian,
"WHATTT BELANDAAAA NGAPAIN???? LO DI BUANG KESANA??!!!! SUMPAH LI!!! ANJIRR" teriakan yang sangat heboh itu berasal dari sahabat-sahabat Ali.
Mau tidak mau penghuni kelas yang lainnya pun ikut menolehkan kepala mereka kearah Ali dan sahabat-sahabatnya.''Gue dapet beasiswa,''
''Wahh selamat Li, duh sahabat gue yang satu ini pinter juga ternyata,''
''Wagelaseh Ali bakalan jadi bule, ahay cariin noni-noni disana ya Li, satu doang gapapa.''
Ali semakin ingin menangis begitu ia mendengar ucapan sahabat-sahabat gilanya itu,''Gue gamau."
"Hahhhhh"
Sekali lagi teriakan heboh nan cetar membahana itu kembali terdengar di dalam kelas mereka.
"Ehh geblek ngapain luu nolak" tanya Asya langsung kepada Ali dengan tidak sabaran,"Astagaa Li kenapaa lu gamau ini kesempatan emas lu njir, kita semuaa ajaa pengen kesana. Lah elu yg dapat kesempatan malah gamau, lu sehat??" tanya Baja pula kepada Ali,
"Bukan masalah itu, gue gak mau ninggalin incess gue disini. Udah jelas ntar buat kuliah disana waktu gue ga setahun atau dua tahun, bisa empat atau lima tahun, itupun kalau gue nya pinteran, kalo gue mendadak bego gimana? Bisa bertahun-tahun dan itu berarti gue ngasih kesempatan ke tiang itu buat nikahin incess gue dong, aishhh'' Ali menjelaskan alasannya kenapa ia ingin menolak beasiswa itu, mencoba untuk tidak menangis, tapi gagal. Ali tetap lah Ali, ia perasa.
"Astagaaa gue kiraa apaa ya ampunn Li itu bisa kita urus" ucap Verel mencoba menenangkan Ali.
"Gaa bisa Rel, Ja, Sya, Ham. Gabisaa harus gue sendiri yang jelasin lo tau kan incess gue itu kaya gimana, ck ahh gue gamau kesana" tutur Ali tegas sekaligus putus asa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamulah Takdirku!
Fanfic''Sebelum janur kuning melengkung gaada tuh kata-kata kalo dia itu milik lo, atau bahkan hak lo. Inget yah status pacar gak menjamin masa depan'' -Aliando Syarief- __________________ Guys ini cerita pertama, gaada niat buat memburuk burukan atau apa...