22. Casting (¿)

2.2K 115 5
                                    

"Li lo dapet tawaran casting buat main di miniseries nih" ucap Alya kakak perempuan Ali. Ali menolehkan kepalanya menghadap sang kakak yang berada di sampingnya, "Gue? Serius Lo Al? Jangan bercanda deh ah, gue ga bisa akting" kata Ali pada kakaknya.

Alya menatap adik laki-lakinya itu sebal, "Belum di coba, jangan bilang gak bisa!" ucapnya memperingatkan.

"Al gue tuh gak ada bakat buat jadi aktor, jangan kan aktor, jadi penyanyi aja juga bakat gue disitu gak ada. Kan lo sendiri yang bilang kalo gue itu cuma penyanyi kamar mandi," balas Ali sembari menatap Alya dengan pandangan sinisnya.

Hal itu tentu saja membuat Alya gemas dengan adiknya itu, "Di coba dulu Li. Siapa tau rezeki lo kan? Lagian gue cuman bilang gitu doang lo nya malah jadi baperan. Di coba ya dek ayolah".

"Kalo gak keterima gimana?"
"Jangan gitu! Kan gue udah bilang lo belum nyoba dekkk!!!"
"Ck yaudah iya-iya"
"Yesss! Yaudah sekarang lo tidur siang dulu, jam setengah 2 ntar gue bangunin oke, bye-bye adik tersayang gue".

Setelah mengucapkan hal itu Alya berlalu begitu saja, sedangkan Ali? Dia hanya menuruti apa yang kakak tersayang nya itu mau.

****
Studio 6 Emtek City, Jakarta.

Ali menatap gedung yang menjulang tinggi di hadapannya, "Al kok gue ga yakin yah," kata Ali dengan nada rendahnya.

"Apasih dek udah ayo masuk" tuntun Alya kepada Ali, ia dengan sigap membawa adiknya itu masuk kedalam gedung yang sudah dipastikan siapa saja pasti tau tempat apa itu.

Ali melihat sekitar, di depan ruangan itu sudah banyak orang-orang menunggu di panggil untuk melakukan casting ini, sama seperti dirinya.

"Li inget yah ucapan gue ntar, lo kalo di dalem gak boleh gugup, rileks aja oke, santai, jangan demam panggung. Urusan lo keterima atau gak nya ntar itu belakangan, yang penting lo udah nyoba" ujar Alya menasehati adik nya itu.

Kemudian Ali dan Alya duduk di salah satu bangku panjang yang memang di sediakan untuk mereka.

Ali menganggukkan kepalanya saat mendengar ucapan Alya pertanda ia setuju dengan perkataan sang kakak.

"Silahkan isi formulir nya dulu" ucap salah satu karyawan disana kepada Ali. Ali yang melihat itu tersenyum sopan, kemudian ia mengambil kertas formulir tersebut untuk kemudian ia isi.

"Isi yang bener Li, jangan salah, jangan ngasal," tegur Alya.

Ali hanya fokus dengan kertas formulir di tangannya, ia masih menuliskan informasi-informasi mengenai dirinya.

Setelah selesai ia memberikan kembali kertas formulir tersebut kepada karyawan tadi.

"Silahkan menunggu mas," ucap karyawan tadi kepada Ali.

Ali kembali duduk disamping Alya, "Al pulang aja yuk".

"Big no! Udah diem tunggu aja, rileks oke,'' suruh Alya pada Ali.

Sekitar 15 menit kemudian, tibalah giliran Ali untuk masuk kedalam ruangan casting itu. Ali sungguh panik saat mendengar namanya di panggil oleh Casting Director dari dalam.

"Udah sana dek, fighting!!!!" Alya memberikan semangat untuk adiknya itu.

Sebelum itu Ali sempat menarik nafasnya dalam-dalam karena ia merasakan kegugupan yang luar biasa. Dengan yakin, ia melangkahkan kakinya untuk memasuki ruangan itu.

Sedangkan Alya diluar menunggu Ali sembari berdoa. Ia sangat berharap Ali ulus casting agar bisa lebih dekat lagi dengqn Prilly dan impian adiknya yang selama ini akan terwujud.

****
"Halo Ali," ucap Hanung Bramantyo, selaku Casting Director dan juga sutradara untuk project miniseries ini.

Ali mengangguk dan tersenyum sopan, "Hai mas eh apa ini manggilnya?,'' tanya Ali bingung.

Hanung yang melihat respon Ali itu tertawa pelan, "Bebas aja kamu mau manggil saya apa" katanya sembari memberikan senyumannya.

Ali mengepalkan erat tangannya yang ntah mengapa tiba-tiba saja menjadi dingin.

"Muhammad Ali Syarief atau Aliando Syarief, umur 22 tahun, lulusan luar negri yah wah hebat nih," ucap Hanung yang membuat Ali sedikit rileks.

"Terimakasih" balasnya.
"Jadi Ali sebelum kita masuk ke sesi yang cukup menyulitkan. Saya ada pertanyaan sedikit nih buat kamu, boleh kan?," tanya Hanung kepada Ali.

"Itu mas udah nanya," ceplos Ali langsung. Hal itu tentu saja membuat Ali mendapatkan respon yang cukup menyenangkan.

Hanung tertawa karena ucapannya. "Lucu kamu yah Li. Oke jadi saya langsung to the point aja yah. Alasan kamu buat ikut casting ini apa?," tanya Hanung sembari menatap Ali serius.

Ali terdiam sebentar, "Pengen buat kakak saya seneng aja" jawab Ali singkat. Hanung menganggukkan kepalanya, "Adik yang berbakti kamu yah. Eh iya saya mau nanya lagi, kamu ada keturunan Arab nya yah?," tanya Hanung lagi yang hanya di balas anggukan kepala oleh Ali.

Hanung mengangguk samar, "Oke Ali kita mulai saja yah sekarang," kata Hanung yang membuat Ali kembali teringat untuk apa dia berada di ruangan ini.

Setelah itu, proses casting pun terjadi. Tantangan-tantangan yang harus Ali jalani semua nya terlewati begitu saja. Menurut Hanung, Ali sendiri memiliki bakat untuk menjadi aktor. Hanya saja Ali terlalu takut untuk mencoba, kurang percaya diri juga.

Dan Hanung pinta kepada Ali untuk memperbaiki hal itu saja. Untuk hasil casting ini, Ali akan tau hasil yang menentukan ia di terima atau tidak, sekitar 2 hari lagi.

Ali berharap dirinya di terima, tapi ia berfikir setelah ia di terima nanti apa yang harus ia lakukan? Ntah lah, ia tidak dapat berkata apapun lagi.

****

Hallooooooooo selamat malam, selamat pagi, selamat siang, selamat sore buat yang baca story' ini. Jangan lupa tinggalin jejak yakkk💚💚💚💚

Kamulah Takdirku! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang