SEMBILAN

3.8K 182 22
                                    

"Gila sih! Lo jago banget tadi." Liam mengacungkan kedua jempolnya memuji Shannon.

            "Kan udah gue bilang, gue pasti akan menang," kata Shannon percaya diri.

            "Sye, abis ini Kak Vano tanding kan?" tanya Evelyn.

            "Yoyoy! Pacar gue main nih." Shannon langsung saja berdiri dari tempatnya dan menyapu pandangannya mencari cowok itu. Ketika menemukan cowok itu, dia langsung saja tersenyum pada Vano yang kebetulan juga sedang melihat dirinya.

            Tanpa berfikir panjang, Shannon berlari kencang kearah Vano. Sesampainya di hadapan Vano, dia menaruh kedua tangannya di dengkul, nafasnya masih belum teratur karna dia baru saja berlari dari pinggir lapangan ke sebrang lapangan yang jaraknya lumayan jauh.

            Vano tersenyum samar,"Nggak usah lari-lari, gue bakalan disini terus kok."

            "Duh cape," Shannon mengatur nafasnya.

            Vano membalikkan badannya ke belakang dan mengambil botol aqua dingin yang tadi dia beli, "Nih minum."

            Langsung saja, Shannon merebut botol aqua yang ada di tangan Vano dan langsung meminumnya hingga kandas. Vano menggelengkan kepalanya, bisa-bisanya dia mau membuka hati pada perempuan yang ada di depannya ini.

            "Haus banget ya?" Vano mengulurkan tangannya, mengelus rambut Shannon dengan lembut.

            "Kak,"

            "Kenapa?"

            "Jangan kayak gini,"

            Vano mengernyitkan dahinya binggung, sebenarnya apa sih mau perempuan yang ada di hadapannya ini? Di lembutin nggak mau, di jutekin juga nggak mau, serba salah ya.

            "Jangan kayak gini, jantung aku rasanya mau loncat keluar dari badan," kata Shannon polos yang langsung saja disambut dengan gelak tawa Vano yang super duper kencang, sampai-sampai orang yang ada di sekitar mereka bisa mendengar dan menyaksikan moment langka. Baru kali ini Vano bisa tertawa lepas karna Shannon dan baru pertama kali dia tertawa di depan banyak orang karna biasanya Vano hanya menampilkan wajah jutek dan datar pada semua orang.

            Duh, makin ganteng kan kalau ketawa kayak gini, batin Shannon.

            Sudah bisa mengontrol tawanya, Vano langsung saja merubah wajahnya menjadi biasa, "Duduk disana gih, nanti abis gue tanding, kita pergi makan."

            "Wahhh! Beneran kan?" ucap Shannon antusias. Baru pertama kalinya dia diajak makan oleh cowok yang sudah sangat lama dia kejar, dan untuk pertama kalinya lagi dia bisa mengobrol dengan santai bersama Vano? Waw, sungguh kejadian yang sangat langka.

            "Akhirnya di lirik ya, Sye," kata Gilang.

            "Iya dong, akhirnya Lang," jawab Shannon.

            "Berisik, Lang," kata Vano ketus.

            "Sye, panggil gue kakak dong biar sama kek Vano," pinta Gilang dengan wajah melasnya itu. Wajar saja bagi dia untuk meminta Shannon memanggilnya dengan panggilan Kakak karena belum pernah ada adik kelasnya yang memanggilnya dengan sebutan itu. Kata mereka, Gilang terlalu seperti anak kecil dan tidak pantas untuk mendapat julukan Kakak kelas.

            "Jangan mau, cukup panggil gue aja kakak yang lainnya nggak usah."

            Shannon mengembangkan senyumannya, "Denger gak tuh, Lang?"

COOL BOY VS CRAZY GIRL | ABIJAYANTO SERIES#1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang