LIMA BELAS

3.5K 159 27
                                    

"Gimana kabar mama kamu, Sye?" tanya Raina yang baru saja datang dari arah dapur.

            "Mami baik-baik aja, Tan," jawab Shannon walaupun sebenarnya dia kurang tau kabar mami nya, karna mami terlalu sibuk dan jarang sekali di rumah berbeda dengan papi yang sering kali meluangkan waktu untuk Shannon.

            "Panggil bunda aja sayang!" Raina tersenyum ramah dan menggambilkan nasi untuk Shannon, "Kamu mau makan apa?"

            "Nggak usah repot-repot, Tan." Shannon merasa tidak enak dan bangkit berdiri membantu Raina untuk membagikan makanan untuk Anna dan Vano.

            "Cari muka banget sih!" sindir Anna, memancing keributan.

            "Anna, bunda udah bilang kan untuk menjaga sikap kamu? Kamu mau bunda hukum lagi dan bilang ke ayah biar motor kamu disita? Motor kamu mana? Bunda nggak lihat motor kamu?"

            "Katanya di pake temennya tuh, Nda," adu Vano, membalas kejahatan kecil yang sudah dilakukan oleh Anna terhadap Shannon.

            "Kak Vano mah pake ngadu-ngadu!" gerutu Anna.

            "Biarin aja, siapa suruh gangguin cewek gue," kata Vano santai.

            "Cewek kamu? Shannon kok kamu mau sih sama Vano?" tanya Raina penasaran.

            Shannon membasahi bibirnya,"Belum pacaran kok, Tan."

            "Bunda udah bilang untuk panggil Bunda kan?"

            "Eh? Iya, Nda," Shannon dengan panik memanggil Raina dengan sebutan yang perempuan itu inginkan.

            "Kok belum pacaran?" tanya Raina lagi. Dia penasaran kenapa juga mereka belum pacaran sedangkan mereka sudah mengenal satu sama lain untuk waktu yang sangat lama.

            "Belum di tembak, Nda."

            "Oh jadi kode buat di tembak nih ceritanya?" goda Vano.

            Sialan Vano! Bisa-bisanya dia menggoda Shannon di depan kelurganya dan sebenarnya dia berkata seperti itu bukan untuk minta di tembak, kalo di tembak sih namanya itu bonus.

            "Ya udah, ayo makan aja, kalo ngomongin hubungan Vano sama Shannon nanti aja. Kalian pasti laper kan?" kata Raina, "dan kamu Anna, urusan kamu sama bunda belum selesai ya. Awas aja kalo kamu nggak bisa jaga sikap sama Shannon."

            "Iya ... iya," kata Anna malas.

            Setelah selesai makan, Anna langsung saja pamit untuk ke kamarnya dengan alasan dia harus mengerjakan tugas kimia yang akan dikumpul minggu depan sedangkan Shannon, dia menemani Raina yang sedang memanggang cookies di dapur rumahnya. Sedangkan Vano, dia langsung ngacir ke kamar karna dia harus mandi, katanya sih udah gerah banget gitu.

            "Vano itu menurut kamu orangnya gimana, Sye?" tanya Raina penasaran.

            "Orangnya baik kok, cuman dia agak jutek dan penutup aja, Nda."

            "Iya sih bener, semenjak kakak bunda meninggal bersama suami nya, Vano jadi punya tanggungan beban karna sebelum orangtuanya meninggal, mereka minta Vano untuk jadi penerus perusahaan orangtuanya yang sekarang lagi di ambil alih oleh suami bunda."

            Shannon memang tahu kalau ayah Vano membangun perusahaan yang lumayan sukses dan ternama. Waktu SMP dulu, dia pernah mencari tau tentang keluargaVano dan banyak sekali artikel yang membahas tentang keluarga sukses Vano.

COOL BOY VS CRAZY GIRL | ABIJAYANTO SERIES#1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang