TIGA PULUH DELAPAN

2.6K 127 32
                                    

Satu minggu kemudian,

Hari ini adalah hari terakhir bagi anak kelas dua untuk melaksanakan ujian nasional. Setelah ujian berlangsung, tradisi anak SMA Ananda langsung saja di mulai. Mereka semua berkumpul di tengah aula sekolah, termasuk anak kelas sepuluh dan sebelas juga yang harusnya libur, mereka dipaksa untuk masuk.

Michael berjalan menghampiri Shannon, "Sye, sorry banget nih. Gue pengen minta tolong lo boleh? Kalo lo nggak mau nantinya juga nggak apa-apa sih."

Shannon mengerutkan keningnya, "Minta tolong apaan?"

"Gue mau lo yang bacain speech, bisa?" Michael menyodorkan kertas yang ada di tangannya itu. "Gue pengen lo yang bacain, Sye."

"Kenapa harus gue?"

"Entah, guru-guru juga pengen murid bandelnya itu yang bacain," kekeh Michael, dia beralasan tentu saja. Ada satu alasan tersendiri kenapa dia meminta Shannon untuk membacakan pidato yang sudah dia buatkan khusus itu.

Shannon juga ikutan terkekeh, ada-ada saja. "Ya udah," dia memilih untuk menurut.

"Beneran mau?" Michael memastikan, jarang sekali dia mendengar Shannon untuk menuruti permintaan orang, apalagi kalau dirinya sendiri yang di buat repot nantinya. Shannon paling anti yang namanya repot.

Shannon menganggukan kepalanya, "Well, ketua osis yang bentar lagi di depak dari jabatannya kan yang minta gue buat bacain pidatonya. It's my pleasure then."

"Sialan di depak, kata-kata lo nyakitin Sye," kekeh Michael.

"So? What should i do then?" tanya Shannon.

"Sebentar lagi acaranya bakalan di mulai, lo cukup tunggu nama lo disebut aja."

"Okay, kalo gitu gue duduk bareng temen-temen gue yang lain ya," Shannon berkata.

"Yeah and by the way tambahin kata-kata lo sendiri juga ya nanti," pinta Michael.

"Okay!" Shannon tersenyum lalu berjalan ke tempat yang sudah disediakan oleh Harry.

"Duduk sini, Angga lagi bantuin Rangga nyari jaket angkatannya." Harry menepuk bangku kosong yang ada di sebelahnya itu.

"Gue nggak nyangka kalau Rangga bentar lagi lulus ya." Shannon terkekeh, dia juga tidak mengira kalau dia bisa berteman akrab dengan kakak kelasnya yang super duper kepo itu. Semuanya memang sudah takdir yang di rencanakan oleh Tuhan dan juga untuk seminggu ini, walaupun Rangga sedang ujian nasional, cowok itu masih sempat-sempatnya datang ke rumahnya dan membawa banyak makanan untuknya.

"Dia salah satu kakak kelas yang baik banget sama adik kelasnya kayak kita, dia nggak pernah ngeremehin kita walaupun dia lebih tua," ujar Harry dengan tulus. Memorinya bersama Rangga mendadak muncul di kepalanya.

Tidak ada yang bisa Shannon lakukan selain menganggukan kepalanya. Dia setuju dengan apa yang Harry katakan, Rangga memang tidak pernah meremehkan adik kelasnya. Cowok itu benar-benar tulus di dalam hubungan pertemanannya.

"Selamat siang semuanya. Perkenalkan nama saya Michael, untuk hari ini saya akan memandu acara tradisi SMA Ananda yaitu moment perpisahan angkatan 2018-2019. Pada siang hari ini, saya berterimakasih pada bapak-ibu guru dan teman-teman sekalian yang sudah menyempatkan waktunya untuk hadir di acara tradisi hari ini." Michael agak membungkukkan badannya, "untuk yang pertama-tama, kita akan mendengar kata sambutan dari Pak Bayu selaku kepala sekolah SMA Ananda,"

COOL BOY VS CRAZY GIRL | ABIJAYANTO SERIES#1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang