DUA PULUH LIMA

3K 143 13
                                    

Kantin adalah tujuan utama dari semua penduduk SMA Ananda saat jam istirahat. Lauren, Evelyn dan Shannon langsung saja berjalan menuju kantin. Evelyn yang biasanya akan pergi ke perpustakaan mengurungkan niatnya kesana karena hari ini perutnya tidak bisa di ajak kompromi jadi mau tidak mau dia ikut ke kantin bersama kedua temannya itu.

            "Gue udah cantik belom nih?" tanya Lauren sebelum masuk ke area kantin.

            Shannon membalikkan tubuhnya untuk melihat Lauren dan meledek temannya itu, "Udah, paling cowo lo langsung shock kejang-kejang liat muka lu!"

            "Sialan lo Sye!" maki Lauren, dia lalu melihat wajahnya sendiri dari pantulan kaca di sepanjang jalan menuju kantin.

            Shannon hanya tersenyum singkat dan seperti biasanya, dia berjalan ke ujung kantin dan memesan nasi goreng spesial dan teh botol sostro, katanya dua makanan dan minuman itu adalah kombinasi yang sangat sempurna untuk makan siang setelah membakar otak tadi pagi.

            "Gue mau pesen bakso dong!" kata Evelyn dengan penuh semangat.

            "Pesen tinggal pesen anjir, ngapain bilang ke gue, lo kata gue tukang bakso. Ya kali, muka secakep gue di samain sama kang bakso," jawab Shannon dengan nada gurauan nya seperti biasa, "gue cari tempat aja deh soalnya gue udah pesen."

            "Gue mau cari cowok gue tapi gue baru inget kalo cowo gue itu lagi lomba debat bahasa inggris di SMA tetangga kita," ujar Lauren, dia menyanggul rambutnya setelah menyadari kalau pacarnya tidak datang ke sekolah hari ini.  "Lo nggak bareng gebetan kakel lo, Sye?"

            Shannon menggeleng, dia mendaratkan bokongnya di bangku yang ada di tengah-tengah kantin bersama dengan Lauren, "Ntar juga nonggol sendiri." Tumbenan banget kan Shannon tidak mencari belahan jiwanya itu?

            "Liam! Jangan ganggu gue dong!" teriak anak perempuan kelas dua belas yang sedang di goda oleh Liam dan Harry. Mereka berdua memang kombinasi yang lengkap untuk mengerjai orang karena keduanya memang sama-sama gila.

            "Jangan ganggu aku sahyang!" kata Liam mengikuti apa yang tadi dikatakan oleh cewek yang ada di depannya, dia adalah Vania, mantan Oscar. Ya, sudah jadi mantan karena Vania memutuskan cowok itu saat classmeet dua minggu kemarin, lebih tepatnya lagi Oscar yang memutuskan Vania di depan umum.

            Liam menarik-narik rambut Vania dengan maksud untuk bercanda, "Rambut lo panjang, udah kayak kuntilanak."

            "Rambut gue bagus gini di kata kunti, lo ngingau ya?" kesal Vania. Dia mendengus.

            "Najis ih najis, rambut kek kuntilanak aja bangga!" ledek Harry yang duduk di depan Vania. Dia menoleh ke arah meja Shannon dan tersenyum, memberitahu kalau dia sedang meledek kakak kelas yang berani macam-macam dengan temannya sendiri.

            "Bisa gak sih lo berdua jangan ganggu gue?" Vania mendengus kesal, makan siang nya jadi terganggu karena ulah kedua adik kelasnya itu.

            "Bilang 'Liam ganteng banget yang mirip Shawn Mendes, jangan ganggu rakyat jelata kayak aku dong' cepet ngomong kayak gitu, nanti langsung nggak gue gangguin deh." Liam menawari sebuah penawaran pada Vania, penawaran yang sepertinya tidak akan bisa dipenuhi oleh Vania, bahkan dia tidak sudi untuk mengatakannya. Setampan-tampannya Liam, dia sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan wajah Shawn Mendes yang gantengnya sudah melebihi tingkat rata-rata, bahkan sudah sampai di level yang maks gantengnya.

            Vania meniup-niupi poni ratanya dengan kesal, "Lo berdua ribet banget ya hidupnya, bisa nggak sih jangan gangguin gue?"

            "Tadi udah denger kan request nya Liam? Tinggal ikutin aja kok, susah bener," cibir Harry.

COOL BOY VS CRAZY GIRL | ABIJAYANTO SERIES#1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang