DUA PULUH DELAPAN

2.8K 132 28
                                    

Hari rabu adalah hari yang paling di sukai Shannon karena di hari itu, kelas dia akan kedapatan kelas tata boga seperti sekarang ini. Dia dan Angga di pasangkan sebagai partner di kelas tata boga sedangkan Liam bersama dengan Harry.

"Kenapa sih gue harus bareng sama lo?!" omel Harry yang selalu satu team dengan Liam, si manusia yang tak pernah menganggap pelajaran itu serius.

"Karena Liam itu ganteng, jadi kata Bu Michelle kita harus satu team untuk menutupi kejelekan Harry," jawab Liam dengan muka sok imutnya itu. Rasanya minta di gampar dengan keras.

Angga terkekeh menatap Harry dengan tatapan meledeknya, "Mampus dah lo, kali ini nilai lo bakalan hancur lagi!"

Harry menjambak rambutnya sendiri frustasi, "Bisa gila aku tuh, Mas!"

"Yang sabar ya, Shannon cuman bisa bantu doa, semoga kali ini makanan lo nggak gosong," kekeh Shannon walaupun sebenarnya dia nggak tega kalo Harry mendapatkan nilai yang jelek, apalagi dipelajaran yang sebenarnya sangat mudah.

"Ah elah, sok-sok ketawa lo kutil!" cibir Liam, "yang lagi sakit hati mah diem aja deh!"

"Sakit hati? Emangnya ada apaan? Wah! Gue ketinggalan gosip ya?" Harry menunjuk dirinya sendiri lalu menatap Shannon dengan penuh selidik. Untuk sesaat dia melupakan nasib sialnya yang harus satu kelompok dengan Liam.

"Nge-gosip nya ntar aja ya, Mas-mas sekalian," balas Shannon malas bahkan dia sendiri tidak mau membahasnya lagi karena baginya semua itu sudah berakhir. Ya, sudah berakhir kan? Ya kan, Sye?

"Dasar Libra monkey! Males gue temenan sama cewek Libra kayak lo!" gerutu Harry. Dia benar-benar penasaran saat ini.

"Hari ini kita akan memasak oreo cheese cake, bahan-bahannya sudah Ibu siapkan di atas meja kalian semua. Tugas kali ini adalah tugas pasangan yang artinya nilai kalian akan sama dengan partner kalian. Kalian harus bisa berkerja sama dengan baik ya," ujar Bu Adora, guru tata boga dengan senyuman yang tercetak di wajahnya.

Harry mengacungkan tangannya, "Bu, bisa nggak saya ganti pasangan? Saya nggak mau bareng Liam, Bu!"

"Maaf ya, Harry. Pasangan yang sudah saya tentukan itu sudah sah dan tidak bisa diganggu gugat," tegas Bu Adora.

"Apapun yang sudah di persatukan itu tidak boleh di pisahkan. Layaknya pasangan, kalau sudah janji ya harus di tepati.," jawab Liam sok bijak yang sebenarnya mempunyai maksud tersembunyi.

Harry menoyor kepala Liam, "Nggak usah sok bijak lo, bule kampung." Harry memang sering memanggil Liam dengan sebutan bule kampung dikarenakan warna rambut Liam yang berwarna blonde dan juga mamanya Liam itu orang Portugal.

"Jangan pukul-pukul aku sahyang, nanti kalau kamu pukul aku, aku nggak cinta lagi sama kamu! " sahut Liam, bibirnya dia majukan.

"Lo berdua homo ya?" tuduh Evelyn.

"Jangan ngomong macem-macem ya, Madam!" Harry menodongkan pisau yang ada di tangannya pada Evelyn. Niatnya sih bercanda, tapi yang namanya juga Evelyn, dia langsung saja membalas Harry dengan menodongkan golok yang ada di mejanya.

Melihat ada sebuah golok yang ada di tangan Evelyn, Harry menaruh pisau nya dan mengangkat kedua tangannya seakan-akan dia adalah pencuri yang sedang kena ciduk oleh polisi, "Ampun, Madam!"

"Gitu aja udah takut!"cibir Lauren, dia berdecih.

"Lo nggak liat itu golok?! Kalo cuman sendok sih gue nggak takut," ujar Harry dengan nada sewotnya itu.

COOL BOY VS CRAZY GIRL | ABIJAYANTO SERIES#1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang