2

15.1K 1.5K 81
                                    

Aku post deh ceritanya, walau belum capai target 250 vote.

Tapi kali ini aku benar-benar tunggu 250 vote ya untuk publish part berikutnya.

Yang penasaran cekidot

"Apaan sih, Pak. Bapak tadi bersama wanita itu, tapi malah ditinggal gitu aja." Omel Aileen setelah mereka di dalam mobil.

"Kenapa? Kamu lebih suka kita pulang bertiga, gitu?"

Aileen berdecak kesal dan tak ingin membalas ucapan Tama.

"Baru sebulan gak sama saya kamu langsung cari pacar baru."

Terserah lo mau ngomong apa, gue males ngeladeni. Lo sendiri langsung cari gebetan baru.

"Kenapa gak jawab, hmm."

"Males aja. Lagian itu kan hak saya." Jawabnya lirih.

"Kamu lupa kalau kamu itu pacar saya? Dan gak usah panggil saya bapak."

Aileen menatap wajah Tama dari samping dengan mata membesar. "Emang kita masih pacaran? Seingat saya, Bapak gak pernah lagi menghubungi saya, dan kalau Bapak lupa, tadi Bapak sedang menggandeng perempuan lain."

"Jadi kamu cemburu?"

Astaga..tingkat kepedean bosnya ini terlalu besar kayaknya.

"Gak usah mengkhayal ketinggian, Pak. Saya gak perlu cemburu dengan laki-laki yang bukan apa-apa saya." Ucap Aileen tegas, padahal sebenarnya dia memang cemburu, tapi kan gengsi kalau ngaku.

Tama berfikir, Aileen benar-benar gadis yang berbeda dari wanita-wanita yang pernah dikenal Tama. Semua wanita yang dikenalnya selama ini, malah berusaha menarik perhatiannya dan menuruti apa maunya. Itu membuat Tama semakin ingin menaklukkan Aileen. Bagaimanapun laki-laki itu pada dasarnya sifatnya adalah pemburu, bukan diburu. Tama pun mengambil keputusan cepat, Aileen harus menjadi miliknya.

"Baiklah, aku akan turuti mau kamu. Kepada siapa saya akan melamar kamu? Kita akan menikah. Kelihatannya kamu gak bisa dibiarin sendiri."

WHAT! Miapah dia mau nikahi gue? Mana mendadak lagi.

"A..apa..Pak?" Mata Aileen membelalak tak percaya mendengar lamaran yang keluar dari mulut Tama.

"Kamu belum tuli, kan? Kasih alamat kamu dan saya akan datang melamar."

Arogan banget ngelamarnya, sedikitpun tidak ada romantisnya. Aku kan pengennya dilamar baik-baik, bukan kayak ditodong gini. Tapi kenapa aku juga senang ya dilamar sama dia, walaupun lamarannya tidak ada manisnya. Apa karena aku sudah jatuh cinta sama dia? Dia memang cinta pertamaku.

Dan sebulan kemudian mereka menikah. Tapi ternyata sejak mereka menikah gangguan selalu datang dari putri dan mantan istrinya. Dia sudah mencoba tabah dan sabar hingga hari ini. Saat anaknya sakit dan sangat membutuhkan papanya, papanya malah tidak peduli. Dia selalu lebih mengutamakan putrinya tercinta.

***

"Anak ibu hanya demam biasa. Dia terkena radang tenggorokkan." Ucap dokter yang mengunjungi pagi berikutnya.

Aileen bernafas lega. Apalagi sejak diinfus, Vano dapat tidur nyenyak.

"Terima kasih, Dokter."

"Ya, sama-sama. Jangan dikasih makanan gorengan dulu ya, Bu."

"Iya, Dok."

Dokter Rio pun keluar dari ruang inap Vano.

Jam menunjukkan pukul delapan dan Vano masih tidur. Mungkin dia membalas kurang tidurnya selama dua hari.

PERNIKAHAN BAYANGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang