Sudah beberapa hari Aileen dan Tama tidak berbicara, bahkan Tama tidak tidur di kamar mereka. Aileen tidak tahu dimana Tama tidur dan dia memang tidak mau tahu. Tapi Aileen tetap melakukan tugasnya sebagai istri, dia tetap menyiapkan segala keperluan Tama, mulai dari menyiapkan pakaiannya hingga sarapannya. Tapi Tama sama sekali tidak mau memakai pakaian yang biasanya selalu Aileen siapkan, bahkan sarapan yang dibuatkan Aileen pun tidak Tama sentuh.
Dan suaminya tidak pernah bertanya kenapa Aileen tidak lagi berangkat kerja. Tama benar-benar mengacuhkannya, dan itu semakin menyakitkan bagi Aileen.
"Naura, kalau sudah siap, kita berangkat sekarang."
"Iya, Papa. Pergi dulu ya, Tante." Ucap Naura dengan wajah mengejek ke arah Aileen.
Aileen mengangguk dan tetap menyuapi Vano tanpa menoleh ke arah Naura.
Ah, entah sampai kapan perang dingin ini berkahir, batin Aileen sedih.
***
Saat pulang kerja, Tama memberitahunya kalau nanti malam ada undangan untuk acara amal bersama para pengusaha di salah satu hotel bintang lima. Aileen disuruh bersiap segera.
"Aku gak mau pergi. Mas aja yang pergi."
"Kau ingin mempermalukanku dengan membiarkan aku pergi sendirian?"
Aileen terdiam. Sulit rasanya jika nanti dia harus berpura-pura bahagia di depan orang lain dan harus memasang senyum cerah. Bagaimana bisa?
"Mas gak mau tahu. Tapi satu jam dari sekarang kau harus sudah siap." Tegas Tama lalu meninggalkan Aileen.
Dengan terpaksa Aileen mengikuti kemauan Tama. Untung saja kemarin waktu di Tokyo dia membeli beberapa gaun malam. Dan pilihannya jatuh ke gaun hitam semata kaki dengan rok mengembang yang modelnya tampak sopan di depan, tapi punggungnya terbuka sebatas pinggang memperlihatkan punggungnya yang putih mulus. Rambutnya digelung ke atas menambah keanggunannya. Aileen memilih sepatu dan tas warna silver dan make up tebal untuk menutupi kantung matanya karena kurang tidur sejak dia bertengkar dengan suaminya.
Aileen keluar dari kamarnya dan berjalan menuju ruang tamu. Tama sudah menunggu di sana dengan memakai jas armanynya yang berwarna hitam. Tama sedang melakukan panggilan telepon saat Aileen berjalan ke arahnya.
Tama akhirnya mengakhiri pembicaraannya di telepon dan menatap Aileen tak berkedip yang sedang berjalan ke arahnya.
"Aku sudah siap."
Tama berbalik dan berjalan mendahului Aileen, satu hal yang tidak pernah Tama lakukan kepadanya, dan ini sungguh menyakitkan bagi Aileen.
Dengan menghembuskan nafas, Aileen mengikuti dari belakang suaminya.
Satu jam kemudian mereka sudah berada di tempat acara. Sudah banyak yang hadir di acara itu. Dan di sana ternyata juga hadir Celia dan Naura.
Ah, ternyata dia sudah pulang dari acara travelingnya. Dan pantesan hari ini dia tidak melihat Naura. Ternyata anak itu sudah kembali ke rumahnya dan sama sekali tanpa permisi kepadanya.
Aileen dan Tama duduk bersisian tapi sama sekali tidak berbicara. Aileen sungguh merasa tersiksa selama acara berlangsung karena diabaikan. Hingga akhirnya acara berdansa dengan pasangan dimulai. Banyak tamu yang sudah berada di lantai dansa yang disediakan.
"Papa, ayo dansa sama Naura."
Tama menyambut uluran tangan putrinya sambil tersenyum, dan berjalan ke lantai dansa.
Aileen menggigit bibirnya untuk menahan air matanya yang hendak tumpah. Untuk apa dia dibawa ke sini kalau cuma untuk diabaikan?
Aileen hanya bisa menatap ayah dan anak yang tampak bahagia hingga saat dia melihat Naura menarik tangan Tama menuju meja Celia dan menyuruh mantan suami istri itu berdansa. Dan Tama terlihat tidak menolak sama sekali. Mereka berdansa tanpa peduli perasaan Aileen. Aileen melihat Tama dan Celia berdansa sambil mengobrol dan sesekali mereka tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERNIKAHAN BAYANGAN
RomancePRIVAT ACAK. FOLLOW DULU YA. Tiga tahun membina rumah tangga, membuat Aileen Syafa Zubairi sudah merasa cukup atas segala sikap suaminya yang masih terikat dengan mantan istri dan putrinya yang berusia 15 tahun, dari pernikahan pertamanya. Bahkan ha...