21

16.1K 1.4K 132
                                    

Sangkin rindunya kepada putra semata wayangnya, sepulang kerja Aileen langsung menuju rumah Tama. Aileen tahu kalau hari ini Tama tidak langsung pulang ke rumah setelah selesai jam kerja karena ada pertemuan dengan rekan bisnisnya di salah satu hotel. Aileen pun mengambil kesempatan untuk mengintip anaknya dari balik pagar rumah.

Sungguh kebetulan ternyata anaknya sedang dibawa bermain di halaman depan oleh pengasuhnya. Aileen pun langsung mengembangkan senyum lebarnya, dadanya membuncah karena bahagia akhirnya bertemu dengan anaknya.

Vano sedang bermain bola ditemani pengasuh dan tukang kebun mereka. Vano tidak terlihat sedih sama sekali sepeninggal dirinya.

Apakah dia sudah melupakanku setelah seminggu tidak bertemu? Batih Aileen sedih.

Tapi Aileen menepis pikiran buruknya itu. Hari ini dia hanya ingin melihat Vano sepuasnya.

Vano tampak berlari mengejar bola dan menyepaknya, dan bola bergulir ke arah dimana Aileen sedang mengintipnya. Terdengar sang pengasuh memanggil Vano, tapi Vano tidak peduli, dia tetap mengejar bolanya, hingga Vano tiba-tiba berhenti dan matanya menatap Aileen yang tersenyum melihatnya. Rasanya Aileen ingin menangis, ingin memeluk dan mencium anaknya.

Dan saat Vano semakin mendekati pagar, sebuah suara memanggil Vano.

"Vano, sini sama Kakak. Jangan jauh-jauh mainnya."

Aileen terkejut ketika melihat siapa yg bicara dengan anaknya, ternyata pemilik suara itu adalah Naura. Dengan cepat Aileen bersembunyi agar tidak terlihat oleh Naura.

Naura ada di sini? Sejak kapan?

"Kakak, Mama, Kak."

Ah, anaknya melihatnya tadi.

"Mama gak ada, Dek. Ayo sama Kakak masuk ke rumah."

"Gak mauuuu....Vano mau sama mama...." Vano mulai menangis.

Ah, Vano...kamu kangen mama ya, Nak. Mama juga.

"Naura, kenapa Vano nangis. Ayo bawa masuk."

Deg

Jantung Aileen serasa diremas begitu mendengar suara yang lain lagi.

Itu suara Celia.

Sejak kapan Celia dan Naura tinggal di rumah ini? Batin Aileen dengan perasaan tersiksa. Sedih sekali hatinya. Baru seminggu Aileen meninggalkan rumah, Tama langsung memasukkan mantan istri dan anaknya ke dalam rumahnya. Begitu tidak sabarnya mereka untuk bersama lagi. Jadi untuk apa Tama berkeras mempertahankannya, kalau dia bahkan sudah tinggal bersama mantan istrinya.

Tapi yang membuatnya muak, mereka memilih tinggal di rumahnya. Tempat kenangan dirinya dengan Tama. Kenapa tidak tinggal di rumah Celia saja. Toh rumah Celia lebih besar dari rumahnya.

Tidak ingin melihat Celia yang menambah luka hatinya, Aileen memilih pergi.

Aileen berjalan cepat menuju halte bus, dia takut akan bertemu Tama, tapi belum mencapai halte, Aileen tiba-tiba merasa pusing dan terhuyung. Aileen terjatuh ke aspal dan tidak sadarkan diri.

***

Aileen membuka matanya perlahan, kepalanya masih terasa pusing. Saat matanya sudah membuka sempurna, Aileen menyadari dia tengah berbaring di ruangan yang bukan kamarnya. Matanya menatap berkeliling di ruangan yang terasa asing. Ruangan yang dikelilingi tirai kain.

Ah, dimana dia? Batin Aileen bingung. Tak ada siapapun di ruangan selain dirinya. Dia merasa sendirian di dunia ini. Mau menghubungi Bundanya, dia tidak berani. Takut menjadi pikiran bundanya dan akibatnya bundanya akan sakit.

Biarlah dia menyimpan semua masalahnya sendiri.

Sreegg

Aileen menoleh saat mendengar suara tirai disingkap.

Kevin!

"Hai, kamu sudah sadar rupanya."

"Kevin?"

"Ya, kebetulan aku lewat sana dan melihatmu sedang berjalan. Tapi kemudian kamu malah pingsan saat aku mau menyapamu." Jelas Kevin. "Gimana keadaanmu?"

"Aku gak papa. Tapi kepalaku masih pusing sedikit. Aku juga agak mual."

Kevin mengambil minuman yang terletak di meja dekat tempat tidur dan membantu Aileen duduk. "Minumlah..."

Aileen meminum air yang diberikan Kevin. "Makasih, Vin." Ucapnya setelah selesai minum. "Aku mau pulang, Vin. Jam berapa sekarang, takutnya nanti Rosi nyariin aku."

"Tenang aja, Rosi udah kukabari kok."

"Selamat malam, Ibu." Seorang dokter beserta perawat masuk ke biliknya.

"Malam, Dok."

"Gimana keadaan Ibu?"

"Baik, Dok. Cuma agak mual saja."

"Itu wajar karena ibu sedang hamil trimester pertama. Selamat ya Bu, Pak."

Bagai disambar petir, Aileen terkejut dengan mulut menganga.

Hamil? Dia hamil? Oh, tidak!

***

"Aku sudah melaksanakan apa yang Mama minta."

"Itu bagus, Sayang. Kau ingin kita berkumpul lagi sebagai keluarga bukan? Bersama Mama dan Papa."

"Iya, Ma. Tapi gimana dengan Vano. Kasihan dia kalau punya Mama dan Papa yang terpisah."

"Dasar anak bodoh! Ngapain kamu mikirin anak itu? Biarkan saja anak itu dengan pengasuhnya. Pokoknya tugas kamu merayu papamu supaya mau menerima Mama lagi!"

Naura menundukkan wajahnya. Dia takut kalau mamanya sudah marah. Takut dipukul dan disekap mamanya di kamar selama berhari-hari sebagai hukuman kalau dia tidak menuruti perintah mamanya.

"Ingat, Naura. Kau harus terus merengek ke Papamu supaya mau kembali sama Mama dan menceraikan wanita itu!"

"I...iya...Ma." Jawab Naura terbata-bata.

Celia tersenyum puas mendengar jawaban anaknya. Diusapnya kepala Naura. "Mama pergi dulu ya. Kamu segera tidur, ini sudah lewat tengah malam."

"Mama mau kemana? Pliss jangan pergi, Ma." Mohon Naura dengan wajah memelas menatap mamanya.

"Jangan cengeng kamu. Kan ada pelayan di rumah ini. Kalau ada apa-apa kamu panggil saja mereka." Tanpa menunggu jawaban anaknya, Celia melenggang pergi meninggalkan rumah menuju klub malam. Tiap malam dia memang selalu berkumpul dengan teman-temannya di sana. Dan jika dia dan teman-temannya bertemu dengan pria tampan, maka dia dan teman-temannya akan menjadikan pria tampan itu sebagai teman satu malam. Bagaimanapun dia masih muda dan penuh gairah, dia harus menyalurkan hasratnya itu. Dia menyesal dulu bercerai dari mantan suaminya. Seharusnya dia berjuang untuk mempertahankan, bukannya pasrah saja saat mantan suaminya itu mentalaknya. Dia begitu yakin dan sombong dulu kalau Adhitama Syahreza akan kembali padanya dan menyesali telah mentalaknya karena kecantikannya dan juga demi putri kesayangan Tama yang ditahannya.

Tapi tak disangka, hanya dalam hitungan bulan, Adhitama malah menikahi perempuan lain. Seorang perempuan muda dan sangat cantik. Dan dia membenci perempuan itu karena menghancurkan harapannya.

Dia sangat terpukul, hingga berpikir keras bagaimana caranya supaya rumah tangga baru mantan suaminya itu tidak pernah damai hingga mereka akan berpisah. Maka dia memanfaatkan Naura untuk melaksanakan rencananya. Dia tahu Adhitama sangat menyayangi putri mereka, dan langsung melancarkan aksinya. Tapi ternyata dia menunggu sangat lama hingga sudah lebih dari tiga tahun, tak terjadi perceraian.

Namun akhirnya wanita itulah yang pergi meninggalkan mantan suaminya. Dia senang, sedikit lagi pasti rencananya berhasil. Adhitama akan kembali menjadi suaminya.

Malam ini dia akan merayakan kemenangannya, dia akan mencari pria tampan untuk menghabiskan malam sepuasnya. Karena nanti, saat dia kembali menjadi istri Adhitama Syahreza, dia akan setia kepada calon suaminya itu.

Celia tertawa keras sambil menyetir mobilnya menuju klub malam.

07072020

PERNIKAHAN BAYANGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang