3

13.5K 1.5K 69
                                    

Karena sudah memenuhi syarat, maka tengah malam gini aku ya harus tunaikan janji.

275 vote baru apdet part berikutnya ya

Cekidot

"Aku yakin kamu tahu dimana mereka, Dwi!"

Dwi duduk menyandar di kursi kerjanya sebagai Wakil Direktur. Dwi memandang wajah kakaknya yang tampak merah karena marah. Dwi tersenyum.

"Aku gak tahu. Tak mudah melacak mereka yang tiba-tiba menghilang."

"Tapi aku menyuruhmu mengawasi mereka!" Bentak Tama.

"Kau menyuruhku keesokan harinya, ingat? Lagi pula harusnya itu bukan urusanku. Urusanmulah untuk menjaga mereka."

"Aku tidak mungkin berada di dua tempat pada saat yang sama. Dan kau tahu itu!" Bentak Tama ke adik semata wayangnya.

"Anakmu sakit kalau kau lupa."

"Tapi Naura sedang ulang tahun dan dia minta hadiah jalan-jalan ke Disneyland."

"Kau harus memilih mana yang paling urgent, Brother. Ulang tahun bisa ditunda, sedangkan sakit tidak bisa direncanakan."

Tama menjambak rambutnya karena frustasi. Kemudian menghempaskan diri di sofa.

"Kau seperti hidup dengan dua istri, Brother. Padahal setahuku istrimu cuma satu. Kalau kau tak sanggup menangani keduanya, berikan Ai kepadaku. Aku pastikan dia bahagia beserta keponakkanku."

Dan saat itu juga vas bunga melayang ke lantai dan hancur berkeping-keping.

PRAANG

Dwi bersiul melihat kemarahan kakaknya.

"Jangan macam-macam kau! Atau akan kulempar kau dari kursimu itu!" Tama murka mendengar ucapan adiknya, walaupun dia tahu adiknya pasti cuma bercanda.

Dwi terkekeh dan makin menggoda kakaknya. "Oke, mungkin bukan aku, tapi di luar sana banyak pria tampan yang melirik istrimu, Kak. Kau tahu Aileen sangat cantik seperti boneka. Mudah untuknya mendapatkan pria lain. Aku takut jika kau tetap seperti ini, tak pernah mengutamakan Aileen, dia akan pergi meninggalkanmu, Bro."

Tama mengepalkan tangannya, menolak membayangkan istrinya yang cantik bersama pria lain. Itu tidak akan terjadi!

"Aku akan menelepon Rosi." Namun ponsel Rosi tak diangkat oleh pemiliknya. "Baiklah. Aku akan ke rumah Rosi."

**

"Ai, suami lo dateng tuh. Gimana nih. Aku harus jawab apa?"

"Bilang aja gak ada dan gak tahu. Mumpung Vano lagi tidur. Aku males ketemu dia." Padahal sebenarnya Aileen takut luluh dengan bujuk rayu Tama. Karena itu sudah sering terjadi. Berulang kali dia marah, tapi begitu menghadapi Tama dengan segala bujuk rayunya, dia pasti kalah. Apalagi kalau suaminya itu sampai menyentuhnya, dia pasti langsung meleleh. Kadang Aileen berpikir apa dia wanita dengan kadar nafsu yang tinggi sampai tak bisa menolak setiap sentuhan suaminya, semarah apapun dia? Ckk, menyebalkan.

Aileen mendengar suara ribut-ribut di luar. Tapi dia bertahan untuk tidak keluar dari kamar. Tapi kenapa suara suaminya yang mengamuk terdengar semakin dekat? Dan....

BRAAKKK

Aileen terkejut bukan main melihat pintu yang di dobrak oleh suaminya sampai rusak. Suaminya kelihatan bagai singa mengamuk.

"KEMANA AJA KAMU! KENAPA GAK PULANG!"

Aileen berdiri dari posisi berbaringnya dengan sikap menantang. "Sebaiknya jangan berisik. Vano lagi istirahat." Jawabnya ketus.

PERNIKAHAN BAYANGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang