Miyoung berangkat sekolah dengan dikawal oleh banyak orang. Herin juga ikut dikawal bersama mereka. Miyoung kembali ke sekolah setelah dua hari absen dari sekolah karena kesehatannya yang drop. Jeno jadi yang terdepan ketika Miyoung masuk ke area sekolah. Aura bad boy Jeno kembali menyeruak karena sudah banyak dari apa yang mereka waspadai mulai bermunculan. Termasuk audi audi hitam ciri khas kaki tangan Jaejoong.
Jeno langsung mempersilakan Miyoung duduk di bangkunya. Pelajaran langsung dimulai begitu semua teman-teman Jeno duduk di kursi masing-masing.
Selama pelajaran berlangsung, Jeno agak waspada karena di luar ruangan banyak orang berpakaian hitam mondar-mandir. Jeno pun membisiki Miyoung agar berhati-hati.
"Jangan keluar kelas tanpa diriku."
Miyoung hanya bisa menurut. Sebenarnya ia memang tak berniat untuk keluar dari kelas karena suasana di luar sana cukup meragukan. Terlebih lorong sekolah dibuat gelap, tak seterang biasanya. Miyoung hanya tertunduk karena merasa ketakutan. Tangan Jeno terulur dan menggenggam tangan Miyoung.
"Jangan takut sayang, aku di sampingmu. Mereka tak akan melukaimu, aku janji. Setidaknya sampai ujian akhir besok." kata Jeno.
Ya benar, ujian akhir akan dilaksanakan tepat esok hari. Semua siswa kini sibuk belajar untuk benar-benar siap mengikutinya. Pelajaran kali ini santai, tetapi tetap intensif. Banyak siswa yang bolak balik tanya kesana kemari untuk memastikan apa yang mereka kerjakan sudah benar atau setidaknya sesuai.
Bisa saja, orang-orang yang berpakaian gelap di koridor adalah pengawas lorong sekolah selama persiapan dan pelaksanaan ujian. Namun, agaknya ada yang mencurigakan karena tak sedikit dari mereka yang membawa senjata tajam atau senjata api. Jeno yakin ada campur tangan Jaejoong di dalam ini.
***
Sepulang sekolah, semua siswa dibekali semangat dan doa keberuntungan oleh para guru. Jeno dan kawan-kawannya jadi yang paling akhir pulang karena wejangan untuk mereka mungkin cukup panjang. Miyoung ada dibawah lindungan Yangyang, Donghyuck, dan Jongin saat ini. Miyoung sempat bingung kenapa tiga orang itu bersatu untuknya.
"Ini demi keamananmu. Banyak sindikat penculik yang terdeteksi dari kacamata saya." kata Jongin.
"Jongin saem..." Miyoung ingin menebak.
"Saya, Yangyang, dan Donghyuck adalah dari tim yang sama. Saya dan Donghyuck adalah kakak beradik." kata Jongin.
"Pantas saja. Kulit kalian sama-sama gelap." celetuk Miyoung asal.
"KAU INI!" Jongin dan Donghyuck bersamaan memukul kepala Miyoung.
"Kalau aku gagal dalam ujian besok, Jongin Saem yang bersalah." kata Miyoung yang mengelus-elus kepalanya.
Jeno kembali dengan wajah yang tertekuk-tekuk. Pasti ia banyak mendapat nasihat dari guru-guru yang pernah menangani masalahnya. Jeno melihat ke arah Miyoung yang tersenyum kepadanya. Ujung bibirnya maju karena merasa suntuk. Miyoung mendekatinya dan menarik ujung bibir Jeno agar tersenyum.
"Besok ujian, jangan sedih." kata Miyoung.
"Sebentar lagi aku tak bisa melihatmu." kata Jeno.
Miyoung merasa aneh dengan perkataan Jeno. Miyoung menaruh jarinya di atas bibir Jeno yang siap berkata-kata lagi. Miyoung menggeleng memastikan tak akan terjadi apapun.
"Jangan bicara yang aneh-aneh. Ayo kita belajar lalu bersenang-senang dulu. Barulah setelah ujian nanti kita akan benar-benar bersenang-senang." kata Miyoung.
"Kau dalam baha..." Jeno memprotes karena tahu persis apa yang akan terjadi. Namun mulutnya lagi-lagi ditahan oleh Miyoung.
"Tidak, selama kau ada di sampingku. Tidak." kata Miyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy (Lee Jeno)
أدب الهواة[Finished(+bonchapt)] Urakan tapi cerdas? Apa mungkin? Cerdas tapi bodoh dalam hal cinta? Bisa saja terjadi. Lee Jeno, seorang anak yang rusak karena rumah tangga orang tuanya berantakan. Di sisi lain sebenarnya ia adalah anak yang cerdas dalam bid...