+Bonchap

6.6K 382 18
                                    

Hi kembali lagi dengan miaw...AUUUUUG.g
Hi kembali lagi dengan author KRI❤

Sepertinya masih banyak yang minat cerita ini ya? Hehe makasih banget buat readersku. Oh iya, berdasar permintaan beberapa readers yang req via dm sama comment... Akhirnya aku memutuskan untuk membuat bonus chapter.

Intip yuk gimana keluarga Lee sekarang🤗

******

Usia pernikahan Miyoung dan Jeno kala itu sudah menginjak delapan bulan. Kandungan Miyoung sudah tampak besar. Aktivitas Miyoung sangat dibatasi Jeno sebab ini. Selama delapan bulan kemarin, Miyoung terus-terusan ngidam. Namun anehnya, yang hampir selalu mengalami mual-mual justru Jeno. Miyoung tak bisa bermanja-manja pada Jeno sebab Jeno mengatakan kalau aroma tubuh Miyoung bisa membuatnya mual tak henti. Hanya saja, Jeno masih tetap mau menuruti keinginan Miyoung yang kadang tak tahu waktu.

Pagi ini, rencananya Jeno ingin mengajak Miyoung memeriksakan kandungannya. Namun, Miyoung mengeluhkan sakit. Jeno berpikir kalau Miyoung akan melahirkan saat ini juga. Jeno dengan cepat mengantar istrinya itu ke rumah sakit yang tak jauh dari lingkungan rumahnya.

Benar saja, kata dokter yang menangani Miyoung, Miyoung mengalami pembukaan dini yang memaksa bayinya lahir sebelum waktunya. Beruntungnya, sang bayi tidak termasuk dalam golongan pre-mature sebab sudah hampir memasuki sembilan bulan. Dokter menyarankan untuk mengambil tindakan operasi caesar karena air ketuban sudah mulai menipis.

Miyoung pasrah dengan semua yang dokter lakukan padanya. Hingga akhirnya sang putra pertama pewaris korporasi lahir ke dunia. Tangisnya menggema. Miyoung menangis ketika bayinya yang masih merah diperlihatkan. Bahagianya menjadi seorang ibu.

Jeno menghampiri istrinya itu dengan wajah yang sembab. Jeno merasa belum begitu siap menjadi sosok seorang ayah. Jeno menangis memeluk Miyoung.

"Selamat ya tuan Jeno, nyonya Miyoung... Bayi anda laki-laki." kata Suster yang mengantar tempat tidur bayi.

Bayi itu lantas menangis ketika didekatkan pada Miyoung dan Jeno

"Jen... Putra kita..." Miyoung mengusap rambut Jeno agar ia mau bangkit melepas pelukannya.

"Astaga sayang... Maafkan papa... Maafkan papa karena belum terlalu siap melihatmu." Jeno perlahan mendekap putranya dalam gendongannya.

"Dia tampan, seperti papanya." kata Miyoung.

"Tapi matanya, seperti mamanya." Jeno menimpali. "Aku belum menyiapkan nama untuk putra kita." Jeno masih menimang-nimang sang putra.

"Lee Jaeyoon. Dia tampan tapi juga manis dalam satu waktu." kata Miyoung.

"Baby Jaeyoon... Papa menyayangimu." Jeno menimang Jaeyoon kecil dengan sangat hati-hati.

***

Teman-teman Jeno dan Miyoung satu-persatu datang menjenguk. Banyak yang tidak menyangka kalau Jeno dan Miyoung bisa memiliki anak secepat ini. Renjun, Jaemin, dan pasangan mereka masing-masing jadi yang paling heboh saat berkunjung.

"Keponakan paman paling tampan." kata Jaemin yang tak henti mencium Jaeyoon yang tertidur.

"Sayang... Jaeyoon bisa bangun kalau kamu cium terus." peringat Herin, istri Jaemin.

"tidak masalah, yang penting anak kita nanti tertular tampannya." ujar Jaemin.

"Kalau yang lahir perempuan?" Herin berkilah.

"Anak kita bakal cantik banget." kata Jaemin.

"Herin isi?" Miyoung terkejut.

"Iya, ini udah jalan lima bulan. Kalau anak aku perempuan, kita besanan yuk." Jaemin berniat bercanda.

Gelak tawa pecah di ruang perawatan Miyoung kala itu. Hening sejenak ketika mereka lelah tertawa. Renjun lalu mengenalkan kekasihnya yang sedari tadi menyembunyikan wajahnya malu.

"Oh iya, ini calon istriku. Dia teman kuliahku. Nama dia Hina." Renjun mengenalkan Hina pada teman-temannya.

"Tunggu dulu, Gong Hi Na? Dia teman SMA kita yang dulu pindah pada pertengahan tahun pertama karena orang tuanya dinas. Benar?" Jeno menebak.

"Kau ingat?" Miyoung dan Hina tak sengaja kompak berbicara.

"Meskipun aku tukang membolos sejak awal masuk sekolah, bukan berarti aku tak mengenal seluruh isi sekolah. Bahkan aku masih ingat nama tiga orang yang melakukan percobaan bunuh diri, empat termasuk kau, sayang." jelas Jeno.

"Jangan ingatkan itu padaku." wajah Miyoung memerah malu.

"Lalu kapan kalian akan menikah?" tanya Miyoung pada Hina dan Renjun.

"Mungkin setelah anak Jaemin lahir saja." jawab Renjun.

Jaeyoon menangis meminta disusui oleh Miyoung. Jeno mengambil Jaeyoon dari gendongan Jaemin. Jeno membaringkan Jaeyoon dengan hati-hati di samping Miyoung.

"Anak mama yang paling tampan haus ya?" Miyoung memiringkan tubuhnya dan mulai menyusui Jaeyoon.

Doyoung datang dengan istrinya dan putri kecil mereka. Istri dan putri kecilnya itu jarang bahkan hampir tak pernah tersorot kamera media. Sehingga banyak yang terkejut saat mengetahui fakta kalau Doyoung telah berkeluarga pasca dirinya diangkat jadi CEO baru kim Corp.

"Selamat ya sayang, akhirnya kamu jadi ibu." kata Doyoung.

"Sayang, Ayah dan ibu tidak bisa melihat ini. Aku begitu merindukan mereka." kata Miyoung.

"Cukup dengan mempertahankan Kim Corp berjaya, itu sudah membuat mereka senang di sana. Lihat lah, cucu mereka tampan sekali." Doyoung mengelus pipi Jaeyoon yang masih sibuk menyusu pada Miyoung.

"mamiii... Jiyoung mau adik laki-laki." kata Jiyoung, putri Doyoung dengan sangat menggemaskan.

"Kamu kan sudah mendapatkannya sayang. Jaeyoon juga adikmu." kata istri Doyoung.

"Jiyoung cuma mau dari Mami Jisoo sama papi Doyoung langsung... Bukan adik dari orang lain." Jiyoung ngambek.

Ya, Doyoung akhirnya menikah dengan Jisoo, mantan Taeyong. Jisoo lebih memilih Doyoung karena perilakunya jauh lebih baik daripada Taeyong. Terlebih waktu itu Taeyong masuk ke rumah sakit jiwa karena tekanan batin luar biasa yang  didapat saat tragedi enam tahun lalu. Jisoo agak takut kembali pada Taeyong saat itu.

"Ya, oke. Malam ini juga papi akan buatkan untukmu." Doyoung mencium gemas putrinya. Sementara punggungnya mendapat hantaman keras dari tangan Jisoo. "Awh... Apa salahnya?" Doyoung kesakitan.

"Aku baru saja kedatangan tamu bulanan. Tunda dulu sampai aku selesai." kata Jisoo menolak dengan alasan tamu bulanan—menstruasi—.

***
Apa kabar dengan Taeyong? Taeyong yang hidup mendekam di kamar perawatan rumah sakit jiwa tak kunjung pulang. Tak ada kabar yang jelas mengenai dirinya hingga saat ini.

****
Continued on »Bonchapt 2

Blueroyals23

Bad Boy (Lee Jeno)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang