Miyoung menggarap gaun pernikahannya sendiri. Ini akan jadi desain paling sederhana yang ia buat. Hanya gaun putih yang berhiaskan payet payet dan sedikit berlian. Ia tak mau ia terlihat mencolok dalam pernikahannya sendiri. Miyoung memikirkan risiko terburuk yang mungkin terjadi di dalam pernikahannya. Entah apapun itu. Sehingga, ia membuat desain yang akan memudahkan orang-orang mengangkat tubuhnya atau memudahkan dirinya berlari.
Jeno juga hanya dibalut tuxedo biasa. Namun, tetap saja harganya cukup fantastis. Ini juga permintaan Miyoung agar penampilan mereka tidak mencolok.
Ketika persiapan di pagi hari, Miyoung merasa dirinya tiba-tiba kurang sehat. Ia merasa mual terus-menerus. Mual tanpa sebab yang jelas. Tak mungkin jika itu sebab dietnya, karena diet yang Miyoung jalani sebelum pesta juga tidak terlalu berat. Miyoung juga merasa sangat pusing sesaat sebelum rambutnya ditata.
"Kau yakin kau tidak apa-apa? Astaga kau menyalip pernikahanku dengan Jaemin." kata Herin.
"Jeno yang memintanya, aku tidak apa-apa. Hooeeekk." Miyoung mual-mual lagi.
"Sakitmu parah. Lihat, bibirmu pucat sekali." kata Herin.
"Pakaikan saja lipstik warna merah untuk menutupinya." Miyoung memerintah MUA yang mengurus make upnya.
Ketika pengucapan janji suci, semua baik-baik saja. Miyoung bisa menyesuaikan diri dan memperlihatkan dirinya yang bisa sehat lagi. Bahkan hingga acara tukar cincin, semua berjalan dengan mulus.
***
Pesta pernikahan diadakan di sebuah taman pribadi milik Jeno. Dengan alasan, Jeno tak ingin terlihat mewah karena menyewa ini itu dari tempat lain. Hanya butuh jasa dekor, semuanya selesai.Pesta berjalan meriah meskipun terkesan sederhana. Hanya ada beberapa kerabat, teman, sahabat, dan partner bisnis yang datang ke pernikahan mereka. Miyoung cukup senang karena di hari bahagianya ini, ia bisa menampakkan sisi sederhananya.
Di tengah pesta, Miyoung merasa perutnya kembali tak enak. Ia mual-mual lagi. Miyoung meminta izin untuk duduk beberapa saat ketika tak ada tamu yang menghampiri untuk memberi selamat. Jeno ikut duduk ketika Miyoung benar-benar terlihat pucat.
"Sayang, kamu sakit?"
"Aku tidak apa-apa. Jangan khawatirkan aku. Ini hanya sakit ringan." kata Miyoung.
"Miyoung, kalau kamu sakit, ayo kita sudahi saja pestanya. Kita ke dokter." paksa Jeno.
"Tidak Jen... Aku tidak apa-apa." Miyoung mencoba untuk berdiri lagi.
Miyoung merasa pandangannya memburam ketika berdiri. Semua yang dilihatnya kabur dan seakan bergerak. Obyek yang terlihat seakan berputar sebelum akhirnya semua gelap.
Jeno melihat Miyoung yang ambruk karena pingsan. Ia langsung mengangkat Miyoung keluar dari area pesta. Jeno begitu panik karena istrinya pingsan di tengah pesta. Jaemin dan Renjun mendapat perintah untuk membubarkan tamu selagi Jeno dan Miyoung perjalanan ke rumah sakit.
***
Miyoung akhirnya dibawa ke rumah sakit karena tak kunjung sadar. Dokter yang menangani Miyoung seperti menampakkan wajah keheranan. Teman dekat sekaligus bodyguard Miyoung juga agak waswas pada sang suami, Jeno. Sebab, penyebab Miyoung seperti dalam keadaan hamil tak lain dan tidak bukan adalah Jeno.
"Hari ini hari pernikahan nyonya Miyoung? Dengan siapa?" tanya sang dokter.
"D..dengan saya. Ada apa dok?" Jeno menghadap sang dokter.
"Kami membutuhkan cek DNA." kata sang dokter. "Untuk mengetahui pasti identitas calon anak yang dikandung nyonya."
Semua pandangan tertuju pada Jeno. Satu-satunya lelaki yang ditemui Miyoung dalam kurun waktu satu bulan ini hanyalah dirinya seorang.
"Jen... Kau... Jujur saja... Kau menghamilinya di luar nikah?" tanya Renjun.
Jeno tersekat. Miyoung sebenarnya sudah hamil sebelum resmi menikah dengannya.
"Iya, aku akui itu memang anakku. Ini terjadi karena pertemuanku dengan Miyoung di Paris, tiga minggu lalu." jawab Jeno yakin. "B..bagaimana keadaan anak saya dan istri saya?" Jeno gugup.
"Huft, beruntunglah. Anak anda tumbuh dengan baik tuan. Usia kandungan nyonya Miyoung sudah menginjak dua minggu. Nyonya harus menghabiskan waktu setidaknya semalam untuk menginap. Atau mungkin sampai infusnya habis." kata Dokter sebelum meninggalkan ruangan.
Jeno hanya bisa membelalakkan mata dan membuka lebar mulutnya. Ia benar-benar tak percaya benih cintanya tumbuh di rahim Miyoung. Jeno langsung menemui Miyoung di ruang perawatannya.
Bertepatan Jeno masuk ke ruangan Miyoung, Miyoung perlahan siuman. Miyoung melihat Jeno dengan mata sayunya. Miyoung masih terlalu lemas. Jeno mendekatinya dengan penuh senyum. Miyoung menatap Jeno bingung. Tangan Jeno terulur untuk mengusap perut sang istri.
"Jeno... Bagaimana pestanya? Kenapa aku di rumah sakit?"
"Pestanya terpaksa selesai begitu kamu pingsan. Akan tetapi, Aku punya berita bahagia di balik itu." Jeno berbinar.
"Apa itu?" Miyoung masih sangat lemah.
"Calon buah hati kita, tumbuh dengan sehat." Jeno mencium kening Miyoung.
"Aku mual dan pusing tadi karena hamil?" Miyoung tak percaya.
Jeno mengangguk. Tangannya spontan menahan tubuh Miyoung yang ingin bangkit dari tempat tidur. Miyoung seperti ingin pulang.
"Kata dokter, setidaknya kamu perlu satu malam menginap, sayang. Habiskan infusmu. Ini juga demi bayi kita." Jeno mencium kening Miyoung.
"Baiklah, maafkan mama ya nak. Mama tidak tahu kamu ada." kata Miyoung mengelus perutnya sendiri.
"Maafkan sisi badboy ku, aku membuatmu hamil sebelum menikah. Tapi beruntungnya, aku rasa kau memang jodohku." Jeno mengusap punggung tangan Miyoung.
"Yang penting, bad boy di depanku akan jadi ayah yang baik untuk tuan atau nona muda Lee." ucap Miyoung dengan senyum cerahnya.
*
The EndYa aku tahu ini terlalu pendek, tapi aku udah terlalu frustasi karena work ini adalah work paling berantakan yang aku punya di wp. Dari error arrangement, doubled part, dan semua masalah yang ada. Ya oke aku gapapa karena work ini udah selesai dengan kenggantungannya.
BAD BOY LEE JENO,
OH MY GOD HE IS REALLY BAD BOY

KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy (Lee Jeno)
Fiksi Penggemar[Finished(+bonchapt)] Urakan tapi cerdas? Apa mungkin? Cerdas tapi bodoh dalam hal cinta? Bisa saja terjadi. Lee Jeno, seorang anak yang rusak karena rumah tangga orang tuanya berantakan. Di sisi lain sebenarnya ia adalah anak yang cerdas dalam bid...