Minseok telah selesai dikebumikan. Miyoung menguatkan hatinya untuk benar-benar ikhlas dengan kepergian ayahanda. Miyoung kini melangkah menuju rumah sakit untuk menjenguk Jeno. Renjun dan Jaemin berjalan di belakang perempuan itu layaknya body guard. Miyoung yang melihat tingkah berani sekaligus agak konyol dua temannya itu punya inisiatif. Ia akhirnya menjadikan dua temannya itu body guard sungguhan untuk dirinya.
"Aku tahu betul latar belakang orang tua kalian. Jangan khawatir. Aku akan biayai kuliah kalian. Dengan syarat kalian satu universitas denganku nanti." Kata Miyoung.
"Kami siap mengabdi kepada anda nona." kata Jaemin.
"Aku akan siapkan pakaian yang mirip dengan yang kalian pakai sekarang untuk seragam. Kalian tampak cocok dengan pakaian seperti itu." Miyoung memuji.
"Baiklah nona, silakan masuk. Ini ruangan Jeno." Renjun membukakan pintu ruang perawatan Jeno.
Miyoung langsung tertunduk. Tangisnya tak dapat terbendung lagi ketika melihat Jeno. Rasanya, Miyoung ingin sekali memeluk tubuh rapuh Jeno. Miyoung sangat takut kehilangan sosok Jeno. Ia sangat-sangat takut.
"Jeno... Aku merindukanmu. Kenapa kamu masih betah tidur seperti ini hm? Kau tak rindu padaku?" kata Miyoung diiringi airmata yang makin deras mengalir.
Miyoung memegang tangan Jeno yang terkulai lemas. Ia mencium punggung tangan Jeno yang terlihat pucat. Miyoung lalu menggenggamnya kuat untuk melepas kerinduannya.
Tangan yang digenggam Miyoung merespon dengan gerakan jari dan balas menggenggam tangan Miyoung. Miyoung tentu terkejut. Jeno mulai siuman dari komanya. Jeno mendesis kesakitan dan terus mengerjap-ngerjapkan matanya menyesuaikan pencahayaan ruangan perawatan.
"Jeno...akhirnya kamu bangun." Miyoung tersenyum.
"Mi... Arghhh" Jeno berusaha ingin bangun.
"Jangan bangun dulu. Kamu masih lemas sayang." kata Miyoung menahan tubuh Jeno.
"Apa yang terjadi? Kenapa pakaian kalian hitam?" Jeno bingung. "apa aku sudah mati?"
Tangis Miyoung justru meledak karena pertanyaan Jeno. Ia mengingat kepergian Minseok. Ia juga sempat berpikiran kalau Jeno juga akan seperti Minseok dalam waktu dekat. Miyoung menangis memeluk Jeno. Ia menggeleng sebisa mungkin.
"Minseok sajjangnim... Jen... Sajjangnim meninggal." kata Jaemin.
"Miyoung sayang..." Jeno menarik Miyoung kedalam pelukannya. "Kamu masih punya aku. Jangan bersedih sayang." katanya. "Hhhh...arghhh" Jeno mengerang kesakitan.
"Jen... " Miyoung panik karena tiba-tiba Jeno mengerang.
"Aku tidak apa-apa. Hanya saja... Aghhh" Jeno memegangi bekas tusukan di perutnya. Rasa nyeri yang begitu menusuk menyerang area itu.
"Tidurlah, kau tak akan merasakan sakit lagi jika tidur." kata Miyoung. "Renjun-a... Panggilkan dokter untuk Jeno. Secepatnya!" perintah Miyoung.
"Iya Nona, saya pergi dulu." Renjun langsung berlari keluar dari ruangan.
"Nona? Apa yang kau lakukan pada Renjun?" tanya Jeno ketika menyadari panggilan Renjun pada Miyoung yang berbeda dari biasanya.
"Aku menawarkan pekerjaan pada Jaemin dan Renjun. Jadi pengawal pribadiku. Kau tahu kan posisiku sejak ayah tidak ada?" kata Miyoung.
"Lihat siapa yang sudah jadi nona CEO sekarang?" kata Jeno yang kembali menarik Miyoung dalam pelukannya. Jeno menariknya untuk dicium.
Miyoung membalas ciuman Jeno dan membuat suasana semakin panas. Jeno melumat bibir Miyoung dan membuat sang lawan melenguh nikmat. Jeno memaksa mulut Miyoung untuk terbuka dengan gigitan kecil di bibir bawahnya. Lidah Jeno berhasil masuk dan mengabsen gigi Miyoung dan menyentuh dinding mulutnya. Miyoung memperdalamnya sambil meraba tubuh Jeno yang terpampang jelas sebab pakaian yang dibiarkan terbuka. Jeno sedikit mendorong Miyoung untuk menyudahi ciuman panas itu. Ketika terlepas, terciptalah benang saliva hasil adu lidah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy (Lee Jeno)
Fanfic[Finished(+bonchapt)] Urakan tapi cerdas? Apa mungkin? Cerdas tapi bodoh dalam hal cinta? Bisa saja terjadi. Lee Jeno, seorang anak yang rusak karena rumah tangga orang tuanya berantakan. Di sisi lain sebenarnya ia adalah anak yang cerdas dalam bid...