dua belas

762 23 7
                                    

Hidup kaya blm tentu bahagia dan hidup kaya blm tentu ada ketenangan dalam hidup.

Semoga bisa dpt feelnya deh :')
Ga jago,masih amatir aku tuh :v

Tasya terus menerus menangis dalam kamar,cuma tempat itulah yang bisa Tasya lampiaskan sepuasnya.

Tasya capek benar-benar capek menjalani hidup seperti ini,Tasya ingin sekali merasa kebahagiaan dalam keluarganya.

Tapi apa? Kejadian itu sama sekali tidak pernah merubah yang ia alaminya saat ini.

Setiap sekolah Tasya selalu berusaha tersenyum untuk menutupi kesedihan-nya. Ya "senyum palsu" itu yang selalu Tasya lakukan di sekolah.

Dulu Tasya tidak seperti ini. Kejadian yang selalu Tasya dapatkan berawal dari Tasya kelas VII SMP.

Tasya merasa bukanlah anak dari ibu kandungnya. Melainkan Tasya merasa menjadi pembantu di rumahnya.

Pernah Tasya kejadian seperti ini.

Flashback on

Tasya berjalan keluar dari kamar menuju kamar mandi. Belum ia sampai di sana teriakan wanita paruh baya membuat langkah Tasya berhenti.

"tolong cuci baju Tasya mama mau masak"

"iya"

"iya-iya aja lakuin jan cuma iya-iya doang!"

Tasya tidak memperdulikanya ia tetap berjalan menuju ke kamar mandinya. Sesudah ia keluar dari kamar mandi Tasya menuju tempat cucian baju.

Tasya memisahkan baju-bajunya sesuai perintah mamanya. Karena mesin cuci bajunya itu baru yang di belikan oleh ayah Tasya,sehingga Tasya kurang mengerti cara mencucinya.

"MAH INI BEGIMANA?" ucap Tasya sedikit berteriak karena ia berada di lantai atas dan mamanya berada di lantai bawah.

Tasya yang melihat mamanya jalan penuh tergesa-gesa dengan muka amarahnya berjalan menuju Tasya. Tasya hanya berpikir mamanya itu pms atau tidak?

Terdengar suara kata-kata kasar yang di keluarkan dari mulu mama Tasya membuat hati Tasya perih.

"begini aja gak bisa!,dasar bodoh Nyuci aja gak bisa! Anak macam apa kamu hah?

Tasya hanya diam tidak menanggapi ocehan mamanya dengan kepala tertunduk.

Pletak!

Ya,Tasya di pukul dengan gantungan baju sampai patah. Tasya tidak bisa berkutik Tasya hanya diam. Apa tidak bisa orang tua mengajarkan anaknya dengan baik?

"liatin sini!" Tasya hanya memperhatikanya dengan mata rabun akibat air jernihnya sudah terkumpul dalam mata.

Tes

Ya,satu bulir air mata Tasya jatuh.

"liat yang bener jangan nangis! Makanya otak tu di pake bodoh!" ucap sherlin dengan amarah yang sangat tinggi,kemudian memukuli Tasya lagi dengan jemuran baju.

Tasya tidak menjerit atau pun itu Tasya hanya menangis sambil tertunduk sambil menahan rasa sakit yang di lakukan mamanya.

TASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang