Gus Fahri

226 9 2
                                    

Udah hampir 2 tahun hidupku dipenuhi rasa penasaran,akan berbagai kiriman buket bunga mawar dan surat surat yang ahh..malas aku membahasnya.Disnilah kehidupanku bermula,awalnya sih aku kira hanya orang iseng,tapi pikiranku salah karna kiriman tersebut sampai 790 bunga dan 790surat cinta.
Saking banyaknya sampai sampai aku bingung menyimpannya,bahkan umi ikut turun tangan menyimpan buket bunga tersebut sementara suratnya aku sendiri yang menyimpannya.
"Ada kiriman lagi Ri?" tanya abah dari balik pintu
"Emm..iya bah"
"Gimana kalau kamu menikah saja,siapa tau deengan kamu menikah orang itu berhenti ngirim kamu bunga."
"Nikah?calon aja nggak punya bah."
"Kenapa nggak nikah sama nisa anak nya haji Shodiq aja?"
"Bukannya gimana  bah,tapi fahri kurang suka sama nisa anaknya pak haji. kelakuhannya bikin miris hati."
"Hust,nggak baik bicara seprti itu!"
"Tapi Fahri tau sendiri bah,Nisa kemarin pulang sama cowok trus badannya itu mepet banget pas diboncengin mana pakaiannya ketat banget."
"Kamu serius Ri?bukannya Nisa berjilbab ya?"
"Berjilbab tapi masih bongkar pasang bah."
"Yaudah perihal jodoh abah serahan ke kamu sendiri."
"Baik bah."

Seusai surat dan buket bungaku tertata rapi di rak mejaku.Kurebahkan badanku di ranjang sambil melihat langit langit kamar.Perlahan mataku menutup dan aku terlelap dalam dunia mimpi.

"Siapa kamu?" tanyaku
"Aku?" tanyanya dengan polos
"Iya kamu masa pohon"
"Aku adalah perempuan yang kelak menjadi istrimu."
"Benarkah?kenapa kamu baru muncul sekarang?"
"Aku udah hadir dalam hidupmu 2 tahun yang lalu,tapi kamu tak menyadari kehadiranku."
"Tapi siapa kamu?aku tak bisa melihatmu wajahmu tertutup cadar!"
"Kamu memang tak bisa melihat wajahmu ,tapi bukankah kamu bisa menerima do'a disetiap sujudku."
Kemudian wanita itu hilang dan tak menyiksakan bayangan"

"Ya Allah ternyata aku cuma bermimpi,tapi kenapa mimpinya seperti nyata?Siapa sia?"ucapku dalam batin.
" Fahri bangun nak,sudah magrib."
"Astagfirullah,ternyata sudah 1 jam aku ketiduran" ujarku sambil mencari sendal ku untuk bergegas mandi lalu beranjak ke masjid.



Laki laki shalih itu terbatas setoknya.Tempatnya di majlis ta'lim bukan dipingir jalan sambil main game.
Yang pandai mengaji.Bukan kebanyakan janji.
Yang ngajak ke plaminan sebagai perantaran rasa.Bukan pacaran sebagai wujud zina.

Pengagum RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang