siapakah dia?

141 7 0
                                    

Semenjak Clara dikhitbah Gus Faisal,menjadikan aku semakin kesepian.Gimana tidak,kini Clara udah jarang masuk kuliah.Mungkin 1 minggu masuk cuma satu sampai dua kali,itupun hanya mengumpulkan tugas .Kalau ditanya kenapa nggak masuk kuliah pasti jawabnya siapin perlengkapan buat nikah, padahal nikahnya awal bulan depan.
Clara benar benar sahabat terbaikku.Meskipun crewetnya masaallah,tapi kalau nggak ada dia sehari rasanya sunyi sekali.

••••••

Kulihat beberapa tumpukan kertas dirumah Abah,yang membuatku suntuk untuk melihatnya.Dan sepertinya dirumah lagi nggak ada siapa siapa.Kudekati tumpukan kertas itu,lalu kubaca.
"Undangan pernikahan?"ucapku setengah kaget
Kulihat nama yang tertera diundangan itu tertulis sebuah nama yang begitu familiar bagiku ya  Hafid Nur Ikhsan anak dari kakaknya Umi.
Jujur aku sedikit kaget,gimana tidak?orang bang Ikhsan itu tipikal orang bermuka datar,yang tak suka sama cewek lebay,alay,dan manja.Tapi dia malah nikah sama mbak Nila putri  ilyasa,yang lebay,alay,dan manja.Tapi kalau udah jodoh mau gimana lagi.
Mengingat soal jodoh,aku jadi kefikiran sama ukhti ukhti yang bikin tentram dihati Fahri.
Walaupun aku tidak bisa melihat wajah ukhti bercadar itu,entah kenapa hati kecilnya bilang kalau dibalik cadarnya terselip wajah cantik nan teduh yang nyaman dipandang.Tetapi bagiku rupa itu gak masalah yang penting adalah
Agamanya,sehingga dia bisa kutuntun untuk menuju Syurga-Nya.
"Eh ngomong ngomong soal gadis yang suka kasih surat dan bunga kepadaku itu siapa ya?"ujarku
" ini abah sama umi kemana sih?"ujarku jenuh menunggu

"Assalamualaikum" ujar seseorang dari balik pintu
"Waalaikumsalam" jawabku sambil mencium punggung tangan abah dan umi
"Udah lama Ri?kok nggak telpon abah?"
"Baru kok bah?abah dan umi dari mana?"
"Abah dan umi nganterin undangan buat keluarganya om Reihan ,kamu masih ingatkan mereka?" jelas abah
"Iya bah,jadi abah dan umi baru dari Jakarta dong?"
"Iya."

   •••••

Selepas menemani umi,memasak aku langsung mandi dan sholat Asar.Cahaya yang menembus jedela kamarku membuatku malas beranjak keluar,akhirnya aku melihat pemandangan dari balkon kamarku.
Bukan Reina namanya kalau tidak suka dengan pemandanga. Sore lebih tepatnya senja.Dulu waktu aku kecil setiap berlibur kepantai,aku tidak akan mau pulang sebelum bisa melihat senja.Walaupun aku bisa melihat pesona senja dari balkon kamar,tapi kalau udah kepantai senja itu menjadi tujuan utamanya.
"Anak abi kok nggak keluar?" tanya abi dibelakangku
"Eh..abi,masih mau lihat senja bi!"
"Yaudah,abi keluar dulu lusa kita harus ke bogor anaknya temen abi mau nikah.Kamu ikut ya?"
"Iya bi,nikahnya kapan?"
"Senin depan."

1 minggu kemudian
"Assalamualaikum" ucap abi beserta aku dan umi
"Waalaikumsalam, eh Mas Reihan dan mbak Nabila.Silahkan  masuk mbak mas,resepsi akan dimulai.Dan kamu nak Reina ikut umi aja.
"Mi..."
"Udah ikut aja sayang,tante Halimah nggaj jahat kok!" ujar umi yang membuat kami tertawa bersamaan.
Disinilah aku,berada diruang keluarga kakaknya tante Halimah.
"Assalamualaikum, mi." ucap laki laki yang membuat nafasku serasa berhenti
"Waalaikumsalam" ujarku dan tante halimah secara bersamaan
"Gus Fahri?" tentu itu pintaku dalam hati
Seolah menyadari gerak gerikku tante halimah langsung tersenyum ke arahku.

"Fahri,ini Reina sayang!Cantik ya Ri?"
"

Ihh tante.." ujarku malu malu
"Kita udah kenal kali mi,tapi aku nggak tau namanya,dan ternyata namanya reina ."
"Gimana ri?cantik umi udah lihat wajahnya,solehah,pintar dan rajin lho."
"Tante jangan gitu."
"Jangan panggil tante,panggil umi."
"Iya tante...eh umi."

Disela obrolan kami,tiba tiba ada anak kecil yang menghampiri kami dengan langkahnya yang belum lacar dan serigkali terjatuh.
"Ablii....." ujar bocah itu pada gus Fahri
"Abi?siapakah dia umi?"tanyaku sedikit terkejut
"Iya abi,asha itu anak dari anak pertama tante dia meninggal karna kecelakaan bersama istrinya yang habis melahirkan.Dan naas mereka meninggal setelah dihantam truk dari arah berlawanan,dan kepolisian menemukan Asha terpental satu meter dari tkp.Allah masih memberi Asha nyawa dan dengan terpaksa umi menitipkannya pada keponakan umi agar mendapat asi.Dan semenjak saat itu Asha memanggil Fahri abi karna merasa bahwa Fahri itu ayahnya."
"Oh maaf umi,Reina nggak tau,maaf bikin sedih."
"Nggak papa kok sayang."
"Albii dia siapa albi?" tanya gadis kecil itu didekapan Gus Fahri.
"Itu.."
"Ulmii ya?"
"Assalamualaikum cantik!"
"Waalaitumalam ulmi." jawabnya dengan bahsa yang sedikit mleset
"Bukan ulmi sayang,umi." tegasku membenarkan
"U..mi" katanya lagi sambil minta diturunkan oleh gus Fahri dan beralih kepelukanku
"Em..Reina,apa kamu nggak marah dipanggil umi?" tanya gus Fahri ragu ragu
"Insyaalah tidak,saya mahlum kok sama keadaan Asha.Lagian saya suka sama Asha anaknya baik dan gemesin,semoga jadi anak sholehah."
"Amin.." ujar umi dan gus Fahri

Aku tak bisa seperti milea yang selalu membuat Dilan jatuh cinta.
Tapi aku akan sesalu berusaha seperti siti hawa yang setia menanti adam sampai bertahun tahun lamanya.Meskipun pada akhirnya kita tak bisa bersama seperti kisah mereka.

~reina~

Pengagum RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang