nyawa kopi ini
yang dibumbui rimbun-rimbun rasa
karenanya kamu berpikir
tiada lagi yang kausiapkan
selain untukkunyawa kopi ini berbisik pada telingaku
melalui udara dan debu-debu
tentang kekerasan akalnya
terhadap udara panas di sekitarnyanyawa kopi ini bertelur uap-uap
sudah kusedia lembah sangkar
kusedia hidungku, Sayang
silakan menetas dan mengusik penciumanku!Tuban, 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengkritik Tuhan
Poetry(KUMPULAN PUISI) Telah diterbitkan di Penerbit Surata (2019)