Sajak Penantian, 1

128 9 0
                                    

kembali pada jurang-jurang nestapa:
yang padanya melekat daun-daun suara
kemana suara didendang cantik?

daku yang menanti pengudaraan hamba
dalam sunyi--senduku terdampar jauh
baranya mengatup-ngatup suara tanya
yang mana--jikalau aku tertembak peluh?
dengarlah suara kejut yang mematik resah
di ujung jalan yang sudah memati; terbengkalai

aku sudah sampai di depan pintu rumahmu
sembari membawa buket bunga:
di dalam penantian yang menyaruk
aku pikir penantianku agak murah:
sebercak darah yang memungut keringat,
membasah sampai sekujur, dan melekat
penantian yang terkemul

Tuban, 2019

Mengkritik TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang