BAB 3 'Sekolah Baru'

204 17 0
                                    

"Bangun, Ayah sama Bunda udah nunggu di meja makan untuk sarapan." Ucap Samudra sambil mengelus pipi Mentari.

Namun Mentari tetap tidur, bahkan semakin pulas karena pipinya dielus oleh abangnya. Samudra akhirnya menepuk kaki Mentari agar bangun. Namun nihil hasilnya, Mentari tidak bangun juga ia justru memunggunginya.

"Ck, MENTARI BANGUN UDAH PAGI, INI HARI PERTAMA LO SEKOLAH." Teriak Samudra dikuping Mentari, yang membuatnya terlonjak kaget.

"Apa sih bang, bisa gak sih, gak usah teriak-teriak? Kalau gue jantungan gimana?". Bentak Mentari.

"Bodo amat, udah sana lo mandi, udah jam 6:15 nanti kita telat, gue tunggu dimeja makan. "

Mentari yang mendengar bahwa sekarang sudah menunjukan pukul 6:15, langsung bergegas mandi.

Beberapa menit kemudian Mentari sudah selesai mandi dan sudah rapih memakai seragam. Ia keluar kamar dan menuruni anak tangga, sesekali ia membenarkan poni yang berantakan.

"Pagi Ayah, pagi Bunda." Sapa Mentari kepada kedua orang tua mereka yang sedang sarapan.

"Pagi juga sayang." ucap Hendra dan Resti bersamaan.

"Gue gak disapa?" Tanya Samudra sambil menaiki alisnya kepada Mentari.

"Pagi abang ngeselin." jawab Mentari dengan malas.

"Pagi juga adikku yang gemes."

Mentari yang mendengar perkataan tersebut langsung menampilkan wajah jijiknya. Abang gue gila batinya.

***

Pagi ini hari pertama Mentari masuk sekolah di SMA Akademi Bangsa. Sekolah yang memiliki kepopuleran prestasi yang sangat baik, beruntung Mentari bisa lulus tes dan masuk di sekolah ini dengan nilai yang tinggi.

Mentari dan Samudra sudah selesai sarapan, mereka berdua berpamitan kepada orang tuanya dan bergegas menaiki mobil untuk menuju sekolahnya.

Tidak memerlukan waktu yang cukup lama, hanya butuh 10 menit Mentari dan Samudra sudah sampai di area parkiran Sekolah.

Ketika mereka keluar dari mobil, sepasang mata siswa dan siswi meliat mereka dengan tatapan yang heran.

Samudra yang sadar dengan tatapan itu, ia langsung menggandeng tangan Mentari dan membawanya ke ruang kepala sekolah untuk mengetahui kelas Mentari. Mengingat Mentari memulai semester 2 kelas X nya di Jakarta, sedangkan semester 1 nya ia di Yogyakarta.

"Permisi, bu ini saya bawa adik saya yang baru saja pindah." Ucap Samudra yang langsung mendapat senyuman dari Bu Riska kepala SMA Akademi Bangsa.

"Oh iya, Mentari Senjani Lembayung ya? Kamu berada di kelas X IPS 1. Silahkan kamu ke kelas, karena pelajaran akan di mulai, Samudra kamu kasih tau ya kelasnya dimana." Ucap bu Riska, lalu dibalas anggukan oleh Samudra.

Samudra pun menggandeng Mentari menuju lantai tiga tempat kelas X berada. Ketika mereka sedang berjalan melewati koridor kelas XI, banyak sekali yang mengomentari mereka, salah satunya.

"Siapa sih dia? Pacaranya ka Samudra? Centil banget sama pangeran gue." ucap salah satu cewe kepada temennya.

Mentari yang mendengar langsung menoleh ke wanita tersebut dan ia langsung paham, segerombolan wanita yang bisa dibilang caper alias cari perhatian dan mereka semua fans nya Samudra.

Mentari sudah berada di depan kelas X IPS 1. Namun ia heran koridor depan kelasnya sepi, seperti ada guru yang sudah masuk, padahal belum bel.

"Eh bang, ko kelas gue udah ada guru duluan sih, kan belum bel." tanya Mentari dengan heran.

Samudra pun langsung mengintip ke jendela kelas Senjani, dugaannya benar, dikelasnya diisi oleh guru Geografi yang selalu datang 5 menit sebelum bel.

"Yaudah ketok aja gapapa ko, Pak Uus emang suka kaya gitu, gue males ngeliat muka dia yang ada gue malah ngakak nantinya, dia juga paling males liat muka gue." Ucap Samudra lalu meninggalkan Mentari sendirian.

Mentari yang mendengarnya merasa heran, ada hubungan apa Pak Uus dengan Samudra? Ah sudahlah tidak usah di pedulikan.

Mentari mengetok pintu kelas tersebut, dan langsung dibuka oleh pak Uus. Mentari yang melihat pak Uus dengan kepala botak serta gigi yang maju, jadi ingin tertawa, namun ia urungkan niatnya karena ia tidak mau kena hukuman. Oh jadi ini alasan bang Sam tidak mau ketemu pak Uus. Batin Mentari

"Iya ada apa ya?" tanya pak Uus

"Saya murid baru pak, dan saya mendapat kelas saya disini." Jawab Mentari dengan jelas.

"Oh iya silahkan kamu masuk."

Mentari pun masuk ke kelas, kini ia menjadi pusat perhatian di kelas tersebut.

"Silahkan perkenalkan diri kamu."

"Perkenalkan, nama saya Mentari Senjani Lembayung, saya pindahan dari Yogyarakta, salam kenal kalian semua." Ucap Mentari dengan senyum yang manis

"Salam kenal juga Mentari." ucap murid sekelas bebarengan.

"Namanya Bagus cocok sama gue."

"idih, jangan mau sama daki gajah."

"Cantik banget, minta id linenya dong Mentari."

"Yee modus lo bambang, ama gue aja mending."

Begitulah sautan-sautan laki-laki dikelas tersebut kepada Mentari. Mentari yang mendengarnya hanya tersenyum.

"Tenang anak-anak, jika kalian mau kenalan nanti saja pas pelajaran bapak selesai, sekarang Mentari kamu duduk di sebelah bangku kosong dekat Meisa." Ucap pak Uus

"Terimakasih pak"

Mentari & BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang