Bab 5 'Ruang Kreatif'

143 16 0
                                    

Bel pulang sekolah sudah berbunyi, Mentari langsung mengemasi buku-buku yang berada di atas meja, lalu pergi meninggalkan kelas dan menuju tempat parkir untuk menemui Biru yang sedang menunggunya pulang.

Hari ini Mentari pulang sekolah bersama Biru, abangnya tidak bisa mengatarnya pulang karena ingin bermain terlebih dahulu.

"Biruuu!!!." Teriak Mentari dari koridor.

Biru yang mendengar langsung menoleh.

"Cepat naik, saya buru-buru." Ucapnya.

Mentari pun langsung menaiki motor vespanya Biru dan langsung memegang pinggang Biru.

Selama perjalanan, Biru membawa motor dengan kecepatan yang tinggi, Mentari takut dan ia langsung menegor Biru.

"Biru jangan kenceng-kenceng, gue takut."
Ucap Mentari ketakutan.

Biru tidak menjawab ucapannya, ia malah melepaskan tangan kirinya dan langsung mengambil tangan Mentari agar memeluknya.

Mentari tidak menolak, ia malah mengeratkan pelukannya karena Biru dengan sengaja menambahkan kecepatan motornya.

***

Mereka pun sampai di tempat tujuan.
Tunggu, ini bukan rumah Mentari. Ini adalah rumah-rumah seperti gubuk yang tidak layak untuk dihuni, yang berada di pinggiran pusat ibu kota. Mentari yang heran lalu bertanya kepada Biru.

"Biru, kenapa lo bawa gue kesini?" Tanya Mentari heran.

"Nanti juga kamu tahu." Jawab Biru dan langsung menggandeng tangan Mentari menuju ke sebuah gubuk besar berwarna merah, yang sengaja di cat bagus agar terlihat menarik. Diatas gubuk tersebut terdapat tulisan 'Ruang Kreatif'.

Ketika Mentari masuk kedalam gubuk tersebut, terdapat anak-anak yang langsung menyapanya dengan cengiran bahagianya.

Mentari yang melihat banyak anak kecil merasa senang, ia sangat suka anak kecil, ia langsung mengembangkan senyumnya.

"Halo Ka Biru dan Halo ka...??"

"Mentari". Jawab Biru.

"Halo ka Mentari" Ucap mereka bebarengan.

"Ka Mentari pacarnya ka Biru ya?Cieeee." Ucap anak kecil bernama Ucup, yang sedang berada di meja pojok gubuk.

"Ka Mentari jahat." Jawab salah satu perempuan yang berada di gubuk tersebut.

Mentari yang mendengar lantas bingung dan langsung menghampirinya.

"Aku jahat kenapa?" tanyanya.

"Ka Biru kan mau jadi pacar aku, tapi gapapa deh, kaka cantik jadi cocok" Ucap anak kecil tersebut dengan nada sedih.

Lantas Mentari yang mendengarnya langsung tertawa terbahak-bahak, ia tidak menyangka gadis kecil dengan rambut yang di kepang berbicara seperti itu.

"kamu itu masih kecil, gak boleh pacar-pacaran, lagi pula kita berdua ini sahabat." Ucap senjani sambil mengelus kepala gadis tersebut.

Biru yang melihatnya merasa senang, karena anak-anak yang berada di gubuk tersebut dapat menerima kehadiran Mentari.

Mentari masih bermain bersama anak-anak yang berada di gubuk tersebut dengan Biru. Mereka semua larut dalam kebahagiaannya, tanpa disadari hari semakin gelap dan matahari telah hilang dari cakrawalanya.

Tiba-tiba saja HP Mentari bergetar dan menampilkan sama Samudra di layar kaca tersebut. Mentari pun langsung izin agar ia keluar dari gubuk itu sebentar untuk mengangkat telfonnya.

'Halo bang kenapa?'
'Lo dimana sih? Udah jam berpa ini? Gue yang kena omel sama bunda, dia pikir lo ikut gue main tadi.'
'Oiya gue lupa ngabarin, maaf bangettt ya abang ganteng, ini gue mau pulang.' lalu Mentari mematikan telfonya.

"Yuk pulang." Ucap Biru tiba-tiba di belakang Mentari. Mentari yang mendengar lantas terkejut.

"Eh iya yuk, maaf ya gue gabisa lama-lama, bunda sama abang udah nyariin soalnya." Jelas Mentari kepada Biru.

"Gapapa, saya yang salah seharusnya saya izin dulu tadi sama bunda Resti, biar anaknya yang cantik ini gak usah di khawatirin." Ucap Biru.

Jelas perkataan Biru lagi-lagi membuat Mentari tersipu malu. Namun ia langsung menetralkan diri agar tidak terlihat malu di depan Biru.

"Sebelum pulang gue mau pamitan dulu ke anak-anak ya?" Tanya Mentari dan langsung mendapat anggukan dari Biru.

Mereka berdua pun berpamitan dan langsung menuju pulang menuju rumah Mentari.

***

Biru sudah sampai rumah Mentari, lalu Ia turun dari motor.

"Terima kasih Biru." Ucap Mentari.

"Sama-sama, salam buat Bunda, besok pagi berangkat ke sekolah bareng saya ya. Saya pulang dulu, selamat malam Mentari." Jawab Biru dan di balas senyuman oleh Mentari.

Ketika Biru ingin pergi, Mentari menahanannya.

"Biru, kalau mau ke Ruang Kreatif lagi ajak Mentari ya, Mentari seneng banget." Ucap Mentari, lalu Biru mengangguk setuju sambil mengacungkan ibu jarinya.

Akhirnya Biru pun pergi meninggalkan rumah Mentari. Biru senang karena Mentari bahagia karenanya, semoga kewajibannya untuk membahagiakan Mentari tidak mengecewakan.

***

Biru akhirnya sampai rumah, ia memarkirkan motornya di garasi rumahnya. Setelah itu, ia langsung memasuki rumahnya dan ingin menuju kamarnya di lantai dua.

Ketia ia ingin menaiki tangga, ia melihat Bunda sedang memasak sesuatu di dapur, sedangkan Ayahnya asik menonton televisi.

Ayahnya yang sadar akan kehadiran Biru didekat situ, akhirnya Biru menghampirinya.

"Dari mana kamu Biru?" Ucap Edi ayah Biru.

"Biasa yah." Jawab Biru lalu salim kepada Ayahnya dan duduk disebelahnya.

Bundanya pun datang sambil membawa makanan.

"Biru, ini makan, mama buat pancake kesukaan kamu." Ucap Maya bundanya.

"Makasih Bun, oiya Ayah sudah tau kalau Mentari pindah ke Jakarta?". Tanya Biru.

"Sudah, Ayah tau dari Hendra."

"Besok, bawa Mentari ke rumah. Bunda mau liat dia, mau meluk dia, mau cium dia, Bunda kangen." Ucap Bunda bahagia.

"Iya besok sepulang dari Rumah Kreatif, Biru izin sama bunda Resti supaya Mentari menginap disini." Jawab Biru sambil memakan pancakenya.

" Yaudah selesai makan kamu mandi gih, bau asem." ledek bundanya.

Biru sudah selesai makan dan sudah selesai mandi, kini ia berada di kamarnya. Ia langsung menghempaskan tubuhnya ke kasur dan tertidur lelap.

Mentari & BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang