BAB 17 'Jika semesta tahu bahwa kita memang seharusnya bersatu'

103 6 0
                                    

Hari inii Biru dan kawan-kawannya akan melakukan latihan futsal untuk mengikuti turnamen di sekolah lain. Mereka di izinkan untuk tidak mengikuti pelajaran hingga bel pulang sekolah tiba agar mereka fokus latihan saja.

"Kak Biru." Panggil adik kelas yang berada dibelakangnya ketika Biru dan teman-temannya sedang berjalan. Biru berhenti lalu menoleh kearahnya.

"maaf kak, gue cuma mau ngasih ini." Ucap adik kelas tersebut dan menyodorkan sebuah surat.

"Ini apa?" Jawab Biru dengan dingin.

"Itu kak surat undangan untuk ikut lomba futsal di SMA Pelita Nusantara." Jawab Adik kelas perempuan tersebut.

"oh gue udah tau, jadi gue ga butuh." Ucap Biru lalu meninggalkan adik kelas tersebut.

Teman-temannya menggelengkan kepalanya melihat sifat dinginnya Biru yang keluar ketika berinteraksi dengan orang yang tidak ia kenal.

"sini suratnya biar gue yang pegang, maafin Biru ya, lo sih lagian pake manggil Biru udah tau dia kaya gitu kenapa lo gak manggil gua aja kan sama-sama ganteng." Ucap Irul.

Adik kelas yang berada didepannya hanya terdiam lalu pergi meninggalkan Irul.

"Eh ko gue ditinggalin sih." Ucap Irul yang langsung disambut tawa oleh teman-temannya.

"Lagian ada cewek cakep dikit dideketin." Ucap Rama.

"Iri aja lu." Ucap Irul.

"Ayo samperin Biru." Ucap Dava.

Mereka semua ingin latihan memingat hanya beberapa hari lagi ia akan mengikuti turnamen besar yang diadakan di sekolah lain.

Mereka sampai di lapangan futsal ada pak Andi yang ingin membimbing mereka latihan.

"Pagi Pak." Ucap Dava lalu dibalas senyuman oleh pak Andi.

Biru sedang memakai sepatu begitupun yang lainnya ketika mereka sudah selesai mereka pun langsung melakukan pemanasan.

"Bagaimana kalian sudah tau kan lawannya siapa saja?" Tanya pak Andi.

Mereka mengangguk lalu mereka memulai melakukan permainan.

Biru mengoper bola kearah Dava lalu mengeshotnya kegawang.

Biru terlalu serius bermain hingga tak sadar ia sedang diperhatikan oleh perempuan yang berada di teribun.

"SEMANGAT BIRU." Teriak perempuan tersebut.

Biru menoleh lalu tersenyum, ia melanjutkan latihannya.

"Mentari ngapain kamu kesini, Memangnya kelas kamu tidak ada guru?" Tanya pak Andi.

"Hehehe gak ada pak, lagian saya bosen belajar terus tugas juga sudah saya selesaiin, jadi saya nonton mereka latihan aja gapapa kan pak?" Jawab Mentari.

"Yasudah tidak apa-apa, mau ikut bermain pun gak papa." Ucap Pak Andi.

"Beneran pak? Tanya Mentari.

Pak Andi hanya mengangguk. Lalu Mentari berlari kearah Biru.

"Mau ngapain?" Tanya Biru.

"Mau ikut main lah." Jawab Mentari.

"Emang bisa main futsal?" Tanya Rama.

Biru terdiam dan tersenyum ketika Rama bertanya Mentari bisa main futsal atau tidak.

Mentari menjauh lalu tak lama Biru menendang bola kearah Mentari.
Mentari langsung menggiring bola tersebut dengan lincah lalu menendangkannya nya kearah gawang yang dijaga oleh Irul, namun Irul tidak bisa menangkis bolanya maka bola tersebut masuk ke dalam gawang.

Mentari & BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang