Bab 16 'Langit sangat takut mengungkapkan perasaannya.'

76 10 0
                                    

Pulang sekolah sudah berlalu sejak tadi.
Hari ini Mentari harus menjaga Biru hingga sampai parkiran sekolah. Ia tidak mau kejadian yang kemarin akan terulang lagi.

Namun sebelum itu, Mentari ingin mengembalikan sweater yang ia pinjam milik Bagas.

"Biru tunggu disini sebentar ya." Ucap Mentari.

"Mau ngapain?" Tanya Biru.

Mentari terdiam, ia takut Biru marah jika ia tahu Mentari ingin mengembalikan sweater milik Bagas.

"Mau balikin sweater." Ucap Mentari.

"Sweater siapa?" Tanya Biru.

"Bagas." Ucap Mentari dengan wajah takut.

"Oh yaudah." Ucap Biru dengan jutek.

Mentari tahu Biru tidak suka jika Mentari menyebut nama 'Bagas.' dihadapannya, entah kenapa ia tidak mau bercerita kepadanya.

Mentari bergegas menemui Bagas lalu tak lama ia kembali dengan nafas yang terengah-engah.

"Sudah?" Tanya Biru.

Mentari hanya mengangguk, ia tahu lelaki yang dihadapannya ini sedang marah.

"Hari ini mau kemana?" Tanya Biru kepada Mentari.

"Memangnya mau kemana? Kamu kan lagi sakit lebih baik pulang saja." Jawab Mentari dan langsung duduk di mobil Biru.

Biru terdiam. Ia menyalakan radio mobilnya dan langsung melaju meninggalkan parkiran sekolah.

Selama perjalanan mereka hanya diam. Mentari benci dengan suasana hening.

"Biru jangan marah." Ucap Mentari. Lalu Biru menoleh kearahnya dan kembali menatap lurus.

Mentari bingung harus berbuat apa akhirnya ia tertidur lelap di sebelah Biru.

Biru yang sedang menyetir kini meminggirkan mobilnya terlebih dahulu dan membenarkan posisi tidur Mentari, ia manaruh kepala Mentari di pundaknya agar ia bisa menyender dengan aman lalu ia kembali melaju menuju suatu tempat.

Biru sudah sampai disuatu tempat, ia segera membangunkan Mentari. Ia mengelus pipi Mentari dengan pelan.

"Ini dimana?" Tanya Mentari setelah membuka matanya.

"Lihat ke jendela sudah ada yang menunggu mu." Jawab Biru.

Mentari terkejut melihat anak-anak yang berada di sekitar mobil mereka. Anak-anak tersebut merupakan anak pinggiran yang tidak bersekolah dan ia merupakan anak-anak kreatif.

Ketika Mentari turun dari mobil, ia langsung disambut dengan pelukan hangat dari anak-anak tersebut.

"Kami semua kangen dengan kakak." Ucap anak perempuan yang bernama Caca.

"Maaf kemarin tidak jadi bertemu dengan kalian, karena ada sesuatu yang harus di urus." Ucap Mentari.

"Ka Biru ko tumben pakai masker dan kacamata?" Tanya laki-laki yang bernama Ucup.

"Ka Biru sudah jijik ya ke tempat kami? Karena tempat kami bau dan banyak debu?" Lanjut Ucup.

"sttt, jangan bicara seperti itu, ka Biru memakai masker dan kaca mata karena dia sedang sakit." Jelas Mentari.

Mereka yang mendengar penjelasan dari Mentari, kini menoleh ke arah Biru.
Zahra anak kecil yang berada di dekat Mentari kini berlari ke arah Biru dan memeluk Biru dan di balas pelukannya oleh Biru.

"Ka Biru semoga cepat sembuh." Ucap Zahra dalam pelukan lalu melepasnya.

"terima kasih peri cantik." Ucap Biru.

Mentari & BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang